nusabali

Petarung Bali Jalani Sparring

  • www.nusabali.com-petarung-bali-jalani-sparring

Lawan dalam lawan sparring tidak terlalu beda jauh kelasnya. Menyesuaikan dengan kelas terdekat. Biar berimbang dari segi berat badan atlet.

DENPASAR, NusaBali

Petarung PON Bali mulai menjalani sparring internal dalam setiap latihan, di Pusat Pelatihan Tarung Derajat Banjar Kesambi Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur.  Sparing tersebut sesama atlet PON, dengan penerapan protokol kesehatan. Sedangkan sparring dilakukan antarpetarung sesuai kelas, atau dekat dengan kelas petarung itu.

Demikian kebijakan Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Bali, dalam menerapkan pola latihan baru bagi para petarung peraih tiket PON Papua XX/2021.  Hal itu diungkapkan Sekretaris Umum Pengprov Kodrat Bali, AA Bagus Tri Candra Arka, di Denpasar, Selasa (19/1)

"Lawan dalam lawan sparring tidak terlalu beda jauh kelasnya. Menyesuaikan dengan kelas terdekat. Biar berimbang dari segi berat badan atlet," kata Gung Cok, sapaan akrab AA Bagus Tri Candra Arka. Menurutnya, petarung Kodrat Bali yang lolos PON adalah Ferdy Surya Dewa Yana kelas 49,1-52 kg putra, Dewa Komang Tri Darma Putra (61,1-64 kg putra), I Made Ardi Arimbawa (64,1-67 kg putra), Andre Surya (75,1-80 kg putra) dan Ni Made Yogi Astrini kelas 58,1-62 kg putri). Kelima petarung tersebut meraih medali emas saat Pra PON.

Sedangkan petarung Rudy Nurudin (55,1-58 kg putra) dan Kadek Krisna Dewi (62,1-66 kg putri) meraih perunggu di Pra PON. Lalu Gede Dicky Handika Putra di kelas 58,1-61kg lolos melalui play off.

"Sparting dilakukan agar mereka tidak bosan menjalani latihan. Apalagi mereka terbiasa gabung latihan sejak tahun lalu," kata Gung Cok.

Diakui Gung Cok, dari hasil sparring tersebut, para petarung memiliki ciri khas dalam bertarung. Ada yang menonjol di pukulan, ada yang menonjol di tendangan, ada yang menonjol di fisik. Termasuk gaya bertarung juga memiliki ciri khas. Ciri khas gaya petarung yang berbeda-beda itu harus tetap dipertahankan. Bahkan kelebihannya akan dipoles agar lebih menonjol lagi. Apa yang dimiliki, terutama bakat bertarung tetap dikembangkan semaksimal mungkin. Apalagi hasil tes fisik mereka juga bagus dan ada peningkatan saat tes fisik tahap kedua beberapa waktu lalu.

“Itu semua karena konsistensi latihan selama ini. Pada tahun 2020 latihan rutin seminggu sekali itu dilakukan setiap hari Jumat pukul 15.00 Wita. Durasi latihan hanya dua jam,”kata mantan caleg Golkar Bali Dapil Badung itu.

Menurut Gung Cok, pada awal tahun 2021 itu volume latihan mulai ditingkatkan. Saat ini latihan tiga kali seminggu. Setiap Selasa sore pukul 17.00 sampai 19.00 Wita. Lalu Kamis pukul 17.00 sampai 19.00 Wita, dan Sabtu pukul 08.00 - 10.00 pagi. Hal itu dilakukan, kata Gung Cok, untuk meningkatkan fisik agar saat PON dalam top performance.

Dalam menjalani latihan, atlet Kodrat Bali didampingi pelatih berpengalaman, yakni I Gede Sutarya Yasa, Nyoman Dana, Wayan Sirka Parwata, dan Nengah Sudika. Bahkan Nengah Sudika pernah merebut medali emas pada PON. *dek

Komentar