PBVSI Bali Ingin Porprov dan PraPON Tak Tabrakan
DENPASAR, NusaBali
Pengprov PBVSI Bali berupaya menghindari tabrakan jadwal Porprov dan Pra PON.
Sebab sebelumnya pelaksanaan Porprov dan Pra PON beberapa kali berbenturan. "Nanti kan ada Porprov Bali XV/2022 di Badung. Saat di Porprov itu belum ada Pra PON. Tapi Porprov Bali selanjutnya pasti benturan dengan jadwal Pra PON. Kami sedang perjuangan ke PB PBVSI," kata satu pengurus PBVSI Bali, Anak Agung Kusimantara, Selasa (19/1).
Menurut Kusimantara, biasanya dua minggu setelah Porprov, selalu ada jadwal Pra PON. Hal ini sangat dilematis. Kalau atlet ingin fokus di Porprov, bisa tidak turun di Pra PON. Sedangkan jika all out di Porprov untuk mengejar prestasi, maka ada ancaman cedera, sehingga atlet bersangkutan tidak bisa tampil di Pra PON.
Lain lagi jika tampil di Porprov seadanya, dengan tujuan diturunkan di Pra PON, maka atlet yang diplot tampil di PON akan menghadapi dilema. Seandainya gagal di Porprov, makan gagal meraih medali. Apalagi medali di Porprov ada bonusnya juga.
"Hal itu sering terjadi di Bali. Waktu Porprov di Tabanan 2019, dalam dua pekan harus ikut Pra PON. Kasihan atletnya. Apakah fokus ke Porprov yang ada bonusnya, atau membela Bali untuk lolos PON. Akhirnya kita kan gagal di voli putra meraih tiket PON Papua," kata Kusimantara.
Karena itulah, Ketua Umum PBVSI Bali Ketut Sukanada lobi kepada pengurus pusat PBVSI, untuk mengubah kalender Pra PON agar tidak berdekatan dengan Porprov di Bali. Dia berharap PP PBVSI mendengar usulan Bali dan tidak lagi ada jadwal yang begitu berdekatan.
“Minimal lebih dari sebulan selisih jadwal Porprov di Bali dengan Pra PON. Jadi para atlet bisa tampil maksimal, baik di Pra PON dan Porprov. Sebab, sebelumnya prestasi voli Bali di level nasional langganan empat besar untuk putra," kata Kusimantara. *dek
Menurut Kusimantara, biasanya dua minggu setelah Porprov, selalu ada jadwal Pra PON. Hal ini sangat dilematis. Kalau atlet ingin fokus di Porprov, bisa tidak turun di Pra PON. Sedangkan jika all out di Porprov untuk mengejar prestasi, maka ada ancaman cedera, sehingga atlet bersangkutan tidak bisa tampil di Pra PON.
Lain lagi jika tampil di Porprov seadanya, dengan tujuan diturunkan di Pra PON, maka atlet yang diplot tampil di PON akan menghadapi dilema. Seandainya gagal di Porprov, makan gagal meraih medali. Apalagi medali di Porprov ada bonusnya juga.
"Hal itu sering terjadi di Bali. Waktu Porprov di Tabanan 2019, dalam dua pekan harus ikut Pra PON. Kasihan atletnya. Apakah fokus ke Porprov yang ada bonusnya, atau membela Bali untuk lolos PON. Akhirnya kita kan gagal di voli putra meraih tiket PON Papua," kata Kusimantara.
Karena itulah, Ketua Umum PBVSI Bali Ketut Sukanada lobi kepada pengurus pusat PBVSI, untuk mengubah kalender Pra PON agar tidak berdekatan dengan Porprov di Bali. Dia berharap PP PBVSI mendengar usulan Bali dan tidak lagi ada jadwal yang begitu berdekatan.
“Minimal lebih dari sebulan selisih jadwal Porprov di Bali dengan Pra PON. Jadi para atlet bisa tampil maksimal, baik di Pra PON dan Porprov. Sebab, sebelumnya prestasi voli Bali di level nasional langganan empat besar untuk putra," kata Kusimantara. *dek
Komentar