nusabali

'Mapitulung adalah Bagian dari Internalisasi Konsep Tat Twam Asi'

Koordinator Stafsus Presiden Jadi Pembicara Webinar FA KMHDI

  • www.nusabali.com-mapitulung-adalah-bagian-dari-internalisasi-konsep-tat-twam-asi

JAKARTA, NusaBali
Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden RI AAGN Ari Dwipayana menjadi pembicara kunci webinar bertajuk ‘Spirit Tat Twam Asi Dalam Mengatasi Pandemi Covid-19’, Sabtu (6/2) siang.

Dalam webinar dalam rangka Rapat Koordinasi Nasional Forum Alumni Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (FA KMHDI), itu Ari Dwipayana menekankan bagaimana pandemi atau gering agung Covid-19 menimbulkan bencana kemanusiaan.

Ari Dwipayana menyatakan, perekonomian dunia terkontraksi sangat dalam, banyak usaha terhenti, PHK di berbagai sektor, bertambahnya pengangguran, dan memperdalam angka kemiskinan. Merespons dampak yang ditimbulkan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan tiga strategi yang dijalankan secara simultan. Strategi tersebut adalah Tri Sula.

“Yaitu pengendalian penyebaran Covid-19 dan penanganan dampak kesehatan, program perlindungan sosial, serta pemulihan ekonomi,” ujar Ari Dwipayana dalam keterangan tertulisnya, Sabtu kemarin.

Penanganan kesehatan menjadi prioritas utama Presiden Jokowi. Namun penanganan dampak kesehatan tidak berdiri sendiri. Melainkan harus dikerjakan bersamaan dengan penerapan jaring perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kondisi ekonomi saat ini mulai membaik. Itu menjadi hal positif untuk bersama-sama menanggulangi pandemi Covid-19. Oleh karenanya, partisipasi masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan pandemi Covid-19. Caranya dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Bagi Ari Dwipayana, itu merupakan salah satu penerapan nilai Tat Twam Asi.

“Sebagai wujud realisasi nilai-nilai Tat Twam Asi dalam menghadapi pandemi Covid-19 yaitu dengan sikap melindungi diri. Melindungi diri sendiri, berarti kita melindungi sesama. Dengan melakukan disiplin protokol kesehatan pula, kita menjaga diri sendiri dan orang lain untuk sama-sama sehat dan terhindar dari tertular Covid-19,” papar Ari Dwipayana.

Selanjutnya menerapkan strategi pembatasan berbasis lokal atau mikro baik di tingkat RT dan RW guna menekan laju kasus positif Covid-19. Tak ketinggalan meningkatkan solidaritas sosial seperti aksi Jogo Tonggo di Jawa Tengah dan Chantelan di Jogjakarta. Aksi itu membuat masyarakat lebih peduli untuk saling menolong antarsesama.

“Konsep mapitulung atau membantu sesama dengan ikut memberikan bantuan sosial adalah bagian dari internalisasi konsep Tat Twam Asi dalam kehidupan umat Hindu sehari-hari,” jelas Ari Dwipayana.

Begitu pula dengan membeli dan menggunakan produk dalam negeri untuk mendorong bergeraknya demand dan supply. Misal, kata tokoh Puri Kauhan Ubud, ini membeli produk pangan dari petani, sayur, buah-buahan, dan lainnya. Kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang susah dan membutuhkan sehingga bisa bersama-sama keluar dari pandemi Covid-19 ini. *k22

Komentar