nusabali

Mabanten Tumpek Landep, Bale Dauh Terbakar

  • www.nusabali.com-mabanten-tumpek-landep-bale-dauh-terbakar

Bale dauh terdiri dari tiga kamar, paling utara berisi tembakau 10 gulung, tengah isi sepeda, paling selatan perlengkapan upakara. Semua hangus.

GIANYAR, NusaBali

Apes dialami I Gede Ambara, 47, warga Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar. Bale dauh yang terdiri dari 3 kamar ludes terbakar. Api diduga berasal dari percikan dupa saat korban mabanten Tumpek Landep pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (13/2).

Informasi dihimpun, mulanya Gede Ambara mabanten lengkap berisi dupa menyala di plangkiran dalam kamar paling utara sekitar pukul 11.00 Wita. Dalam plangkiran terdapat pula seikat padi dan sisa banten yang sudah kering. Sementara di lantai, berjejer dan bertumpuk 10 gulung tembakau kering siap jual. Percikan api dupa inilah yang diduga merembet hingga mengakibatkan kebakaran. Kobaran api dengan asap pekat membubung tinggi baru diketahui oleh korban sekitar pukul 12.15 Wita.

Gede Ambara sempat berupaya memecahkan kaca kamar dengan maksud melakukan pemadaman manual. Namun usahanya sia-sia, bahkan dia sempat terpeleset dan mengalami sejumlah luka. Warga sekitar yang melihat kepulan asap, segera mendatangi Posko Damkar Sukawati yang jaraknya sekitar 100 meter sebelah barat TKP.

Kasatpol PP dan Damkar Kabupaten Gianyar I Made Watha, mengatakan dua unit mobil Damkar dikerahkan. “Ada warga melapor langsung ke posko. Kebetulan dekat dengan TKP. Petugas langsung meluncur,” ucapnya.

Perlu waktu sekitar 1 jam lamanya untuk memadamkan api. “Sekitar pukul 13.00 Wita api sudah bisa dipadamkan,” imbuh Made Watha.

Sementara itu, Kapolsek Sukawati AKP I Made Ariawan ketika dikonfirmasi mengatakan kuat dugaan, api bersumber dari dupa usai korban Gede Ambara mabanten di plangkiran. “Sekitar pukul 11.00 Wita, korban sempat mabanten berkaitan dengan Hari Raya Tumpek Landep,” ujarnya.

Diduga, korban lupa mencabut dupa menyala pada plangkiran yang terbuat dari kayu dan juga terdapat padi yang diikat serta lulu banten yang sudah kering.

“Korban saat kejadian ada di rumah. Tapi mengetahui kebakaran setelah api besar. Korban berusaha memadamkan api dengan cara memukul kaca jendela sehingga korban mengalami luka di bagian tangan kanan,” tutur AKP Ariawan. Kerugian ditaksir mencapai Rp 30 juta.

Ditemui di lokasi, istri korban Ni Ketut Andriani, 47, mengaku kecolongan. Sebab, sebelum api berkobar dengan asap pekat mengepul, dirinya sempat melihat ada asap. “Saya pas mau keluar jemput anak. Saya lihat ada asap, tapi saya kira ada orang bakar sampah. Makanya saya tetap pergi,” ungkapnya.

Hanya berselang beberapa menit, Andriani dikabari bahwa rumahnya terbakar. “Saya baru sampai balai banjar jemput anak. Warga sudah ramai, bilang rumah saya terbakar. Saya langsung pulang,” ujarnya.

Dikatakannya, pokok benda yang terbakar berupa bale dauh ukuran 10 meter x 6 meter. “Yang terbakar, bale dauh terdiri dari tiga kamar. Paling parah kamar paling utara, berisi tembakau 10 gulung. Tengah isi sepeda, paling selatan perlengkapan upakara. Semua hangus,” ungkap Andriani.

Andriani juga semakin sedih, karena saat kejadian suami dan anak sulungnya ada di rumah. Tepatnya di bale delod. “Ada suami di rumah, tapi mungkin dalam kamar sehingga gak lihat ada api. Pas api sudah besar baru kami tahu. Suami juga sempat dobrak kaca sampai tangannya luka. Sempat terpeleset, kepalanya mengledag jatuh,” ungkapnya.

Karena mengalami luka-luka, sang suami, Gede Ambara, dibawa ke rumah sakit. “Suami masih di rumah sakit. Belum tahu dibawa ke rumah sakit mana, banyak yang antar,” ujarnya.

Pasca kebakaran, sejumlah warga membantu melakukan pembersihan. Tampak sisa-sisa tembakau yang luput dari lahapan api. *nvi

Komentar