nusabali

Mia Tresetya Diketahui Berubah Jadwal Terbang

Pramugari Asal Denpasar Ikut Jadi Korban Pesawat Jatuh

  • www.nusabali.com-mia-tresetya-diketahui-berubah-jadwal-terbang

DENPASAR, NusaBali
Salah satu pramugari yang jadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY–182 di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara dalam penerbangan Jakarta-Pontianak, Sabtu (9/1) siang, adalah Mia Tresetyani Wadu, 22.

Terungkap, pramugari yang tinggal di Banjar Sasih, Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan ini berubah jadwal terbang. Mia Tresetyani Wadu merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Zet Wadu dan Ni Luh Sudarni. Saang ayah Zet Wadu berasal dari NTT, sementara ibundanya, Ni Luh Sudarni, asal Singaraja, Buleleng. Perempuan berusia 22 tahun ini menjadi pramugari Sriwijaya Air sejak 2017 atau setahun setelah tamat SMAN 6 Denpasar di kawas-an Sanur.

Kakak korban, Ardi Samuel Cornelis Wadu, 25, mengatakan adiknya pergi tanpa ada pesan apa pun kepada keluarga. Tidak seperti biasanya, Mia Tresetyawati selalu menelepon ibunya, Luh Sudarni saat hendak terbang. Selama ini, ibunya juga selalu tahu jadwal terbang Mia hingga rute penerbangannya dari mana ke mana.

Namun, kata Ardi, hari itu Mia tidak ada menelepon ibunya sebelum terbang. Akibatnya, saat awal tersiar kabar berita di televisi ada pesawat Sriwijaya Air kecelakaan, kedua orangtua Mia tidak percaya kalau anak bungsu mereka ikut dalam pesawat naas tersebut.

Hanya saja, Mia sempat chatting dengan Ardi, Sabtu pagi. Saat itu, mereka bercanda melalui pesan WhatsApp tentang nama anjing baru di rumah. Ardi sama sekali tidak menyangka kalau itu komunikasi terakhir, karena siang harinya Mia mengalami kecelakaan pesawat.

"Awalnya, saya dapat kabar dari mama bahwa ada pesawat Sriwijaya Air lost contact. Saat itu saya tidak percaya. Tapi saya buka televisi, nonton berita ternyata benar pesawat Sriwijaya Air kecelakaan. Hanya saja, saya belum percaya begitu saja adik saya ada di pesawat itu," ungkap Ardi saat ditemui NusaBali di rumahnya di Jalan Tirta Gangga Gang Tirta Gangga Nomor 4 Denpasar kaswasan Banjar Sasih, Kelurahan Panjer, Minggu (10/1) pagi.

Mendapat berita dari televisi seperti itu, Ardi berusaha menelepon semua teman Mia yang ada di Jakarta. Sabtu petang sekitar pukul 18.30 Wita, Ardi mendapat kabar dari Jakarta kalau adiknya yang masih gadis itu ikut terbang bersama pesawat naas tersebut.

"Kepastian itu saya belum sampaikan kepada mama. Sebab, sejak awal dapat informasi kecelakaan itu, mama tidak percaya dan berharap adik saya tak ada dalam pesawat teresebut. Adik saya kan sering tukar jam penerbangan," kata Ardi.

Namun, Ardi tak bisa terus menyembunyikan informasi itu. Akhirnya, Sabtu malam sekitar pukul 20.00 Wita, kedua orangtua Mia mendapat informasi pasti setelah menonton berita di televisi yang menampilkan nama-nama dari korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air, termasuk pramugari.

"Teman kos Mia di Tangerang (Banten) bilang sebenarnya adik saya tidak ada di penerbangan siang itu. Mia mendapat jadwal penerbangan malam. Namun, tiba-tiba jadwalnya dialihkan. Itu saya percaya karena ada screenshot chat dari temannya,” kenang Ardi.

Meski sulit untuk melepas kepergian Mia untuk selamanya, menurut Ardi, pihak keluarga berusaha untuk ikhlas. Keluarga berharap agar proses evakuasi para korban lebih cepat, sehingga semua keluarga mendapat informasi yang pasti.

Menurut Ardi, Mia sudah 3 tahun menjadi pramugari Sriwijaya Air sejak 2017. Mia sendiri bercita-cita jadi pramugari sejak duduk di bangku SMAN 6 Denpasar. "Dia (Mia) sempat mengutarakan cita-citanya kepada mama saat SMA. Tapi, saat itu mama larang M ia jadi pramugari," papar Ardi.

Karena niatnya tinggi, mata setamat SMA tahun 2016, Mia diam-diam ikut tes pramugari. Kedua orangtuanya kaget ketika Mia menginformasikan sudah lulus tes pramugari. Sejak 2017, Mia mulai aktif ikut penerbangan Sriwijaya Air. Pada Desember 2020 lalu, Mia sempat berkonsultasi saat perpanjang kontraknya di Sriwijaya Air untuk setahun ke depan. Saat itu, Ardi menyarankan Mia untuk pulang dan cari kerja di Bali. "Tapi, adik saya bilang masing ingin jadi pramugari," katanya.

Pesawat Sriwijaya Air SJY–182 sndiri, sebagaimana diberitakan, jatuh dalam penerbangan Jakarta–Pontianak (Kalimantan Barat), Sabtu sore. Pesawaat naas dengan pilot---ini lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Sabtu siang pukul 14.36 WIB. Sebelum terbang, pesawat tersebut sempat delay selama 30 menit.

Pesawat naas ini terdata mengangkut 50 penumpang dan 12 kru pesawat. Dari 50 penumpang tersebyt, 40 orang di antaranya dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi. Sedangkan 12 kru pesawat, termasuk Mia Tresetyani Wadu, terdiri atas 6 kru aktif dan 6 kru ekstra.

Sementara itu, PT Jasa Raharja Cabang Bali telusuri salah satu korban pewasat Sriwijaya Air SJ-182 asal Denpasar, dengan bertandang langsung ke rumah keluarganya. "Tujuan kami adalah untuk menelusuri kebenaran tentang informasi ada tidaknya yang berasal dari Bal. Pendataan ini dilakukan sesuai arahan direktur utama kami," ujar Kepala Bagian Operasional PT Jasa Raharja Cabang Bali, Lalu Saripudin, dilansir Antara di Denpasar, Minggu kemarin. *pol

Komentar