nusabali

Komisi III Panggil Direksi Perumda Air Minum Tirta Mangutama

Bahas Isu Kerugian Perusahaan Sebesar Rp 13,8 Miliar

  • www.nusabali.com-komisi-iii-panggil-direksi-perumda-air-minum-tirta-mangutama

MANGUPURA, NusaBali
Komisi III DPRD Badung, menggelar rapat kerja (raker) bersama jajaran Direksi Perumda Air Minum Tirta Mangutama, membahas salah satunya isu kerugian perusahaan sebesar Rp 13,8 miliar.

Rapat dipimpin Ketua Komisi III DPRD Badung I Putu Alit Yandinata didampingi Wakil Komisi III I Wayan Sandra, anggota Komisi III Made Retha, Komang Tri Ani, I Gusti Ngurah Saskara, Made Yudana, Made Suryananda Pramana, dan Nyoman Graha Wicaksana.


Hadir pula Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Mangutama Ketut Golak, Direktur Teknik I Wayan Suyasa, Direktur Umum Ida Ayu Eka Dewi Wijaya dan Kabag Perekonomian Setda Badung AA Sagung Rosyawati.

Alit Yandinata mengatakan, raker bersama jajaran Direksi Perumda Air Minum Tirta Mangutama, guna membahas berbagai hal, termasuk mengevaluasi kinerja perusahaan plat merah tersebut selama tahun 2020. “Kami di Komisi III merasa berkepentingan agar ada sebuah kepastian. Kedepan kita harus melakukan pembenahan-pembenahan agar tidak terjadi dari asumsi tidak ada tolak ukur. Mestinya semua ada tolak ukur dalam parameter yang jelas,” kata Alit Yandinata.

Menurut Alit Yandinata, kerugian sebesar Rp13,8 miliar, tidak masuk akal. Harusnya ada kesempatan untuk melakukan evaluasi. “Di sinilah peran kerja tim dari para direksi. Semua harus kerja bersama-sama. Misal, melakukan penjualan ke hotel, apa dimungkinkan melakukan penjualan besar di situasi seperti ini, kan tidak. Itu harus didiskusikan bersama,” kata politisi PDIP asal Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani itu.

Sementara, Wakil Ketua Komisi Wayan Sandra, meminta minimal setiap tiga bulan sekali harus ada kontrol. Agar ada pengawasan yang jelas arah perusahaan Pemda Badung ke depannya. “Kebocoran 43,61 persen itu bukan kebocoran biasa, di atas 30 persen, artinya sudah terjadi pencurian air. Sekarang baru kelihatan di musim pandemi ini. Jangan saling menyalahkan, tetapi mampu gak kita melakukan efisiensi,” pinta Sandra.

Anggota dewan lainnya, I Made Retha, juga mempertanyakan tingkat kebocoran yang trennya terus meningkat. “Pertanyaannya selama ini ditangani apa tidak. Jangan-jangan saat kita kaya tidak dihiraukan. Sekarang saat pandemi baru kelihatan. Kami di Komisi III, juga tidak pernah diberikan laporan,” katanya.

Sementara, I Gusti Ngurah Saskara, anggota dewan lainnya, juga mempertanyakan, apakah kerugian ini tidak bisa ditekan. Seharusnya, perusahaan memiliki strategi menurunkan tingkat kehilangan air, termasuk berinvestasi di industri air, melalui inovasi.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Mangutama Ketut Golak, mengatakan titik kebocoran tinggi salah satu potensi penyebab kerugian. Menurutnya, jika kebocoran tidak segera diperbaiki, maka akan berpengaruh terhadap pelayanan ke masyarakat.

“Sebetulnya, produksi kita bisa diturunkan. Namun, tidak bisa berbanding lurus dengan penurunan pendapatan. Karena struktur dari pelayanan kita tidak sama. Teknis di lapangan berbeda dengan asumsi. Jika pendapatan turun produksi juga turun, otomatis tekanan terhadap pelayanan juga akan menurun,” tuturnya.

Sesuai saran Dewan, Golak akan melakukan evaluasi secara menyeluruh. Pihaknya selaku pimpinan ingin memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat terutama di tengah pandemi. “Kami harus memberikan subsidi ke masyarakat. Yang terutama sekali, kami punya hutang Rp 41 miliar. Kami tidak bisa memaksa masyarakat membayar di saat kondisi seperti ini,” kata pejabat asal Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, ini. *asa

Komentar