Sepanjang 2020 Tercatat 405 Orang Meninggal Lakalantas
DENPASAR, NusaBali
Direktorat Lalu Lintas Polda Bali mencatat sebanyak 405 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas sepanjang 2020.
Jumlah tersebut mengalami penurunan 25 persen dari 2019, yakni sebanyak 540 jiwa meninggal dunia.
Direktur Lalu Lintas Polda Bali Kombes Pol Indra mengatakan prihatin dengan tingginya angka kecelakaan ini. Meski terjadi penurunan namun menurutnya jumlah yang meninggal itu terbilang tinggi. Lebih prihatin lagi, para korban lebih banyak yang masih usia produktif.
“Berbagai upaya sudah kita lakukan untuk menekan angka lakalantas. Mulai dari kegiatan sosialisasi hingga penegakan hukum. Angka lakalantas masih saja tinggi. Saya sangat prihatin,” ujarnya, Selasa (2/2).
Menurutnya kecelakaan lalu lintas terjadi diawali dengan adanya pelanggaran. “Ketika berkendara jangan takut polisi. Takutlah dengan pelanggaran. Karena pelanggaran yang dilakukan mengancam nyawa. Bisa membuat lakalantas atau orang lakalantas,” kata Kombes Indra.
Perwira asal Padang, Sumatera Barat ini mengungkapkan ada dua karakter yang dimiliki masyarakat Indonesia pemicu terjadinya lakalantas. Pertama, masyarakat bisa berkendara, tapi tidak paham aturan. Kedua, masyarakat bisa berkendara, paham aturan tapi tidak tertib di jalan raya.
Masalah lalu lintas, menurut Kombes Indra, sudah diatur secara jelas dalam UU No 22 Tahun 2009. Aturan yang dibuat untuk menciptakan ketertiban sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman. “Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan, urat nadi perekonomian, dan cermin budaya bangsa,” tandasnya. *pol
“Berbagai upaya sudah kita lakukan untuk menekan angka lakalantas. Mulai dari kegiatan sosialisasi hingga penegakan hukum. Angka lakalantas masih saja tinggi. Saya sangat prihatin,” ujarnya, Selasa (2/2).
Menurutnya kecelakaan lalu lintas terjadi diawali dengan adanya pelanggaran. “Ketika berkendara jangan takut polisi. Takutlah dengan pelanggaran. Karena pelanggaran yang dilakukan mengancam nyawa. Bisa membuat lakalantas atau orang lakalantas,” kata Kombes Indra.
Perwira asal Padang, Sumatera Barat ini mengungkapkan ada dua karakter yang dimiliki masyarakat Indonesia pemicu terjadinya lakalantas. Pertama, masyarakat bisa berkendara, tapi tidak paham aturan. Kedua, masyarakat bisa berkendara, paham aturan tapi tidak tertib di jalan raya.
Masalah lalu lintas, menurut Kombes Indra, sudah diatur secara jelas dalam UU No 22 Tahun 2009. Aturan yang dibuat untuk menciptakan ketertiban sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman. “Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan, urat nadi perekonomian, dan cermin budaya bangsa,” tandasnya. *pol
Komentar