nusabali

Bangkai Lumba-Lumba Terdampar di Pantai Rambut Siwi

  • www.nusabali.com-bangkai-lumba-lumba-terdampar-di-pantai-rambut-siwi

NEGARA, NusaBali
Bangkai seekor Lumba-lumba terdampar di Pantai Rambut Siwi, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Rabu (6/1) sore.

Tidak ada yang tahu penyebab kematian Lumba-lumba hidung botol ini. Namun, tidak ditemukan luka pada tubuh mamalia malang tersebut.  Berdasar informasi, bangkai Lumba-lumba itu ditemukan beberapa warga di tepi pantai, tepatnya sebelah timur Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi, Rabu sekitar pukul 15.00 Wita. Penemuan bangkai ikan itu pun diunggah ke media sosial hingga memancing perhatian jajaran Resort Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jembrana bersama pihak Polsek Mendoyo, Kamis (7/1) pagi.

Dari hasil pengecekan petugas Resort KSDA Jembrana, bangkai Lumba-lumba jenis hidung botol tersebut, panjang 1,3 meter dengan diameter tubuh sekitar 30 centimeter. Lumba-lumba itu diperkirakan telah mati sejak dua hari lalu atau sejak Selasa (5/1). “Kami tidak dapat pastikan apa penyebab kematian Lumba-lumba ini. Tetapi kalau pengecekan di tubuhnya itu tidak ada luka,” ujar petugas Resort KSDA Jembrana I Wayan Suamba.

Menurut Suamba, wilayah perairan Rambut Siwi, sering dilintasi kawanan Lumba-lumba. Bisa saja Lumba-lumba itu sebelumnya terseret arus karena cuaca ekstrem di tengah laut, dan akhirnya terdampar. “Karena kondisinya juga sudah menimbulkan bau busuk, kami kubur di sekitar lokasi. Kami kubur bersama warga, dan disaksikan petugas Kepolisian,” ucap Suamba.

Sebelumnya, seekor Hiu Paus (Rhincondon Typus) panjang 7,5 meter dan berat sekitar 1,5 ton, juga terdampar di Pantai Pekutatan, kawasan Banjar Yeh Kuning, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Selasa (29/9/2020) pagi. Hiu Paus itu keburu mati, meskipun sempat ditolong warga dengan mendorongnya kembali ke tengah laut. Terdamparnya hiu paus di Pantai Pekutatan ini pertama kali diketahui I Ketut Parwata, 45, seorang warga Banjar Dangin Pangkung, Desa Pekutatan, Selasa pagi pukul 05.30 Wita. Saat itu, Ketut Parwata yang sedang menjaring ikan di tepi pantai, terkejut melihat ikan ukuran super besar terdampar di pasir.

Mengetahui ada ikan yang biasa disebut Hiu tutul itu masih dalam keadaan hidup, Ketut Parwata pun bergegas meminta bantuan warga lainnya untuk sama-sama mendorong hiu paus tersebut. Bukan hanya warga lokal yang berdatangan ke lokasi, tapi juga sejumlah warga negara asing. *ode

Komentar