nusabali

Pemeliharaan Terumbu Karang Terhalang Cuaca Buruk

  • www.nusabali.com-pemeliharaan-terumbu-karang-terhalang-cuaca-buruk

SINGARAJA, NusaBali
Pemeliharaan terumbu karang yang baru diterjunkan di perairan Buleleng pada Desember 2020 lalu, terhadang cuaca buruk.

Cuaca yang tak menentu seperti hujan lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi membuat perawatan ribuan struktur terumbu karang terpaksa ditunda hingga cuaca kembali membaik.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (KKP) Kabupaten Buleleng  Gede Melandrat, mengakui pemeliharaan terumbu karang saat ini belum bisa dilakukan karena terkendala cuaca dan gelombang pasang. “Hal ini karena faktor sasih kawulu, yang diprediksi akan terjadi selama sebulan ke depan,” kata Gede Melandrat saat dikonfirmasi, Senin (1/2) siang.

Gede Melandrat menyebutkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI sejatinya sudah menyusun langkah-langkah pemeliharaan puluhan ribu terumbu karang. Hal ini melibatkan masyarakat pesisir dan penyelam yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) di 6 desa. Namun program tersebut hingga saat ini belum bisa dieksekusi.

“Rencana kegiatan pemeliharaan sebagai langkah lanjutan yang dibutuhkan sudah ada, nanti akan dibantu sarana dan prasarananya oleh KKP. Ini komitmen di awal yang sudah diperhitungkan. Kami tinggal menunggu waktu intensitas cuaca dan gelombang kembali membaik,” beber Gede Melandrat.

Jika cuaca sudah membaik, para penyelam atau diver yang tergabung dalam Pokmaswas akan terjun mengecek kondisi terumbu karang. “Mungkin kondisi cuaca saat ini juga berakibat pada terumbu karang yang sudah ditanam, misalnya lepas dari struktur dan klaster yang kemarin dibentuk,” ungkap Gede Melandrat.

Pemeliharaan yang dilakukan di antaranya membersihkan hama, sampah plastik, hingga lumpur yang menempel di terumbu karang. Lumpur yang dibawa gelombang bisa menjadi penghalang tumbuhnya terumbu karang. “Yang rawan adalah lumpur, biasanya di perairan yang menjadi muara sungai seperti di Desa Tukadmungga,” katanya.

Pihak Dinas KKP Buleleng selaku pembina program Indonesia Coral Reef Restoration (ICRG) di Buleleng telah berkoordinasi dengan Pokmaswas di 6 desa yang menjadi lokasi penanaman terumbu karang. “Masyarakat pesisir yang lebih aktif. Mereka yang lebih tahu teknis pemeliharaannya,” tutur Gede Melandrat.

Pihaknya tidak mau mengambil risiko tinggi dengan menerjunkan penyelam di tengah cuaca tidak menentu. “Kami tidak ingin kehilangan diver, dengan kondisi alam yang membahayakan keselamatan mereka. Saat ini sudah ada ratusan diver profesional yang siap melakukan perawatan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Gede Wiadnyana, mengakui saat ini perawatan terumbu karang di pesisir Pantai Penimbangan ditunda sejak pertengahan Januari karena kondisi cuaca. “Kalau pengalaman kami biasanya hingga bulan Maret (kondisi cuaca tidak bagus, Red). April baru bisa beraktivitas lagi,” ucapnya.

Pokmaswas Penimbangan Lestari yang beranggota 10 orang nantinya akan melakukan perawatan setelah cuaca kembali membaik. “Kalau sudah aman cuacanya kami akan memperbaiki posisi struktur yang dihempas gelombang, menyulam karang, dan membersihkan sampah yang menyangkut,” kata Gede Wiadnyana. *m

Komentar