nusabali

Penjual Ogoh-Ogoh Mini Sepi Pembeli

Terdampak Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-penjual-ogoh-ogoh-mini-sepi-pembeli

DENPASAR,NusaBali
Dalam suasana pandemi Covid-19 yang diikuti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pedagang ogoh-ogoh mini tetap berjuang mengais rejeki.

Hanya saja pembelian tidak ramai sebagaimana sebelum pandemi Covid-19 merajam. Pembelian dalam bentuk grosiran, nyaris tidak ada. Sementara penjualan eceran juga jarang-jarang.  “Paling hanya  1,2 atau 3 dalam sehari,” ujar I Wayan Putra, seorang pembuat sekaligus penjual ogoh-ogoh dari Banjar Pokas, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar Minggu (17/1).

Ditemui di tempat berjualan pinggir jalan Kemenuh, Sukawati,Putra mengatakan  pandemi Covid-19, penjualan ogoh-ogoh mini tidak ramai. Hal itu disebabkan kondisi perekonomian susah menyebabkan pendapatan atau penghasilan masyarakat berkurang.

“Terutama orang tua-tua kan sudah susah,” lanjut pria yang sudah sudah menjual ogoh-ogoh mini selama 10 tahun.

Dalam kondisi normal, sebagaimana jelang Hari Raya Nyepi tahun-tahun sebelumnya, Putra mengaku bisa memperoleh omset penjualan antara Rp 40 juta-Rp 50 juta.

Omset puluhan juta tersebut berasal dari penjualan, baik eceran maupun penjualan dalam jumlah besar. Karena jika semua normal, Putra memasok ogoh-ogoh mini ke berapa tempat di Bali. Diantaranya Denpasar, Tabanan hingga Karangsem dan Buleleng.

Bahkan karena banyaknya permintaan, tidak jarang Putra sampai kewalahan melayani pesanan. Untuk memenuhi pesanan,  Putra membuat antara 3000 sampai 5000 ogoh-ogoh mini.

Namun setelah pandemi merebak, tidak ada pengiriman ogoh-ogoh tempat- tempat tersebut sebelumnya. “Sama sekali tidak ada order,” ujarnya.

Penjualan eceran juga sulit. Waktu sebelum Covid-19, dalam  sehari Putra dapat menjual antara 20 sampai 50 biji per hari. Tetapi sekarang ini hanya dapat jualan 1-3 biji sehari. Harga satu ogoh-ogoh mini bikinan Putra Rp 50 ribu ke atas sampai Rp 500 ribu.

Sebetulnya Putra sudah mengambil tempat strategis untuk menjual Ogoh-ogoh mini buatannya.  Selain memajang dalam kendaraan bak terbuka, Putra juga memajang ogoh-ogoh mini dengan cara menggantung pada tali yang dibentangkan pada pohon di pinggir jalan. Pemandangan ogoh-ogoh tergantung cukup menarik bagi warga yang melintas.

Berapa omset penjualan untuk Nyepi Tahun ini, Putra tentu saja   belum bisa memastikannya. Alasannya Hari Raya Nyepi  jatuh pada  Saniscara (Sabtu) Pon, Uku Gumbreg, 13 Maret 2021. Atau masih 1,5 bulan. Sedang Hari Pengerupukan pelaksanaan Tawur Kesanga pada  Sukra (Jumat) Pon ,12 Maret 2021. Jika tidak pandemi Covid-19 pada saat Hari Pengerupukan Ogoh-ogoh diarak usai pelaksanaan Tawur Kesanga. *K17

Komentar