nusabali

Sipir Rutan Negara Tewas Gantung Diri di Belakang Mess

Diduga Depresi Akibat Penyakit Asam Lambung yang Tak Kunjung Sembuh

  • www.nusabali.com-sipir-rutan-negara-tewas-gantung-diri-di-belakang-mess

Musibah maut terjadi dalam persiapan pamelaspas rumah di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem ketika krama yang ikut metetulung tewas tersengat listrik saat menyambung kabel

NEGARA, NusaBali

Seorang petugas sipir Rutan Kelas II B Negara, I Ketut Yuliana, 53, ditemukan tewas gantung diri pada pohon mangga di belakang Mess Pegawai Rutan Negara, Jalan Wijaya Kusuma Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (7/2) sore. Dugaan sementara, petugas sipir asal Kelurahan Baler Bale Agung ini nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri, karena depresi akibat sakit asam lambung yang dideritanya tidak kunjung sembuh.

Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yogie Pramagita, mengatakan kematian tragis korban I Ketut Yuliana pertama kali diketahui oleh putrinya, Ni Made Meitha Candra, 19, Minggu sore sekitar pukul 15.30 Wita. Saat itu, gadis berusia 19 tahun yang tinggal terpisah bersama ibu dan saudra-saudaranya di Jalan Ayelir Gang I Kelurahan Baler Bale Agung, sedang menengok ayahnya di mess.

Made Meitha Candra terkejut melihat ayahnya ditemukan sudah tewas mengganting di dahan pohon nangka belakang Mess Rutan Negara. Sang sipir penjara berusia 51 tahun ditemukan menjerat leher menggunakan selendang yang dikaitkan ke ranting pohon.

Terkejut dan panik melihat ayahnya tewas menggantung, Meitha Candra pun berteriak minta tolong. Terikan Meitha Candra didengar oleh seorang pedagang di depan Rutan Negara, Suyadi, 26. Selanjutnya, pedagang asal Desa Pangkung Dedari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana ini langsung naik ke atas pohon mangga untuk bantu menurunkan korban Ketut Yuliana.

Saksi Suyadi pula yang melepaskan selendang yang melilit di leher korban dan terikat ke ranting pohon mangga. Selanjutnya, korban diturunkan dari atas pohan mangga dengan dibantu para tetangga. Setelah berhasil diturunkan, korban Ketut Yuliana langsung dilarikan ke RSUD Negara. Namun, saat dibawa ke RSUD Negara, korban ulahpati ini sudah dipastikan meninggal dunia.

Menurut AKP Yogie, sesuai hasil visum di RSUD Negara, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Hanya ditemukan luka jejas di leher. Korban Ketut Yuliana disimpulkan meninggal akibat gantung diri, karena keluar cairan pada kemaluan, sementara lidahnya menjulur. "Korban diduga kuat meninggal murni karena gantung diri," jelas AKP Yogie.

Sementara, dari keterangan pihak keluarga, korban Ketut Yuliana memiliki riwayat sakit asam lambung yang sudah lama diderita dan tidak kunjung sembuh. Jadi, korban diperkirakan nekat gantung diri karena depresi akibat penyakit asam lambungnya itu. Korban juga sering mengeluh telinganya mendengung.

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga telah mengiklaskan meninggalnya korban Ketut Yuliana. Mereka menolak dilakukan otopsi. "Jenazah korban sudah langsung kita serahkan kepada keluarganya," tandas AKP Yogie.

Korban Ketut Yuliana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Hingga tadi malam, jenazah korban gantung diri ini masih dititipkan di RSUD Negara.

Sementara itu, peristiwa maut terjadi saat persiapan upacara pamelaspas rumah yang baru dibangun milik keluarga I Ketut Bagus, 46, di Banjar Kebon Tumbu, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Minggu siang pukul 11.30 Wita. Ipar pemilik rumah, I Gede Putra, 41, tewas kesetrum listrik saat menyambung kabel.

Informasi di lapangan, korban Gede Putra siang itu metetulung (bantu-bantu) persiapan upacara pamelaspas rumah Ketut Bagus bersama I Made Sukantiyasa, 56. Seperti halnya korban Gede Putra, Made Sukantiyasa juga merupakan ipar dari pemilik rumah. Gede Putra dan Made Sukantiyasa pula yang sebelumnya menggarap pembangunan rumah Ketut Bagus.

Minggu kemarin, korban Gede Putra berusaha menyambungkan aliran listrik dari rumahnya yang berjarak sekitar 75 meter. Karena hari sudah siang, korban Gede Putra bersama Made Sukantiyasa dan sang tuan rumah, Ketut Bagus, istirahat makan.

Usai makan, korban Gede Putra langsung melanjutkan pekerjaannya di belakang rumah untuk menata kabel listrik. Sedangkan Made Sukantiyasa melanjutkan bantu membersihkan bulu ayam yang disembelih untuk kepentingan upakara. Tanpa ada yang tahu, korban Gede Putra tiba-tiba kesetrum listrik di belakang rumah.

Kematian tragis Gede Putra pertama kali diketahui pemilik rumah, Ketut Bagus, ambil tutup panci ke belakang rumah. Ketut Bagus terkejut menyaksikan korban Gede Putra tergeletak dalam posisi telungkup. Saat tubuhnya dibalikkan, wajah korban terlihat darah dan telapak tangan kirinya mengalami luka bakar.

Ketut Bagus pun berteriak minta tolong. Korban Gede Putra yang sudah meninggal kemudian dievakuasi dan ditidurkan di rumah Ketut Putra. Selanjutnya, istri korban, Ni Ketut Ariani, 32, melaporkan peristiwa maut ini ke Polsek Karangasem. Tak lama berselang, petugas kepolisian yang dipimpin langsung Kapolsek Karangasem, Kompol I Wayan Suberata, terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP seraya mengajak petugas medis dari Puskesmas Karangasem II, dr Angga.

Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan luar, korban Gede Putra disimpulkan meninggal karena tersengat aliran listrik. "Korban meninggal dengan luka bakar di beberapa bagian tubuhnya," ujar Kapolsek Kompol Wayan Suberata.

Korban Gede Putra sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Ketut Ariani dan dua anak yang masih kecil-kecul. Jenazah korban tersengat listrik ini rencananya akan dikuburkan di Setra Desa Adat Tumbu pada Anggara Umanis Landep, Selasa (9/2) besok.  *ode,k16

Komentar