nusabali

Desa Sidan Buka Pasar Burung

Disiapkan, Tiap Hari Gelar Gantangan

  • www.nusabali.com-desa-sidan-buka-pasar-burung

GIANYAR, NusaBali
Pertumbuhan komunitas burung yang makin subur dapat menjadi peluang ekonomi bagi desa.

Peluang ini dimanfaatkan oleh Desa Sidan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar. Desa ini membangun Pasar Burung yang dilengkapi dengan arena gantangan (lomba kicau burung). Perbekel Desa Sidan I Made Sukra Suyasa mengatakan bahwa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Desa Sidan kini membuka Pasar Burung dan Gantangan. Dimana sebelumnya BUMDes Sidan hanya mengelola Toko Yadnya, Warung Desa, PAMDes dan Bank Sampah. "Tahun 2021 kami tetap melanjutkan kembali program Bank Sampah, bekerjasama dengan Griya Luhu dan Yayasan Bumi Sasmaya. Dimana program bank sampah sudah memasuki tahap sosialisasi dan program desa wisata sudah memasuki tahap penataan obyek yang akan dikunjungi," papar Perbekel Sukra, Senin (25/1).

Kata dia, tahun 2021 BUMDes Sidan membuka pasar burung. Menurutnya, ide awal membuka pasar burung karena di wilayah Bali Timur belum ada Pasar Burung apalagi yang dilengkapi dengan Gantangan. Bahkan ide membangun pasar burung di Desa Sidan sudah mendapatkan dukungan dari penggemar burung dari Bali Timur. "Dengan dibukanya Pasar Burung ini, kami ingin memberikan ruang lebih luas bagi penggemar burung di Bali Timur. Jadi mereka tidak mesti ke Denpasar atau tempat," imbuhnya.

Lebih lanjut dijelaskan, Pasar Burung di Desa Sidan akan dibuka 14 Februari 2021 mendatang. Keberadaan pasar burung ini akan meniru Pasar Burung Satria, Kota Denpasar. Nantinya Gantangan akan digelar setiap hari. Sehingga penggemar burung dari berbagai daerah di Bali bisa datang ke Pasar Burung Desa Sidan. Nantinya Pasar Burung ini akan menyiapkan 12 kios dan 1 bangunan los berukuran 5 m x 12 m di atas tanah seluas 60 are. ‘’Penggemar burung dari Klungkung, Bangli, Karangasem termasuk dari Badung dan Denpasar bisa datang ke Pasar Burung Desa Sidan," ujarnya.

Adapun lahan yang digunakan adalah tanahnya milik banjar adat yang di kerjasamakan dengan desa kemudian dikelola oleh BUMDes. Pihaknya pun menganggarkan dana Rp 75 juta untuk menambah Gantangan. "Sebelumnya los, fasilitas lain seperti WC, penerangan, kantor BUMDes, sudah ada. Sekarang cuma kami anggarkan Rp 75 juta untuk nambah gantangan saja," ujarnya. *nvi

Komentar