nusabali

Saluran Irigasi Subak Besang-Pegending Longsor

  • www.nusabali.com-saluran-irigasi-subak-besang-pegending-longsor

SEMARAPURA, NusaBali
Hujan lebat melanda Klungkung beberapa hari terakhir, mengakibatkan tebing setinggi 5 meter di Lingkungan  Besang Kawan, Kelurahan Semarapura Kaja, Kecamatan Klungkung, longsor pada Kamis (14/1) lalu sekitar pukul 02.00 Wita.

Material longsoran bercampur rumpun bambu masih menyumbat saluran irigasi Subak Besang - Pegending. Akibatnya, lahan subak 13,5 hektare kesulitan pasokan air.

Bencana tersebut mendapat perhatian Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta hingga ke lokasi bersama Kadis Pertanian Ida Bagus Juanida dan petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Klungkung, Rabu (20/1). Selanjutnya, BPBD bersama warga membersihkan material longsoran secara manual. Wabup Kasta didampingi Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada dan Lurah Semarapura Kaja I Wayan Astawa.

Wabup Kasta mengapresiasi petugas BPBD bergotong-royong membantu krama subak untuk membersihkan material longsor. "Mudah-mudahan proses pembersihan ini cepat selesai agar nantinya saluran irigasi ke subak bisa kembali normal," tambah Kalak BPBD Putu Widiada.  

Masih di Kelurahan Semarapura Kaja, Wabup juga meninjau saluran subak yang mengalami longsor di belakang Wantilan Taman Sari, Desa Adat Besang Kangin.

Kelian Subak Besang - Pegending I Gede Wirawan mengatakan, longsor yang menyumbat saluran irigasi terjadi pada Kamis (14/1) lalu sekitar pukul 02.00 Wita. Subak Besang - Pegending dibagi menjadi tiga tempek yakni Tempek Besang luas 1,5 hektare dengan 6 anggota, Tempek Pegending luas 12 hektare dengan 30 anggota dan Tempek Celempung luas 13 hektare dengan 26 anggota.

Jaringan irigasi yang tertimpa longsor ini dibangun tahun 2018 dengan ukuran 80 meter x 80 cm. "Tempek yang terdampak dari tanah longsor ini yakni Tempek Besang dan Tempek Pegending, total luas 13,5 hektare," ujarnya.

Sementara itu, Rabu (20/1) pagi, tanah longsor tutup saluran irigasi terjadi di dua lokasi berbeda di Gianyar, yakni Banjar Pujung Kelod, Desa Sebatu dan Banjar/Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang. Saking tebalnya material longsor, pembersihan berlangsung hingga pukul 18.30 Wita.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta, seijin Plt Kepala BPBD Gianyar Ngakan Dharma Jati menjelaskan, ketebalan longsor sekitar 4 meter dengan panjang 8 meter. "Kami mengerahkan anggota TRC beserta armada. Dibantu juga sama warga," jelasnya. Penyebab longsor disebabkan oleh intensitas hujan yang turun di wilayah Tegallalang. "Akibat kejadian tersebut nihil korban jiwa," jelasnya.

Saluran irigasi berhasil dibersihkan sekitar pukul 13.40 Wita. Namun pembersihan longsor di Banjar Pujung Kelod, Desa Sebatu terpaksa ditunda mengingat hari mulai gelap. "Ketebalan longsor sekitar 5 meter. Nihil korban jiwa, tapi sampai pukul 18.30 wita tanah longsor baru dapat ditangani 70 persen karena di lokasi situasi sudah gelap dan tidak ada lampu penerangan," jelasnya. Setelah kordinasi dengan prejuru subak, penanganan akan dilanjutkan Kamis (21/1) ini.wan, nvi

Material longsoran bercampur rumpun bambu masih menyumbat saluran irigasi Subak Besang - Pegending. Akibatnya, lahan subak 13,5 hektare kesulitan pasokan air.

Bencana tersebut mendapat perhatian Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta hingga ke lokasi bersama Kadis Pertanian Ida Bagus Juanida dan petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Klungkung, Rabu (20/1). Selanjutnya, BPBD bersama warga membersihkan material longsoran secara manual. Wabup Kasta didampingi Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada dan Lurah Semarapura Kaja I Wayan Astawa.

Wabup Kasta mengapresiasi petugas BPBD bergotong-royong membantu krama subak untuk membersihkan material longsor. "Mudah-mudahan proses pembersihan ini cepat selesai agar nantinya saluran irigasi ke subak bisa kembali normal," tambah Kalak BPBD Putu Widiada.  

Masih di Kelurahan Semarapura Kaja, Wabup juga meninjau saluran subak yang mengalami longsor di belakang Wantilan Taman Sari, Desa Adat Besang Kangin.

Kelian Subak Besang - Pegending I Gede Wirawan mengatakan, longsor yang menyumbat saluran irigasi terjadi pada Kamis (14/1) lalu sekitar pukul 02.00 Wita. Subak Besang - Pegending dibagi menjadi tiga tempek yakni Tempek Besang luas 1,5 hektare dengan 6 anggota, Tempek Pegending luas 12 hektare dengan 30 anggota dan Tempek Celempung luas 13 hektare dengan 26 anggota.

Jaringan irigasi yang tertimpa longsor ini dibangun tahun 2018 dengan ukuran 80 meter x 80 cm. "Tempek yang terdampak dari tanah longsor ini yakni Tempek Besang dan Tempek Pegending, total luas 13,5 hektare," ujarnya.

Sementara itu, Rabu (20/1) pagi, tanah longsor tutup saluran irigasi terjadi di dua lokasi berbeda di Gianyar, yakni Banjar Pujung Kelod, Desa Sebatu dan Banjar/Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang. Saking tebalnya material longsor, pembersihan berlangsung hingga pukul 18.30 Wita.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta, seijin Plt Kepala BPBD Gianyar Ngakan Dharma Jati menjelaskan, ketebalan longsor sekitar 4 meter dengan panjang 8 meter. "Kami mengerahkan anggota TRC beserta armada. Dibantu juga sama warga," jelasnya. Penyebab longsor disebabkan oleh intensitas hujan yang turun di wilayah Tegallalang. "Akibat kejadian tersebut nihil korban jiwa," jelasnya.

Saluran irigasi berhasil dibersihkan sekitar pukul 13.40 Wita. Namun pembersihan longsor di Banjar Pujung Kelod, Desa Sebatu terpaksa ditunda mengingat hari mulai gelap. "Ketebalan longsor sekitar 5 meter. Nihil korban jiwa, tapi sampai pukul 18.30 wita tanah longsor baru dapat ditangani 70 persen karena di lokasi situasi sudah gelap dan tidak ada lampu penerangan," jelasnya. Setelah kordinasi dengan prejuru subak, penanganan akan dilanjutkan Kamis (21/1) ini. *wan, nvi

Komentar