nusabali

Pura Dalem Bebetelan Menguntur Dambakan Renovasi

Diempon 2 KK, Kondisi 6 Palinggih Rusak

  • www.nusabali.com-pura-dalem-bebetelan-menguntur-dambakan-renovasi

GIANYAR, NusaBali
Pura Dalem Bebetelan Menguntur di Desa Adat Dlodtukad, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, lokasinya persis di kiri jalan pintu masuk Kabupaten Gianyar dari arah Tohpati, Denpasar Timur.

Pura di atas lahan 2 are ini tampak jelas dari jalan raya. Kondisinya sangat sederhana.  Palinggih masih menggunakan batu bata, kayunya mulai lapuk termakan usia.


Bagian atap pun masih berupa asbes. Kondisi ini cukup timpang dibandingkan pura lain di kawasan bumi seni Gianyar. Pura di Gianyar umumnya beratap ijuk atau minimal genteng dengan ornamen ukiran maprada dan terkesan mewah.

Pamangku Pura Dalem Bebetelan Menguntur, Jero Mangku I Made Sutanaya,60, ditemui Rabu (27/1), mengatakan Pura Dalem ini bukan khayangan tiga. Pura ini hanya diempon 2 KK, yakni Jero Mangku Made Sutanaya dan saudara misannya, I Wayan Sampun. Meski bukan berstatus khayangan tiga, pura ini diakui keberadaannya oleh desa adat setempat.

Jero Mangku Sutanaya mengatakan pura ini diwariskan secara turun-temurun sejak zaman kerajaan. "Awalnya berupa pundukan, secara bertahap dibangun oleh leluhur kami," jelasnya.

Renovasi terakhir dilakukan sekitar tahun 1989. "Tahun 1989 atapnya ambengan diganti dengan asbes," jelasnya. Setelah 30 tahun lebih hingga kini, pangempon Pura Dalem Bebetelan ini tak sanggup merenovasi. "Ya, karena keterbatasan kami sebagai pangempon. Syukur-syukur bisa kami rawat secara niskala lewat banten, ngodalin tiap enam bulan. Tapi jujur secara sekala kami belum bisa merenovasi," ungkapnya.

Upaya permohonan bantuan sejatinya telah dilakukan. Hanya saja, Jero Mangku Made Sutanaya mengaku tidak pernah tembus. "Entah apa penyebabnya. Seingat saya sudah tiga kali ajukan proposal ke kabupaten, sampai saat ini belum ada respon," ujarnya.

Renovasi pura, kata Jero Mangku Sutanaya sangat mendesak dilakukan. Terutama untuk 6 palinggih terdiri dari palinggih Panyawangan, Pangaruman dan Gedong Panyimpenan. "Kondisinya sudah rusak. Bagian pondasi sudah terkikis, kayunya sudah lapuk dan reot. Juga atapnya, kami berharap sekali bisa diganti. Ijuk terlalu mahal, bisa diganti genteng saja sudah syukur," ujarnya. Jero Mangku pun mengaku malu memiliki pura di pintu masuk Gianyar dalam kondisi rusak.

Pujawali di pura ini digelar setiap Umanis Galungan atau Wraspati Umanis Dungulan. Banten upakara hanya dipersiapkan oleh 2 KK, tanpa gong. "Sejak turun-temurun kami juga belum pernah makarya," kenangnya. Sepengetahuan Jero Mangku Sutanaya, Pura Dalem Bebetelan Menguntur ini merupakan pura pertama yang ada di Desa Batubulan. Hanya saja, Jero Mangku tidak mengetahui pasti asal usul termasuk makna Dalem Bebetelan Menguntur. "Ada 20an palinggih. Perbaikannya selalu kami upayakan bertahap. Seandainya ada donatur, akan sangat membantu," harap bapak 3 anak ini.

Dijelaskan pula, Pura yang lebih cocok disebut dengan Pura Panti ini memiliki palinggih unik. Diantaranya palinggih Wong Samar, Memedi dan Penyarikan. "Kalau ada orang hilang, sanak saudaranya datang ke pura ini. Nunas ica ring palinggih Wong Samar, agar segera ditemukan. Sudah banyak yang terbukti, setelah sembahyang disini akhirnya ketemu. Meskipun dalam kondisi tak bernyawa lagi," jelasnya. Kedatangan pamedek yang nunas ica ini pun tak bisa diprediksi. "Karena mereka datang sesuai petunjuk niskala. Jika nunasang di balian, bisa diarahkan kesini," jelasnya. Pada palinggih Panyarikan, biasanya didatangi orangtua yang anaknya gelisah. "Anak kecil yang sering nangis terus, dipintonin di palinggih Panyarikan ini. Jadi sebenarnya pura ini fungsinya sebagai pura matetambahan (pengobatan)," ujarnya. *nvi

Komentar