nusabali

Bupati Buleleng dan Ketua Dewan Gagal Divaksin

Bupati Suwirta Awali Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Klungkung

  • www.nusabali.com-bupati-buleleng-dan-ketua-dewan-gagal-divaksin

SINGARAJA, NusaBali
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Ketua DPRD Buleleng, I Gede Supriatna, gagal lolos vaksinasi Covid-19 Sinovac di RSUD Buleleng, Rabu (27/1) pagi.

Kedua politisi PDIP ini tidak lolos karena terbentur tekanan darah tinggi. Sementara, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menjadi orang pertama di Gumi Serombotan yang terima suntikan vaksin Sinovac. Vaksinasi tahap pertama di Buleleng, Rabu kemarin, digelar serentak di 24 titik. Vaksinasi yang menyasar pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan unsur tenaga kesehatan tersebut dimulai sejak pagi 08.00 Wita, kecuali titik vaksinasi di RSUD Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, yang baru didigelar pukul 09.00 Wita karena melayani pejabat lintas sektoral.

Khusus untuk vaksinasi di RSUD Buleleng---yang digelar di Ruang UGD lama depan Ruangan Cuci Darah---, ada 14 pejabat yang sedianya divaksin. Termasuk di antaranya Bupati Agus Suradnyana, Ketua Dewan Gede Supritana, Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa, Dandim 1609/Buleleng yang diwakili Kasdim Mayor Inf I Gede Merta Santosa, Kajari Buleleng yang diwakili Kasi Piduk Kejari Nyoman Tri Surya Buana, Ketua Pengadilan Negeri Singaraja yang diwakili I Gede Karang Angga Yasa, hingga Sekda Kabupaten Buleleng I Gede Suyasa.

Namun, Bupati Agus Suradnyana dan Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, gagal lolos vaksinasi karena tensi tinggi. Selain mereka, I Gede Karang Angga Yasa (perwakilan PN Singaraja) dan Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna (perwakilan tokoh adat), juga gagal lolos vaksinasi.

Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha, mengatakan Bupati Agus Suradnyana dan dan Ketua Dewan Gede Supriatna, serta dua orang lainnya terbentur kendala yang sama: tensinya di atas 140. “Nanti Pak Bupati dan Ketua Dewan akan dijadwalkan ulang untuk vaksinasi Sinovac,” jelas Arya Nugraha.

Areya Nugraha menyebutkan, jika memang tidak memenuhi persyaratan untuk divaksin, tim medis tak bisa memaksakannya. Sejauh ini, RSUD Buleleng sudah menyiapkan satu ruangan berkapasitas 5 bed, khusus untuk tindaklanjut penerima vaksin yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Terlebih, RSUD Buleleng ditetapkan sebagai Pos KIPI di Buleleng.

“Masing-masing pos sudah menyediakan layanan KIPI. Kalau komplikasi ringan bisa langsung di pos, tetapi kalau komplikasi sedang hingga berat dirujuk ke kami. Masa observaisnya 30 menit pasca disuntik vaksin,” tegas dokter spesialis penyakit dalam ini.

Menurut Arya Nugraha, sejauh ini dari aplikasi vaksin yang sudah dilakukan di beberapa daerah di Buleleng, potensi KIPI berpeluang karena alergi. Selain juga tekanan darah yang naik secara tiba-tiba, karena ada kecamasan dari penerima vaksin. “Secara teroritis, risikonya kecil jika sampai rawat inap. Kecuali memang ada riwayat penyakit jantung yang tidak terdeteksi sebelumnya, kemudian mengalami kecemasan yang berdampak pada kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba. Jadi, harus dipahami tidak langsung efek samping dari vaksin,” katanya.

Sementara, Bupati Agus Agus Suradnyana mengakui gagal lolos vaksinasi Covid-19, karena tensi tinggi. Menurutr Agus Suradnyana, dirinya memang punya riwayat hipertensi. “Tensi saya tadi masih tinggi 170. Kalau standar normal 120, tetapi tensi saya selau 140. Padahal, tadi malam (Selasa) sudah dobel minum obat penurun tensi, tapi tadi paginya malah naik jadi 170,” jelas Agus Suradnyana.

Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini mengaku siap divaksin saat kondisi kesehtaannya nanti memenuhi syarat. Selain hipertensi, Agus Suradnyana juga mengaku memiliki keluhan asam urat dan kolesterol. “Karenanya, atas saran tim kesehatan, saya menunda untuk divaksin,” tegas Bupati yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.

Paparan serupa juga disampaikan Ketua DPRD Buleleng, Gede Supritana. Menurut Supriatna, saat pemeriksaan kemarin pagi, tensinya mencapai 170. Dia pun sempat bertahan dan berusaha meminum obat penurun tensi. Tapi, tensinya hanya turun sampai 150, sehingga Sekretaris DPC PDIP Buleleng ini gagal lolos screening vaksinasi Covid-19.

“Memang saya ada riwayat hipertensi dan rutin mengkonsumsi obat. Kalau keinginan sendiri, saya sangat ingin divaksin. Tetapi, secara medis saya tidak memeuhi syarat, sehingga saya harus bersabar dulu,” tegas politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Tejakula yang sudah dua kali periode menjabat Ketua DPRD Buleleng ini.

Sementara, Sekda Kabupaten Buleleng Gede Suyasa berhasil lolos vaksinasi Covid-19. Gede Suyasa mengaku tidak merasakan hal aneh setelah divaksin dan menunggu masa observasi selama 30 menit.

“Tidak merasa apa-apa, biasa saja. Saat disuntik vaksi tadi, hanya terasa seperti cubitan sedikit. Mudah-mudahan, terus tidak ada KIPI,” terang birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula yang juga merangkap sebagai Sekretaris Satgas Penaganan Covid-19 Kabupaten Buleleng ini.

Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menjadi orang pertama di Gumi Serombotan yang disuntik vaksin Covid-19 Sinovac. Bupati Suwirta menjalani vaksinasi di Aula RSUD Klungkung di Semarapura, Rabu pagi pukul 10.00 Wita. Proses vaksinasi ini dikoordinasikan langsung oleh Kadis Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Adi Swapatni.

Bupati Suwirta lolos tanpa hambatan menjalani vaksinasi, setelah melawati screening termasuk menjawab 16 poin pertanyaan yang berhubungan kondisi tubuh, penyakit penyerta, dan gejala Corona. Usai divaksin, Bupati Suwirta mengaku yakin akan lebih kebal dari ancaman virus Corona. Dia pun mengajak masyarakat jangan takut divaksin. “Vaksinasi harus dijalani, bukan dihindari, untuk bersama-sama menekan angka Covid-19 yang terus melonjak di Bali,” katanya.

Setelah Bupati Suwirta, sejumlah pejabat publik dan tokoh lainnya kemarin menyusul jalani vaksinasi di RSUD Klungkung. Mereka, antara lain, Kapolres Klungkung AKBP Bima Arya Viyasa, Ketua PN Semarapura Putu Endru Sonata, Sekda Wakil Direktur RSUD Klungkung drg I G A Ratna Dwijawati, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indoensia (IDI) Cabang Klungkung dr I Komang Parwata, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cabang Klungkung I Putu Sebita, hingga Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Cabang Klungkung I Wayan Karyana.

Sedangkan Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta dan Kajari Klungkung, Rosalina Sidabariba, belum divaksin karena sama-sama memiliki penyakit penyerta. Demikian pula Ketua DPRD Klungkung AA Gde Anom dan Sekda Klungkung, I Gede Putu Winastra, belum bisa ikut vaksinasi karena tensi tinggi.

Kadis Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Adi Swapatni, mengatakan setelah para pimpinan lembaga, proses vaksinasi dilanjutkan kepada para dokter spesialis di RSUD Klungkung. Kemudian, dilanjut vaksinasi kepada tenaga kesehatan di setiap rumah sakit dan Puskesmas. *k23,wan

Komentar