nusabali

Mobil Terseret hingga Nyangkut di Sungai Kawasan Desa Canggu

Banjir Bandang Sapu Usaha ‘Al Waled Alang-alang’ di Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Badung

  • www.nusabali.com-mobil-terseret-hingga-nyangkut-di-sungai-kawasan-desa-canggu

Dua palinggih Pura Penepi Siring Belulang Yeh di Banjar Padang Linjong, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung juga rusak akibat banjir di Sungai Pangung Miahmiah

MANGUPURA, NusaBali

Banjir bandang sapu tempat usaha anyaman alang-alang ‘Al Waled Alang-alang’ di di Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Badung, Kamis (14/1) pukul 02.30 Wita. Meski tak ada laporan korban jiwa maupun terluka, namun sebuah mobil Suzuki New Ertiga DK 1054 XX terseret arus hingga ditemukan nyangkut di sungai kawasan Banjar Padang Linjong, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Selain itu, Pura Penepi Siring Belulang Yeh di Desa Canggu juga mengalami kerusakan.

Mobil Suzuki New Ertiga DK 1054 XX yang disapu banjir bandang tersebut adalah milik keluarga Muksim Salim, 50, bos usaha ‘Al Waled Alang-alang’. Mobil tersebut hanyut disapu banjir di areal parkir tempat usaha alang-alang di cekungan dekat sungai kawasan Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan.

Tempat usaha anyaman alang-alang yang disapu banjir bandang tersebut dibangun di atas lahan miring seluas seluas 5 are. Sebagian lahan yang dalam posisi lebih tinggi dibangun tempat tinggal. Sedangkan sebagian lagi yang posisinya lebih rendah dijadikan areal parkir dan gudang usaha anyaman alang-alang. Areal yang disapu banjir bandang pagi itu seluas 2,5 are bagian bawah.

Muksim Salim menceritakan, saat banjir bandang terjadi, Kamis dinihari pukul 02.30 Wita, dia sedang tidur bersama istri dan 4 orang karyawannya. Tiba-tiba, air setinggi 1 meter sudah mengalir deras. Dalam sekejap, banjir bandang menyapu mobil New Ertiga DK 1054 XX yang terparkir di lorong bedeng tempat penyimpanan alang-alang.

“Mobil tersebut terserat banjir ke sungai yang berjarak 3 meter di belakang bedeng. Kemudian, mobil terseret arus sungai ke arah selatan. Kami tak mungkin menyelamatkan mobil tersebut. Tapi, bersyukur kami sekeluarga tidak apa-apa,” ungkap Muksim Salim saat ditemui NusaBali di tempat usahanya yang disapu banjir, Kamis siang.

Paginya, kata Salim, terbetik kabar dari masyarakat bahwa mobilnya ditemukan nyangkut di Sungai Pangung Miahmiah kawasan Banjar Padang Linjong, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, yang bejarak sekitar 2 kilometer arah selatan dari tempat usahanya. Bangkai mobil New Ertiga warna putih itu ditemukan dalam keadaan hancur, posisinya terbalik di mana ban ke atas.

Menurut Salim, sebuah mobil Pick Up DK 8536 FQ miliknya selamat dari amuk banjir, namun mengalami kerusakan pada roda depan. Mobil Pick Up warna hitam ini selamat karena tertahan tumpukan alang-alang. Selain mobil Pick Up, sebuah sepeda motor miliknya juga selamat. Rumah beserta tumpukan alang-alang miliknya juga selamat.

Salim menceritakan, air muncul dari seberang utara Jalan Raya Pererenan. Sedangkan rumah yang sekaligus jadi tempat usahanya berada sebelah selatan jalan raya. "Saya sudah 6 tahun tinggal di sini. Baru sekarang mengalami kejadian seperti ini. Sebelum banjir bandang, malamnya memang hujan lebat," papar pengusaha Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat ini seraya mengaku mensderita kerugian material sekitar Rp 500 juta.

Bangkai mobil New Ertiga DK 1054 XX milik Muksim Salim sendiri ditemukan nyangkut di Sungai Pangung Miahmiah kawasan Banjar Pandang Linjong, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara. Posisi mobil nyangkit berada di depan Pura Penepi Siring Belulang Yeh.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, dr Ni Nyoman Ermy Setiari MKes, mengatakan bangkai mobil tersebut belum bisa dievakuasi, karena aliran air sangat cukup deras. "Belum bisa kami evakuasi. Mobil itu posisinya di tengah air, dalam posisi terbalik di mana bannya ke atas. Itu harus dievakuasi pakai mobil derek,” jelas Ermy Setiari.

Selain tempat usaha alkang-alang milik Muksim Salim, tempat usaha modifikasi motor gede ‘Malamdre’ di Desa Pereranan juga jadi korban amuk banjir bandang, dinihari kemarin. Tembok sisi timur bangunan Malamdre milik bule roboh sepanjang 10 meter akibat tergerus banjir.

Sementara itu, dua palinggih di Pura Penepi Siring Belulang Yeh, Banjar Linjong, Desa Canggu juga mengalami kerusakan akibat meluapknya Sungai Pangung Miahmiah. Palinggih yang rukas itu, masing-masing Padma Sari dan Taman Beji Pesucian.

Menurut Pamangku Pura Penepi Siring Belulang Yeh, Jro Mangku Ketut Murjaya, palinggih yang letaknya di dekat sungai dulunya sempat dipindah ke dekat pura. Namun, secara niskala palinggih tersebut tidak boleh dipindah, sehingga dikembalikan ke tempat semula.

“Yang melinggih di sini (palinggih di dekat sungai, Red) adalah Ratu Niang Lingsir. Dari sekian tahun hujan lebat, baru kali ini banjir besar sampai merobohkan palinggih. Biasanya, walau hujan bagaimana pun, tidak sampai begini,” tutur Jro Mangku Murjaya kepada NusaBali, Kamis kemarin.

Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Canggu, I Nengah Lana, menjelaskan akibat banjir bandang kemarin, persawahan yang dekat sungai juga ikut terendam banjir. “Yang namanya musibah, kita tidak bisa duga,” kata Nengah Lama.

Padahal, menurut Nengah Lana, sungai dan alirannya baru saja selesai dibersihkan selama 45 hari menggunakan dana Program Padat Karya Tunai. Yang dibersihkan, mulai sampah hingga kayu dan ranting pohon. “Kurang lebih 45 hari kegiatan pembersihannya, sejak pertengahan November hingga akhir Desember 2020. Kalau tidak dibersihkan, mungkin banjirnya bisa lebih besar lagi,” katanya. *pol,ind

Komentar