nusabali

Coba Jadi Youtuber Hingga Garap Kebun

Artis Bali Pun Pintar Menyiasati Pandemi

  • www.nusabali.com-coba-jadi-youtuber-hingga-garap-kebun

Ada musisi yang nyambi jadi pedagang, buat karya di Youtube. Bahkan banyak musisi memenuhi kebutuhan dapur dari hasil kebun.

GIANYAR, NusaBali

Pandemi Covid-19 melantakkan Bali sejak Maret 2020, membuat masyarakat makin tak berkutik. Tak terkecuali, krama Bali yang menyandang status artis Bali atau julukan lain. Saat pandemi ini, nasib mereka sama dengan pekerja umumnya di Bali. Agar bertahan hidup, mereka pun ‘ditantang’ untuk pintar-pintar menyiasati hidup.

Kondisi itu terungkap saat saat Feed Bali, salah satu Komunitas Pariwisata Bali, berkolaborasi dengan Padepokan Bale Tenget, menyalurkan bantuan berupa paket sembako di parkiran Objek Wisata Gunung Kawi, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Jumat (22/1). Bantuan disalurkan tahap pertama melalui Komunitas Artis Bali ini menyasar 50 orang dengan rincian driver wisata 20 orang, musisi 9 orang, dan  pedagang 21 orang.

Komunitas artis tersebut yakni Yong Sagita, personel band dari Vitix, Nirwana, Diubud, Korrok, 703, Metaller, Mercy, Erix and Band, Roxellina Band, dan GKB. Paket sembako disalurkan kepada pelaku pariwisata seperti driver dan guide, tak terkecuali musisi Bali terdampak Covid-19.

Di sela-sela acara itu, musisi Korrok Apap Miichan menyatakan di luar musisi dan driver, Bale Tenget juga membagikan sembako kepada masyarakat di sekitar Desa Tampaksiring. “Gerakan ini sudah keliling Bali. Di Gianyar sudah di sejumlah tempat. Yang diberikan bantuan ini ditunjuk. Kami pilih orang-orangnya. Biar langsung rata sampai ke tujuan,” terang musisi berambut gondrong itu. Mereka juga mengecek satu persatu. “Data rumah-rumahnya. Kami lihat kesehariannya seperti apa. Tujuan langsung kesana,” jelasnya.

Secara umum, seluruh musisi bisa dikatakan terdampak pandemi Covid-19. “Sangat terdampak. Gak cuma artis, pemain di bar, musisi bar semua kena. Lahan nggak ada, panggung nggak ada,” jelasnya.

Dengan bantuan sembako yang diberikan, diakui sangat membantu para musisi. “Banyak yang belum tentu bisa makan. Ada yang makan seadanya,” ujarnya. Bahkan, kata Apap, ada musisi yang beralih dari makan nasi ke umbi-umbian. “Ada yang beralih ke umbi-umbian. Ubi, jagung, kan kasihan,” terangnya.

Khusus bantuan untuk musisi juga disisir. “Layak nggak dikasih bantuan,” terangnya. Untuk musisi ini, ada yang kategori artis. Yang sudah dikenal banyak orang.

Meski terdampak pandemi Covid-19, para musisi tetap berkarya. “Saya sebagai musisi karya itu dihargai. Mungkin nggak sekarang. Syukur-syukur bisa dipanggil untuk apalah. Sekarang kan ada online juga. Streaming, keceran dikit-dikit,” ungkapnya.

Ditanya soal ekspansi ke Youtube, Apap yang juga punya akun Youtube Apap Miichan mengaku Youtube sudah banyak aturan. “Nggak semua orang punya kemampuan di Youtube. Makanya nggak semua bisa jalankan Youtube. Kalau itu gampang, semuanya beralih ke Youtube. Apalagi sekarang makin banyak Youtuber,” ungkapnya.

Sedangkan, personel Vitix Band, Urip menyatakan banyak upaya sudah dilakukan para musisi di tengah pandemi ini. “Upaya untuk bisa hidup itu, mulai dari banting harga band, harga rekaman sampai banting setir ke peruntungan lain,” ujar pria asal Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan ini.

Lanjut Urip, ada musisi yang nyambi jadi pedagang, buat karya di Youtube. Bahkan banyak musisi memenuhi kebutuhan dapur dari hasil kebun. “Ada juga memanfaatkan buah sayuran di kebun sebagai pangan,” pungkasnya. *nvi

Komentar