nusabali

Angin Puting Beliung Terjang Pasar Tradisional Lempuyang

  • www.nusabali.com-angin-puting-beliung-terjang-pasar-tradisional-lempuyang

Angin puting beliung terjadi disebabkan perbedaan tekanan suhu yang terjadi saat ini. Dari pemantauan citra satelit, ada pergerakan awan cumulonimbus di atas Pulau Dewata.

MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 7 unit bangunan ruko di Pasar Tradisional Lempuyang, Jalan Raya Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, rusak parah, pada Kamis (21/1) pagi. Kerusakan tersebut akibat terjangan angin puting beliung yang terjadi secara cepat. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 50 juta.

Salah seorang warga, Wayan Karang Subawa, mengatakan angin puting beliung terjadi sekitar pukul 06.00 Wita. Saat kejadian, angin puting beliung datang secara tiba-tiba dan menerjang sejumlah bangunan ruko. Alhasil, atap bangunan yang terbuat dari seng, genteng, dan asbes, mengalami kerusakan.

“Kejadiannya kira-kira 10 menit. Namun, anginnya sangat kencang, sehingga mengakibatkan beberapa atap ruko pedagang rusak,” kata Subawa.

Selain merusak atap bangunan, gerobak bakso milik warga juga terhempas. Begitu pun kabel listrik milik PLN, melintang rendah setelah diterjang angina puting beliung. “Warga sempat panik dan berhamburan menyelamatkan diri,” imbuh Subawa.

Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, mengatakan telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung, dalam upaya penanganan pascamusibah angin puting beliung di Pasar Tradisional Lempuyang. “Setelah mendapat laporan, kami berkoordinasi dengan BPBD dan langsung turun ke lokasi melakukan pemeriksaan serta pendataan. Dari pendataan tercatat ada 7 ruko yang mengalami kerusakan pada bagian atap. Kemudian, ada 1 rumah kos  yang juga ikut mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung,” kata Gede Arta.

“Untuk kerugian materil, dari hasil pendataan sekitar Rp 50 juta. Soalnya sebagai atap ruko dan kosan rusak semua,” tegasnya.

Sementara, Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman, mengatakan angin puting beliung yang menerjang kawasan Desa Pecatu, disebabkan oleh perbedaan tekanan suhu yang terjadi saat ini. Dari pemantauan citra satelit, lanjut Iman, menemukan adanya pergerakan awan cumulonimbus yang terjadi di atas Pulau Dewata. “Sebaran awan cumulonimbus ini cukup luas, dari Gianyar hingga Badung Selatan. Meski keberadaan cukup tinggi, namun tetap memberikan dampak,” bebernya.

Iman menjelaskan, awan cumulonimbus ini berdampak pada perubahan angin, mulai angin puting beliung, angin kencang dan lainnya. Salah satu seperti yang terjadi di Pasar Tradisional Lempuyang, Desa Pecatu.

Iman menambahkan, awan cumulonimbus tersebut memberikan suhu yang cukup dingin yang turun ke permukaan bumi, kemudian di saat bersamaan, suhu muka laut yang membentuk awan hujan yang cukup hangat. “Sehingga dengan perbedaan suhu muka angin ini, berdampak pada perubahan suhu. Tentu hal ini menyebabkan angin puting beliung atau angin kencang,” katanya. *dar

Komentar