nusabali

Pariwisata di Desa Pemuteran Kembali Bergeliat Saat Libur Tahun Baru

  • www.nusabali.com-pariwisata-di-desa-pemuteran-kembali-bergeliat-saat-libur-tahun-baru

SINGARAJA, NusaBali
Musim libur panjang pada awal tahun 2021 ini membawa berkah bagi pelaku usaha pariwisata di Bali Utara.

Daerah wisata Buleleng bagian barat, di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, kembali bergeliat. Kawasan pariwisata yang terkenal dengan konservasi terumbu karang dengan metode biorock ini, mengalami peningkatan kunjungan wisatawan.

Hal tersebut tercermin dari tingkat hunian akomodasi di Desa Wisata Pemuteran yang membludak. "Ada peningkatan yang cukup signifikan pada hunian di Desa Pemuteran, dari bulan-bulan sebelumnya yang hanya 10 persen atau nyaris nol, menjadi 80 persen saat libur awal tahun kemarin," ujar Ketua Pokdarwis Segara Giri Desa Pemuteran, I Ketut Sutrawan kepada NusaBali Selasa (5/1).

Diakuinya, peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Pemuteran sudah terjadi sejak libur panjang atau cuti bersama pada akhir tahun 2020 lalu hingga 4 Januari 20201. Sebagian besar mereka berlibur ke Desa Pemuteran datang bersama keluarganya. Wisatawan yang datang masih didominasi wisatawan lokal dari kota-kota besar seperti Denpasar, Jakarta, hingga Surabaya.

"Peningkatannya luar biasa dibandingkan sebelumnya. Misalnya, di salah satu hotel di Pemuteran yang jumlah kamarnya ada 50 biasanya hanya terisi 6 kamar, saat libur tahun baru kemarin terisi hampir penuh 40 kamar. Mereka (wisatawan) yang berlibur ke Pemuteran didominasi wisatawan lokal yang datang berkeluarga menggunakan mobil pribadi," beber Ketut Sutrawan.

Pria yang akrab disapa Wawan Ode ini mengimbuhkan, peningkatan kunjungan wisatawan juga bisa dilihat dari melonjaknya hunian di homestay dan villa milik warga lokal. "Homestay yang ada di rumah penduduk di Pemuteran jumlahnya hampir 300-an kamar, dan kemarin cukup ramai juga. Misalnya homestay saya ada 3 kamar terisi 2 kamar," ungkap dia.

Meski demikian, dirinya pun mengakui ada cukup banyak juga wisatwan yang membatalkan kunjungannya. Hal ini disebabkan syarat yang memberatkan bagi wisatawan yang melakukan perjalanan dengan transportasi udara wajib menunjukkan surat keterangan negatif uji swab berbasis PCR. "Karena aturan yang mendadak, cukup banyak juga wisatawan yang cancel," imbuhnya.

Adanya peningkatan kunjungan wisatawan di tengah pandemi Covid-19, kata dia, sedikit tidak memberikan pendapatan bagi pengusaha pariwisata di Desa Pemuteran. "Adanya peningkatan kunjungan dapat membantu biaya opersional. Mengingat akomodasi di Pemuteran banyak yang tutup, atau hanya dibuka separuh," ungkap pria yang sudah puluhan tahun sudah bergelut di dunia pariwisata ini.

Pihaknya belum bisa memperkirakan apakah kunjungan wisatawan akan terus berdatangan di tengah pandemi Covid-19. "Kalau itu kami belum bisa prediksi, karena kebijakan pemerintah juga terus berubah. Seiring wabah Covid-19 masih terjadi," kata Ketut Sutrawan.

Dia memastikan penegakan disiplin Prokes untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung maupun pemilik usaha wisata. "Penerapan Prokes selama ini sudah berjalan dengan baik. Itu aturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung hingga pengelola objek wisata. Yakni mentaati protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19," tutupnya.*m

Komentar