nusabali

Awas, Tinggi Gelombang Capai 5 Meter!

  • www.nusabali.com-awas-tinggi-gelombang-capai-5-meter

2 - 3 hari ke depan (hingga Sabtu), patut diwaspadai para nelayan, pelaku wisata bahari, pengguna transportasi air, maupun warga yang tinggal di pesisir.

NEGARA, NusaBali
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau adanya potensi gelombang setinggi 5 meter di perairan selatan Bali, termasuk Jembrana. Selain itu, Februari 2021 ini, diperkirakan menjadi puncak musim hujan. Selain itu, potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir menyambar.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kabupaten Jembrana, Agit Setioko, Rabu (3/2), mengatakan sejak beberapa hari terakhir ini, terpantau potensi gelombang tinggi dari adanya fenomena pertemuan angin di sekitar perairan selatan Bali. Di wilayah perairan selatan Bali, termasuk perairan selatan Jembrana, ada potensi gelombang yang bisa mencapai setinggi 5 meter. Begitu juga di wilayah perairan Selat Bali, ada potensi gelombang setinggi 3,5 meter.

Menurut Agit, potensi gelombang tinggi itu, bisa terjadi sampai 2 - 3 hari ke depan hingga Sabtu (3/2) nanti. Seiring dengan pertemuan angin di perairan selatan Bali yang kemungkinan sudah akan beralih ke utara, dan menjauhi wilayah Bali. “Setelah itu, kemungkinan tinggi gelombang sudah akan kembali normal. Jadi, 2 - 3 hari ke depan (hingga Sabtu), patut diwaspadai para nelayan, pelaku wisata bahari, pengguna transportasi air, maupun warga yang tinggal di pesisir,” ucapnya.

Sedangkan terkait puncak musim hujan pada Februari ini, Agit mengatakan perlu diwaspadai adanya potensi hujan lebat yang bisa sewaktu-waktu disertai angin kencang dan petir. Termasuk masih ada potensi pertumbuhan awan konvektif maupun awan kumulonimbus (pemicu badai petir) berupa gumpalan awan gelap yang bisa disertai hujan badai hingga angin puting beliung.

“Potensi awan kumulonimbus tetap ada. Karena suhu permukaan laut masih cukup hangat, dan otomatis penguapan yang terjadi masih cukup besar. Penguapan itu yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif maupun awan kumulobimbus itu. Kalau sudah ada tanda-tanda gumpalan awan gelap, lebih baik langsung menghindar,” ujar Agit. *ode

Komentar