nusabali

Satgas Siapkan Tim Pemantau

Perayaan Hari Raya Pagerwesi di Saat Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-satgas-siapkan-tim-pemantau

Pengawasan difokuskan di setra, lantaran perayaan Hari Raya Pagerwesi di Buleleng dijadikan momen untuk mengunjungi makam keluarga.

SINGARAJA, NusaBali

Tim Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng pada Rabu (3/2) hari ini akan melakukan pengawasan khusus perayaan Hari Raya Pagerwesi yang jatuh  pada Buda Kliwon Sinta. Hal ini untuk menekan angka penularan pada klaster upacara adat atau upacara agama. Pengawasan dan pengetatan akan difokuskan di setra-setra kawasan perkotaan, untuk mengurai krama yang menghaturkan soda di makam keluarganya.

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, menjelaskan memutuskan fokus pengawasan di setra, lantaran perayaan Hari Raya Pagerwesi di Buleleng dijadikan momen untuk mengunjungi makam keluarga. Kegiatan kunjungan ke setra ini biasanya dilakukan setelah warga melangsungkan persembahyangan di pura dadya dan sanggah kemulan.

“Pengawasan tempat upacara besok (hari ini) khusus di setra. Karena di Buleleng saat Pagerwesi di setra yang ramai. Dari kemarin tim gabungan Satpol PP, bersama TNI Polri sudah mengurai kerumunan jelang hari raya,” jelas Suyasa yang juga Sekda Buleleng, Selasa (2/2).

Seluruh krama yang datang membawa sesajen ke makam leluhurnya wajib menaati protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak selama melakukan ritual di makam keluarga.

Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini mengatakan penerbitan surat edaran yang mengatur pelaksanaan upacara adat maupun upacara agama, tidak melarang orang bersembahyang. Tetapi lebih pada penguraian kerumunan dan membatasi kapasitas orang di suatu tempat.

Khusus pelaksanaan persembahyangan di pura, menurut Suyasa, berbeda dengan pelaksanaan upacara adat yang dilangsungkan terencana. “Kalau orang sembahyang kan tidak ada undangan, melainkan kesadaran. Ini berbeda halnya dengan undangan di upacara pernikahan, ulang tahun, dan lainnya. Hanya saja kita mengatur supaya tidak sampai terjadi kerumunan,” tegas Suyasa.

Perayaan Hari Raya Pagerwesi hari ini diharapkan dapat diatur oleh pangempon pura masing-masing. Ketika pamedek yang berada di areal utama mandala sudah mencapai 50 persen, maka pamedek yang datang belakangan diarahkan untuk mengantre. Mereka diatur bersembahyang dengan sistem gelombang.

Sementara itu, perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng hingga Selasa (2/2) kemarin ditemukan 15 kasus konfirmasi positif. Namun penambahan kasus itu dipastikan Suyasa tak ada kaitannya dengan klaster LPD Desa Pegadungan.

Meski kondisi terkini di Desa Pegadungan nihil penambahan kasus baru, Suyasa menekankan agar tidak mengendorkan disiplin masyarakat setempat. Seluruh warga Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, tetap akan menjalani masa pengawasan dan pengetatan hingga Sabtu (13/2) mendatang sesuai dengan yang telah diputuskan Satgas kabupaten. Selain pengawasan aktivitas warga keluar masuk desa, juga diterapkan pembatasan waktu buka tutup usaha dan transaksi ekonomi,  maksimal hanya sampai pukul 20.00 Wita, selama dua pekan penuh. Satgas akan kembali mengevaluasi setelah dua pekan berlangsung pengawasan dan pengetatan dilihat dari perkembangan penularan kasus yang terjadi di wilayah itu.

“Setelah 14 hari baru akan diputuskan apakah dapat dibuka kembali, seperti di Kelurahan Banyuning dan Pancasari yang sudah menjalani pengetatan dan pengawasan sebelumnya,” tutur birokrat asal Tejakula ini.

Sementara belasan orang yang terkonfirmasi positif itu, 6 orang dari Kecamatan Buleleng, 3 orang dari Kecamatan Banjar, 2 orang masing-masing dari Kecamatan Busungbiu dan Gerokgak, dan 1 orang masing-masing dari Kecamatan Kubutambahan dan Sawan.

Di hari yang sama Satgas kabupaten juga mencatatkan 25 orang pasien yang dinyatakan sembuh. Sebanyak 13 orang dari Kecamatan Sukasada, 6 orang dari Kecamatan Buleleng, 4 orang dari Kecamatan Banjar, dan 1 orang asing-masing dari Kecamatan Seririt dan Gerokgak.

Selain itu, satu pasien Covid-19 asal Kecamatan Buleleng dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (2/2). Perempuan berumur 61 tahun ini dirawat di RSUD Buleleng sejak Minggu (31/1) lalu karena mengalami gejala lemas, batuk, demam, nafsu makan dan minum menurun, serta tercatat memiliki komorbid diabetes dan TB Paru.

Fluktuasi kasus Covid-19 Buleleng membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif sebanyak 1.797 orang, yang 1.552 orang di antaranya dinyatakan sembuh, 80 orang meninggal dunia, dan 165 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit maupun karantina hotel. *k23

Komentar