nusabali

Banting Setir Jadi Pelukis dan Buka Bisnis Kafe Saat Pandemi Covid-19

I Gusti Ketut Puriartha alias Gus Krobo, Politisi Gerindra yang Tiga Kali Kalah Tarung dalam Pileg

  • www.nusabali.com-banting-setir-jadi-pelukis-dan-buka-bisnis-kafe-saat-pandemi-covid-19

Galeri mini dan usaha kafe yang dibuka Gus Krobo di rumahnya kawasan Banjar Petingan, Kelurahan Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Badung beberapa bulan lalu, kini jadi tempat nongkrong kalangan politisi

DENPASAR, NusaBali

Setelah tiga kali kalah tarung dalam Pileg, politisi Gerindra I Gusti Ketut Puriartha alias Gus Krobo, 56, banting setir mengadu peruntungan ke jalur seni dan kuliner. Gus Krobo kini getol jadi pelukis, membuka galeri, dan mengelola bisnis kafe di rumahnya kawasan Banjar Petingan, Kelurahan Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Galeri dan kafe yang dibuka di tengah pandemi Covid-19 tersebut, kini menjadi tempat nongkrong kalangan politisi hingga seniman.

Ditemui NusaBali di rumahnya yang disulap sebagai kafe dan galeri, Sabtu (6/2) sore, Gus Krobo bercerita panjang lebar soal kenapa sampai banting setir dari seorang politisi menjadi pelukis dan menekuni bisnis kafe. Menurut Gus Krobo, semua berawal dari pandemi Covid-19 yang merebak sejak Maret 2020 lalu.

Mantan Ketua DPC Gerindra Badung (2010-2015, 2015-2020) ini mengisahkan, ketika ada imbauan diam di rumah karena pandemo Covid-19, semua orang tidak leluasa ke mana-mana. Perekonomian pun terdampak. Partai politik juga tiarap, tidak ada kegiatan. Dalam situasi itu, Gus Krobo mengaku sering menonton channel YouTube. "Bosan nonton peristiwa politik, saya sering nonton sajian kuliner dan seni lukis setelah diam di rumah saja karena Covid-19,” kenang Gus Krobo.

Gus Krobo pun mulai iseng melukis foto wajah kawan-kawannya yang ada di akun medsos Facebook (FB). Bahkan, foto wajah istrinya, Sisilia I Gusti Ayu Raniti, 52, juga dilukis. "Pokoknya, iseng corat-coret saja menggunakan pensil. Saya melukis wajah kawan-kawan politisi di FB. Setelah jadi, hasilnya saya serahkan kepada kawan yang saya lukis. Nggak bayar alias gratis," papar politisi kelahiran 23 Februari 1965 yang menempuh pendidikan terakhir di Fakultas Pertanian Unud (angkatan 1984) ini.

Orang pertama yang wajahnya dilukis Gus Krobo adalah politisi Demokrat I Putu Suasta. Kemudian, dia melukis wajah Ketua DPC Gerindra Denpasar I Made Mulyawan Arya alias De Gadjah hingga Ketua Banteng Muda Indonesia (BPM) Bali  Nyoman Gede Antaguna. Gus Krobo juga tak sungkan melukis kawan lamanya, I Made Budiana, yang seorang pelukis. Dari sanalah kegiatan melukisnya semakin intens.

"Pak Made Budiana sempat mendatangi saya ke rumah. Katanya, lumayan saya ada bakat jadi pelukis. Kemudian, beliau ngajak saya jalan-jalan sampai ke kawasan Batur, Kintamani, Bangli mencari objek untuk dilukis. Sebelumnya, saya diajak beli peralatan melukis,” papar Gus Krobo.

“Waktu itu, saya sempat deg-degan juga diajak beli peralatan. Di saku saya cuma ada duit Rp 1 juta. Untunglah, beli peralatan lukis hanya Rp 800 ribu," lanjut politisi yang dulu wara-wiri berkesenian, termasuk di Sanggar Minum Kopi, bersama politisi PDIP I Ketut Boping Suryadi dan sederet penyair ini.

Atas saran Budiana dan kawan-kawan yang sudah dilukis wajahnya, Gus Krobo disarankan untuk memajang lukisan di galeri mini. Gus Krobo juga didorong melanjutkan profesi melukis. Bahkan, Gus Krobo disarankan untuk mengkolaborasikan galeri mini dengan kafe. Dari sanalah Gus Krobo kemudian menyulap rumahnya yang dibangun di atas lahas seluas 3 are menjadi kafe dan galeri.

Menurut Gus Krobo, galeri dan usaha kafe tersebut dibangun dengan modal awal sekitar Rp 75 juta. "Jadi, konsep galeri dan kafe ini disarankan oleh kawan-kawan. Ya, saya laksanakan. Kalau cari tempat lain, sewanya mahal. Ya, rumah sendiri saya sulap jadi galeri dan kafe," tegas Gus Krobo.

Untuk memperkuat bisnis kafe yang dikelolanya, Gus Krobo menggandeng mantan chef dari sebuah hotel berbintang di kawasan Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Seoatan, Badung. Gaji untuk chef itu sifatnya sukarela, karena masih dalam tahap merintis usaha.

"Kebetulan, chef ini kena PHK akibat pandemi Covid-19. Jadi, gajinya sukarela, tidak segede di hotel. Saya ajak dia merancang menu di kafe. Pokoknya, menu hotel bintang lima, dengan harga kaki lima," kelakar pria yang mengawali terjun ke politik dengan menjabat sebagai Ketua BMI Bali 2007-2010 merangkap Sekretaris Bidang Litbang DPD PDIP Bali 2007-2010 ini.

Selama hampir setahun eksis, kafe dan galeri mini milik Gus Krobo sering menjadi tempat nongkrong para politisi, termasuk anggota Dewan, hingga kalangan advokat dan seniman. Sejumlah anggota DPRD Badung dan DPRD Bali sering nongkrong berdiskusi dan mengadakan kegiatan di kafe milik Gus Krobo. Sedangkan seniman yang pernah nongkrong di sini, antara lain, mahaguru penyair Umbu Landu Paranggi.

"Kalau ada diskusi, kawan-kawan juga nongkrong di sini, cerita politiklah. Kawan-kawan LSM juga datang. Termasuk kawan-kawan jurnalis kerap nongkrong di sini," beber Gus Krobo, yang sempat menjadi Ketua LSM Manikayakauci Bali periode 1992-2007.

Adakah Gus Krobo total berhenti dari dunia politik? Menurut Gus Krobo, kalau berhenti sebagai politisi, tidaklah total. "Politik itu panggilan nurani. Kalau mengelola kafe dan galeri ini, urusan ekonomi-lah. Kalau berpolitik itu bagi saya, sampai akhir hayat tetap berpolitik. Urusan tidak menjadi seorang anggota Dewan, itu soal garis tangan. Setidaknya saya sudah pernah merasakan bertarung di Pileg," tegas Gus Krobo.

Gus Krobo sendiri sempat tiga kali maju tarung Pileg. Berawal dari Pileg 2004 ketika Gus Krobo maju tarung sebagai calonh anggota DPD RI Dapil Bali. Namun, dia gagal lolos karena kalah bersaing dengan Ida Ayu Agung Mas, Ida Bagus Agastia, I Nyoman Rudana, dan I Wayan Sudirta.

Dua tahun setelah gagal dalam Pileg 2004, Gus Krobo gabung ke PDIP atas ajakan Nyoman Adi Wiryatama (kini Ketua DPRD Bali) dan AA Ngurah Oka Ratmadi (mantan Ketua DPRD Bali) pada 2006. Setahun berikutnya, Gus Krobo dipercaya menjadi Ketua BMI Bali organisasi sayap partai PDIP.

Selama 4 tahun gabung di PDIP, Gus Krobo tidak pernah maju tarung dalam Pileg. Sampai kemudian dia loncat pagat ke Gerindra tahun 2010. Nah, bersama Gerindra, Gus Krobo sepat dua kali maju tarung sebagai caleg DPRD Badung, yakni dalam Pileg 2014 dan Pileg 2019. Namun sayang, Gus Krobo selalu gagal tembus kursi legislatif. *nat

Komentar