nusabali

Suara Dentuman di Buleleng Diduga Akibat Meteor Jatuh

  • www.nusabali.com-suara-dentuman-di-buleleng-diduga-akibat-meteor-jatuh

SINGARAJA, NusaBali
Warga Buleleng dihebohkan dengan suara dentuman yang cukup keras, Minggu (14/1) pagi sekitar pukul 10.30 Wita.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyatakan dentuman keras tersebut diduga kuat akibat meteor jatuh. Suara dentuman yang terdengar cukup jelas di hampir seluruh wilayah Buleleng, Minggu pagi, terjadi dua kali. Suara dentuman terdengar mulai dari Desa Pancasari (Kecamatan Sukasada), Desa Pedawa (Kecamatan Banjar), hingga Desa Kubutambahan (Kecamatan Kubutambahan). Informasi yang beredar, dentuman tersebut juga terdengar di sebagian wilayah Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Banyuwangi (Jawa Timur).

Seorang warga Kota Singaraja, Edy Toro, mengaku mendengar suara dentuman  dengan sangat jelas. "Suara dentumannya itu seperti petir atau ban truk pecah, keras sekali. Suaranya seperti dari jauh, namun terdengar keras dan jelas sekali," kata Edy Toro kepada NusaBali.

Warga di Kelurahan/Kecamatan Seririt, Buleleng, Alif Rahmat, juga mengaku mendengar suara dentuman tersebut. "Saya kaget mendengar suara dentuman. Saya kira itu petir, tapi kok cuaca terang," ujar Alif.

Kabag Ops Polres Buleleng, Kompol AA Wiranata Kusuma, juga mengaku mendengar suara dentuman dari arah utara tempat tinggalnya di Desa Tukad Mungga, Kecamatan Buleleng. "Saya mendengar sangat keras. Saya kira itu suara letusan ban mobil," jelas Kompol Wiranata.

Menurut Kompol Wiranata, pihak kepolisian masih berusaha mencari sumber dentuman dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Warga diminta untuk tetap tenang dan tidak panik "Sumber suaranya belum dipastikan dari mana. Kami masih berkoordinasi," katanya.

Suara dentuman misterius tersebut juga ramai diperbincangkan oleh warganet di media sosial. Sejumlah spekulasi mengenai asal muasal suara dentuman tersebut pun bermunculan. Sebagian menduga dentuman tersebut berasal dari kegiatan blasting di proyek Bendungan Tamblang di Desa/Kecamatan Sawan, Buleleng. Namun, dugaan tersebut dipatahkan oleh Manajer Lapangan Proyek Bendungan Tamblang, Alfrian. "Hari ini (kemarin) tidak ada kegiatan blasting tanah yang menggunakan bahan peledak di proyek Bendungan Tamblang,” tegas Alfrian.

Paparan serupa juga disampaikan Kepala Satker Bendungan BWS Bali Penida, I Gusti Putu Wandira. "Peledakan biasanya dilakukan di dalam terowongan. Tapi, kalau suara ledakan atau dentuman terdengar sampai ke kota dari, segi teknis tidak mungkin. Paling di sekitar lokasi proyek bendungan saja suaranya," tegas IGP Wandia saat dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin.

Menurut Wandira, kalaupun akan dilakukan peledakan di proyek bendungan, terlebih dulu harus menerapkan protokol. "Mulai hitungan mundur, lalu membunyikan sirine dulu, barulah dilakukan peledakan. Dan, itu hanya orang yang berada di sekitar lokasi saja bisa mendengarnya."

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Perbekel Sawan, Nyoman Wira, juga memastikan tidak ada aktivitas peledakan di proyek Bendungan Tamblang saat dentuman terdengar kemarin pagi. "Saya juga mendengar suara dentuman. Namun, saya pastikan tidak ada pengerjaan apapun di proyek Bendungan Tamblang saat itu," ungkap Nyoman Wira.

Muncul gugaan dentuman tersebut berasal dari benda luar angkasa yang jatuh di wilayah perairan Bali Utara, tepatnya arah barat laut Buleleng. Hal ini merujuk beberapa kesaksian sejumlah orang melihat adanya benda langit menyala ke arah barat laut dan menimbulkan dentuman.

Seorang warga Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng, Kadek Agus Ferdi, mengaku melihat benda menyala melintas ke arah barat laut dan menghilang. Setelah itu, terdengar bunyi dentuman cukup keras. Informasi tersebut juga dibenarkan oleh warga Desa Bubunan, Kecamatan Seririt, Mang Tana.

Mang Tana pun mendengar bunyi ledakan keras dari arah barat laut dan sepintas dilihat seperti benda bersinar jatuh. "Saat itu saya sedang memancing di pantai Desa Pengastulan. Saya lihat ada benda jatuh ke arah barat laut, kemudian terdengar suara ledakan keras," tutur Mang Tana.

Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, mengatakan suara dentuman diduga berasal dari pecahan meteor yang menghantam atmosfer bumi dan itu membuat adanya suara ledakan yang cukup keras, sampai menimbulkan getaran. "Kami sudah cek, tidak ada laporan gempa dangkal pada jam terjadinya suara ledakan. Tidak pula ada erupsi gunung berapi maupun perubahan gravitasi magnet bumi. Ada laporan orang melihat benda langit jatuh. Karena siang hari, tidak terang terbakar pecahan meteornya," papar Suadnyana.

Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman, menerangkan setelah mendapat laporan adanya dentuman yang didengar oleh masyarakat di Buleleng, pihaknya menganalisa sejumlah data yang terekam oleh alat sensor gempa di seluruh Balia. Namun, dari pemeriksaan itu, hanya satu sensor gempa saja yang mendeteksi dentuman, yakni sensor seismik Singaraja (SRBI).

Dari data yang terekam itu, dentuman terjadi Minggu pagi pukul 10.27 Wita. "Dentuman yang terekam oleh sensor gempa kita di sana hanya berlangsung 4 detik," terang Imam saat dikonfirmasi terpisah dari Denpasar, kemarin sore.

Imam menjelaskan, dari karakteristik getaran yang terekam, dentuman terjadi di atas permukaan tanah. Sehingga, hanya ada dua kemungkinan penyebab dentuman itu. Lemungkinan pertama, disebabkan oleh aktivitas peledakan tanah atau blasting di daerah sekitar. Kemungkinan kedua, akibat meteor jatuh.

Nah, kemungkinan pertama terkait adanya aktivitas blasting itu sudah dibantah oleh pihak yang memiliki aktivitas di proyek Bendungan Tamblang. "Sehingga, besar kemungkinan dentuman tersebut disebabkan adanya meteor jatuh," jelas Imam.

Imam juga membantah kalau dentuman itu disebabkan adanya patahan yang terjadi di bawa tanah atau dasar laut. Pasalnya, dari data yang diperoleh, tidak ada catatan gempa sebelum dan sesudah dentuman. "Kalau getaran yang terekam saat kejadian itu dominan kompresi. Sementara, kalau ada gempa bumi atau patahan, yang dominan adalah jenisnya geser," katanya.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik terkait adanya detuman yang terdengar di Buleleng itu. Masyarakat diminta jangan mempercayai setiap informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi, saat ini banyak kejadian gempa bumi yang relatif besar di seluruh wilayah Indonesia. *m,dar

Komentar