nusabali

Warga Benahi Bekas Galian C Bukit Kembar Guliang Kawan

  • www.nusabali.com-warga-benahi-bekas-galian-c-bukit-kembar-guliang-kawan

Warga Banjar Guliang Kawan, Desa Bunutin, Kecamatan/Kabupaten Bangli menata kawasan Bukit Kembar di banjar setempat.

BANGLI, NusaBali

Tujuannya, menjadikan kawasan bukit dan lingkungan sekitar sebagai daya tarik objek wisata. Potensi kawasan tersebut berupa wisata alam, petualangan, dan objek untuk foto. Sejumlah fasilitas dibangun oleh warga, khususnya mereka yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pordarwis) Banjar Guliang Kawan.

Dari penuturan warga, penataan kawasan Bukit Kembar menjadi objek daya tarik wisata, memang tidak lepas dari potensi bukit yang tingginya sekitar 300 meter dari permukaan laut . Dari puncak bukit ke arah selatan, terpampang pemandangan alam indah bagian wilayah selatan Bali, hingga Pulau Nusa Penida (Kabupaten Klungkung). Sedang ke arah timur, pemandangan alam dengan latar belakang Gunung Agung juga menakjubkan. “Dari dulu sebenarnya sudah dikenal orang. Kan di sini ada dua pura, Pura Bukit Jati dan Pura Batumadeg,” ucap Anak Agung Girinata, seorang warga Bangli, Rabu (16/11). Dari mereka yang pernah naik ke puncak bukit itulah, ujar Agung Girinata, diketahui potensi pemandangan alam yang potensial jadi daya tarik wisata.

Penjabat Perbekel Bunutin I Nengah Muja, menjelaskan penataan kawasan Bukit Kembar sudah mulai sekitar dua bulan lalu. Penataan dirintis kalangan warga dan anak muda yang tergabung dalam Pokdarwis di Banjar/Dusun Guliang Kawan. “Mereka anak-anak yang berkiprah di bidang wisata,” ungkap Nengah Muja sembari menyebut beberapa nama anak muda setempat yang merintis penataan Bukit Kembar.

Disbudpar Bangli juga telah melakukan pembinaan, menyangkut SDM, penanganan  objek, dan lainnya, pada 26 Oktober lalu. Termasuk pemahaman tentang asal-usul susunan batu di Bukit Kembar dari pihak Museum Gunung Api Batur. “Material dan susunan bebatuan di Bukit Kembang memang  terlihat khas,” ungkap Nengah Muja. Permohonan bantuan penataan dan fasilitas, kata Muja, sudah disampaikan kepada Pemkab Bangli melalui Disbudpar.

Menurut Muja, sebelumnya antara tahun 1978 sampai 1990-an, sekitar Bukit Kembar merupakan lokasi galian C, yakni galian batu padas jenis batu padas batik. Setelah muncul larangan aktivitas penggalian galian C, dalam hal ini pembongkaran padas, aktivitas penggalian dihentikan. k17

Komentar