nusabali

12 KK Korban Banjir di Medewi Masih Mengungsi

Polres Jembrana Bersihkan Pantai Medewi dari Sampah Akibat Banjir

  • www.nusabali.com-12-kk-korban-banjir-di-medewi-masih-mengungsi

NEGARA, NusaBali
Sebanyak 10 kepala keluarga (KK) dari total 14 KK korban banjir bandang di Banjar Loloan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Jumat (15/1) dini hari lalu, hingga kini masih bertahan di tenda pengungsian.

Sedangkan 2 KK lainnya masih mengungsi di rumah kerabatnya, sementara 2 KK lagi sudah pulang ke rumah masing-masing.

Dua (2) KK dari 10 KK korban bencana banjir bandang yang masih bertahan di tenda pengungsian, Minggu (17/1), masing-masing keluarga Misbah, 56, dan keluarga Agus Suparwan, 31. Keluarga Misbah kehilangan rumah, karena rumahnya hanyut terbawa banjir yang terjadi Jumat dinihari pukul 01.00 Wita. Sedangkan Agus Suparwan adalah menantu dari Misbah. Rumah keluarga Agus Suparwan rusak parah, pondasinya tergerus air hingga nyaris hanyut.

“Dua keluarga ini (Misbah dan Agus Suparwan) sama sekali tidak ada tempat untuk pulang. Jadi, mereka terpaksa tetap bertahan di tenda pengungsian,” ujar Kelian Banjar Loloan, Desa Medewi, I Ketut Mudi Ardana, saat ditemui NusaBali di tenda pengungsian kawasan banjar setempat, Minggu kemarin.

Selain keluarga Misbah dan Agus Suparwan, kata Ketut Mudi Ardana, ada 8 KK korban bencana lagi yang masih bertahan di tenda pengungsian. “Jadi, korban banjir bandang yang masih mengungsi di tenda pengungsian ini sebanyak 10 KK. Kecuali keluarga Misbah dan keluarga Agus Suparwan, 8 KK masih mengungsi di sini karena takut sewaktu-waktu terjadi banjir susulan. Apalagi, belakangan masih sering hujan. Bahkan, tadi malam (Sabtu, Red) masih sempat banjir lagi, walaupun tidak sebesar yang Jumat dinihari,” papar Mudi Ardana.

Sementara, Penjabat Sekda Kabupaten Jembrana, I Nengah Ledang, mengatakan masih mengkaji upaya pemberian bantuan tempat tinggal kepada korban banjir bandang yang kehilangan rumah. Saat ini, masih diutamakan penanganan darurat, dengan menyediakan tenda pengungsian dan memastikan kebutuhan logistik aman. “Masih kami kaji. Kalaupun bisa dibantu, tidak bisa mendadak. Kan tetap harus ada proses,” jelas Nengah Ledang di tenda pengungsian korban banjir Banjar Loloan, Desa Medewi, Minggu kemarin.

Menurut Ledang, kalaupun ada bantuan pembangunan rumah, perlu mempertimbangkan tempat pembangunnya. Sebab, tanah tempat tinggal keluarga Misbah dan Agus Suparwan juga ikut hanyut terbawa banjir, sehingga tidak mungkin kembali membangun di lokasi yang sama. “Harus dipikirkan juga tempat. Nanti coba akan dikoordinasikan ke desa, apa mungkin ada lahan atau ada tanah lain,” tegas mantan Asisten I Setda Jembrana ini.

Bencana banjir bandang di Banjar Loloan, Desa Medewi itu sendiri terjadi Jumat dinihari sekitar pukul 01.00 Wita, akibat meluapnya aliran Sungai Yeh Satang. Sebelum banjir bandang, turun hujan deras sejak Kamis (14/1) malam sekitar pukul 21.30 Wita.

Menurut kesaksian seorang warga Banjar Loloan, Subhan, 40, air sungai mulai muluap Jumat dinihari pukul 01.00 Wita, dengan membawa sejumlah batang batang kayu. “Saat air naik, hujan masih deras. Hujan baru reda sekitar pukul 01.30 Wita,” ungkap Subhan, Jumat siang.

Untungnya, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana banjir bandang di Banjar Loloan ini. Pasalnya, warga yang rumahnya jadi korban berhasil menyelamatkan diri, karena sudah mewaspadai kemungkinan banjir saat terjadi hujan deras sejak Kamis malam. Begitu air sungai meluap, mereka sudah keluar dari rumahnya.

Sementara itu, banjir bandang yang terjadi di Banjar Loloan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan ini menyisakan tumpukan sampah di Pantai Medewi. Keberadaan tumpukan sampah itu pun menjadi perhatian jajaran Polres Jembrana, dengan melaksanakan kerja bakti di Pantai Medewi, Minggu pagi.

Dalam kerja bakti membersihkan sampah di Pantai Medewi kemarin pagi, Polres Jembrana berkolaborasi dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Jembrana dan masyarakat sekitar. Sampah yang menumpuk di Pantai Medewi didominasi ranting dan batang kayu hutan.

Dalam kerja bakti yang dipimpin langsung Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa dengan dihadiri Penjabat Sekda Kabupaten Jembrana, I Nengah Ledang, tersebut dikerahkan pula itu, turut mengerahkan sejumlah chain saw dan alat berat. Kapolres AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa mengatakan, kerja bakti ini berkaitan dengan tanggap bencana pasca banjir bandang.

“Meskipun air telah surut, namun masih menyisakan puing-puing, lumpur, serta tumpukan sampah di Pantai Medewi yang perlu dibersihkan, supaya tidak menimbulkan penyakit bagi masyarakat sekitar,” terang AKBP Adi Wibawa.

Dua hari sebelum kerja bakti membersihkan sampah di Pantai Medewi, jajaran Polres Jembrana juga sempat terjun membantu masyarakat untuk membersihkan material banjir yang berada di rumah-rumah warga, Jumat lalu. Untuk meringankan beban warga korban banjir, Polres Jembrana hari itu menyalurkan bantuan berupa sembako yang diserahkan langsung oleh Kapolres AKBP Adi Wibawa. *ode

Komentar