Ketua Asprov PSSI Akui Sepakbola di Bali Menurun

Hal itu karena adanya larangan kerumunan, sehingga jumlah latihan pun sangat terbatas. Akibatnya, kualitas skill dan teknik pemain pun menurun, baik di SSB maupun klub.

"Secara umum kami akui perkembangan sepakbola di Bali menurun. Hal itu tidak hanya terjadi di Bali. Tapi secara nasional memang demikian. Pembinaan sepakbola di Indonesia memang mengalami penurunan," kata Ketua Umum Asprov PSSI Bali Ketut Suardana, Minggu (31/1).

Menurut Ketut Suardana hal itu juga berpengaruh pada pihaknya untuk selalu hati-hati mengambil kebijakan. Namun dia berharap, semua atlet sepakbola selalu disiplin dan memahami ketentuan antisipasi penyebaran Virus Corona yang meningkat. Pemain sepakbola, kata Suardana, harus membatasi diri dan lebih banyak latihan mandiri.

"Jangan sampai berkerumun, semua pihak harus kontribusi agar Virus Corona segera mereda. Dan disatu sisi stamina dan skill harus tetap terjaga dengan baik. Maka jawabannya harus disiplin dan tetap patuhi protokol kesehatan dengan baik," kata Suardana, yang asal Ubud Gianyar itu .

Banyaknya sparing antarklub, kata Suardana, pihaknya sering mengingatkan agar jangan terjadi kerumunan. Apalagi situasi pariwisata yang kian terpuruk ini. Kalau pancemi Covid-19 Bali tidak segera hilang dari Bali, maka kepercayaan masyarakat internasional akan menurun.

"Mudah-mudahan saja klub maupun SSB yang selama ini rutin sparing di Bali tidak ada terpapar Covid-19. Sehingga tidak memicu klaster baru dari penyebaran Covid-19 dari Cabor sepakbola. Terutama klub - klub yang sering menjalani ujicoba di tingkat bawah. Harapannya semua dalam keadaan terbebas dari Virus Corona," kata Suardana.

Menurutnya, himbauan diberikan kepada semua Askab dan Askot PSSI di Bali. Untuk membatasi latihan ditempat umum. Dan lebih mengutamakan latihan mandiri saja untuk senyata waktu. *dek