nusabali

Dirakit Sejak Agustus 2020 Lalu, Gunakan Mesin Motor ATV 125 CC

Warga Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng Ciptakan Replika Mobil Formula 1

  • www.nusabali.com-dirakit-sejak-agustus-2020-lalu-gunakan-mesin-motor-atv-125-cc

Sedikit demi sedikit bagian dan onderdil yang diperlukan dikumpulkannya hingga menjadi replika mobil balap F1, sedangkan dana yang dihabiskan sebesar Rp 30 juta.

SINGARAJA, NusaBali

Sebuah mobil dengan desain mentereng dan berbeda dari mobil pada umumnya belakangan menjadi pusat perhatian di wilayah Buleleng timur. Kendaraan bermotor berwarna merah putih dengan stiker salah satu merk rokok terkenal sering terekam warga wara-wiri di sepanjang jalan wilayah Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Mobil itu merupakan mobil replika Formula 1 Ferrari yang dibuat oleh Made Sandi Anom, 43, warga Banjar Dinas Banua, Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Pembuatan replika mobil balap ini diinisiasi Made Sandi sejak menjadi penggemar berat pembalap dunia Formula 1, Michael Schumacher.

Ditemui di rumahnya, Minggu (14/2), Made Sandi langsung menggeber baju lengan panjang yang bercorak seperti baju pembalap. Dia pun mengajak sejumlah awak media yang mendatanginya untuk melihat percobaan kendaraan yang dibuatnya dengan menghabiskan dana Rp 30 juta itu, di lapangan sepakbola tak jauh dari rumahnya.

Mobil yang dipacu mesin motor ATV 125 CC itu pun digeber setelah Sandi masuk dengan gaya khas pembalap F1. Kendaraan bermotor yang hanya muat untuk satu orang ini memiliki dimensi sepanjang 3,5 meter dengan lebar 1,3 meter.

Tamatan Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) Diana Pura Dalung, Badung, itu menuturkan niatnya membuat replika mobil F1 sudah ada sejak awal tahun 2000 lalu. “Awalnya karena saya suka nonton balapan di TV salah satunya balapan F1, idola saya Michael Schumacher. Karena pandemi saya pulang dan dapat libur lama, sehingga coba buat replikanya,” ucap Made Sandi yang sebelumnya adalah pekerja kapal pesiar ini.

Seluruh cita-citanya untuk memiliki replika mobil sang idola, dituangkan dan dibantu oleh temannya yang membuka bengkel las. Seluruh proses pembuatan dimulai sejak bulan Agustus 2020 lalu. Sedikit demi sedikit bagian dan onderdil yang diperlukan dikumpulkannya hingga menjadi mobil replika buatannya.

“Sejumlah bagian termasuk mesin dan beberapa onderdilnya saya beli di online, ada banyak, sehingga tidak sulit mengumpulkan alat yang diperlukan,” imbuh ayah dua anak ini. Meski tak memiliki basic otomotif, suami Ketut Budi Adnyani ini nekat saja. Kendaraan F1 dibangunnya dengan menggunakan mesin motor ATV 125 CC. Kemudian gardannya menggunakan gardan mobil carry. Sedangkan onderdil lainnya juga dari berbagai macam merk yang dipakai untuk menyesuaikan dengan dimensi mobil yang dibuatnya.

“Seling persnelengnya pakai seling mobil, karena awal pernah pakai seling motor putus, kemudian shockbreaker juga sempat diganti untuk menyesuaikan suspensinya, sparepart mesin pakai Supra,” kata anak bungsu dari 4 bersaudara buah cinta almarhum Nyoman Sijin dengan Ketut Kayun ini.

Sejak pembuatan rangka dan merakit mesin dan onderdil, Sandi memang mengalami sejumlah kesulitan untuk menemukan bagian yang cocok dipakai untuk model mobil F1-nya. Bahkan sebelum rangkanya rampung, dia sudah sempat mencoba beberapa kali untuk pengoperasian mesin motor dan mencari kelemahan-kelemahan di kendaraan roda empat kebanggaannya. “Uji coba mekanikalnya sudah sejak September 2020 lalu, belum sesuai bodynya sudah sempat dicoba untuk cari yang pas. Biasa kadang mogok karena busi basah, karbulator kotor. Yang paling susah menyeimbangkan stir karena masih manual belum power steering,” ucap Sandi.

Dari uji coba yang dilakukannya berkali-kali, akhirnya replika mobil F1 dengan kapasitas tangki bahan bakar pertalite 2,5 liter itu rampung diakhir tahun 2020 lalu. Dia pun mulai pamer mobil buatannya pada Januari 2021 lalu. Alumi SMAN 1 Singaraja angkatan 1997 ini sering berkendara dengan mobil F1 di sekitaran Desa Bila, Kubu. Beberapa kali juga pernah dikendarai hingga ke Desa Tajun, Desa Bukti di Kecamatan Kubutambahan dan Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng. “Paling jauh pernah dibawa ke Tajun. Kalau ke kota belum paling baru sampai Penarukan balik, karena tidak ada surat-suratnya. Mesinnya kan pakai ATV masuk kendaraan off road gak ada surat-suratnya,” kata dia.

Mobil yang dinamai Replika F1 ini dengan dimensi yang dibuat Sandi dan mobil menggunakan plat masih tergolong berat. Sehingga rata-rata kendaraan itu hanya bisa melaju maksimal 40 kilometer per jam. Sedangkan untuk bahan bakar menggunakan pertalite dicatat 1 liternya dapat menempuh 30 kilometer perjalanan. Sejumlah kelemahan yang tertanam di replika F1 milik Sandi, terutama soal kecepatan dan power steering. Dia bercita-cita ke depannya akan membuat satu versi lagi dengan menggunakan mesin mobil carry.

Selain menyempurnakan tampilan dan kecepatan, mobil masa depannya itu juga diharapkan dapat dibawa secara legal dengan dilengkapi surat kendaraan bermotor. “Maunya sih nanti buat satu lagi yang dari mesin carry, biar bisa buatkan surat-suratnya, jadi bisa bawa ke kota atau keliling Bali karena sudah ada surat jalan,” jelas pria 43 tahun ini. Sejuah ini dia pun merasa puas sebagai seorang penghoby otomotif dapat membuat replika mobil F1.

Selain itu kepuasan lain yang kadang membuatnya senang dan bangga, saat melintas dengan model mobil pada umumnya, banyak yang menaruh perhatian padanya. “Ada yang foto, ngerekam, kadang ada anak-anak pas saya lewat bawa ini mereka tepuk tangan gembira, ya senang juga, sebagai penghoby, kesenangan diri juga tersalurkan,” jelasnya.

Sementara itu sebelum membuat replika F1 Ferrari, Sandi juga pernah membuat motor drag FU, scooter mini yang dikendarai dengan cara berdiri. Sebagai penghoby dia mengaku akan memakai kendaraan bermotornya sebagai koleksi dan tidak diperjual-belikan. “Yang nawar sih belum ada, tapi sudah ada yang nanya habis berapa, mungkin karena tertarik juga,” tutup dia. *k23

Komentar