nusabali

Pengusulan PEN 2020 Gagal, Pemkab Kembali Kirim Proposal Hanya Satu Usulan

  • www.nusabali.com-pengusulan-pen-2020-gagal-pemkab-kembali-kirim-proposal-hanya-satu-usulan

SINGARAJA, NusaBali
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Buleleng kembali mengajukan proposal pinjaman pemulihan ekonomi nasional(PEN) awal 2021.

Pengulangan pengajuan proposal PEN kepada pemerintah pusat dikarenakan usulan di 2020 lalu tak mendapat kepastian hingga ketok palu penetapan APBD 2021. Dalam pengusulan proposal PEN tahun ini TAPD Buleleng hanya mengajukan satu usulan, yakni untuk revitalisasi gedung RSUD Buleleng.

Ketua TAPD Buleleng Gede Suyasa, Jumat (22/1), mengatakan usulan PEN yang diajukan tahun 2020 sebesar Rp 571 miliar otomatis gugur, karena tidak mendapat kepastian dari pusat. Jumlah yang sudah dicantumkan dalam APBD 2021 sebagai pendapatan daerah secara otomatis dihapus. Namun sesuai kesepakatan Pemkab Buleleng tetap berupaya dan mempertahankan usulan revitalisasi RSUD Buleleng.

“Proposal minggu ini dikirim kembali dan diajukan ke PT SMI. Karena sebelumnya ada konfirmasi dari pusat, pemerintah daerah dimohon mengajukan permohonan lagi tahun 2021. Setelah itu akan ada pembahasan lagi setelah dipanggil pusat,” ujar Suyasa yang juga Sekda Buleleng. Menurutnya usulan revitalisasi RSUD Buleleng dipertahankan karena dinilai paling memenuhi syarat untuk diajukan ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), yang memberikan pinjaman modal untuk pembangunan infrastruktur.

Selain itu, menurut Suyasa, pada masa pendemi ini, yang menjadi kebutuhan mendesak dan prioritas adalah bidang kesehatan dan ekonomi. “Kalau perbaikan fasilitas rumah sakit kan jadi bagian yang sangat integral untuk menjawab penanganan pada masa pandemi ini. Pak Bupati sudah pikirkan ke sana makanya dipilih RSUD,” ucap birokrat asal Tejakula ini.

Usulan sebesar Rp 103 miliar itu akan dipakai untuk merevitalisasi gedung lama sesuai dengan pra desain yang sudah disusun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng.

Sementara itu, Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha mengatakan revitalisasi RSUD Buleleng memang sangat diperlukan.

RSUD Buleleng dengan luas total 32.550 meter persegi, yang 27.318 meter persegi di antaranya sudah dibangun, memiliki kelemahan tidak punya master plan sejak awal pembangunan. Sehingga beberapa gedung yang ada saat ini dibangun dengan sistem tambal sulam. Kondisi ini tak layak untuk pasien lansia.

Arya Nugraha mencontohkan hal itu terjadi pada bangunan poliklinik RSUD Buleleng. Pasien yang berobat dan kontrol kesehatan ketika menuju ke bangunan fasilitas penunjang seperti laboratorium atau ruang rontgen harus naik turun tangga atau memilih berjalan memutar. “Sirkulasi bangunannya tidak sehat, sebenarnya tidak layak untuk pasien lansia, sehingga perlu direvitalisasi,” tuturnya. *k23

Komentar