nusabali

BI Perkirakan 2021 Inflasi Bali Terkendali

  • www.nusabali.com-bi-perkirakan-2021-inflasi-bali-terkendali

DENPASAR,NusaBali
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Januari 2021 akan tetap terkendali.

Meskipun demikian, tingginya curah hujan di Bali perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan harga kelompok barang volatile food. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI) Bali Trisno Nugroho mengingatkan, Senin (4/1).

Menghadapi potensi tantangan tersebut, kata Trisno Nugroho, BI Provinsi Bali akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) guna memastikan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran nasional. Salah  satunya melalui imbauan agar petani tetap menanam sesuai dengan siklusnya agar pasokan tetap mencukupi di kemudian hari.

Papar Trisno Nugroho, sebagaimana juga terjadi pada bulan sebelumnya yakni pada November lalu, Bali pada Desember 2020 kembali mencatat inflasi  setelah mengalami deflasi berturut turut sejak bulan April hingga bulan Oktober 2020.  Pada bulan Desember 2020 Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,68 persen month to month.

Inflasi Bali lebih  lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,45 persen. Berdasarkan perhitungan data BPS, inflasi terjadi di kedua kota perhitungan yaitu kota Denpasar sebesar 0,62 persen (mtm) dan kota Singaraja 1,08 persen( mtm).

Dengan demikian maka inflasi Bali sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 0,80 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,68 persen (yoy).” Inflasi ini juga tercatat sebagai inflasi terendah di Provinsi Bali,” ujarnya.

Peningkatkan inflasi di bulan Desember lanjut Trisno Nugroho,  terjadi karena adanya peningkatan harga seluruh kelompok barang sejalan dengan peningkatan permintaan di tengah libur akhir tahun. Hal ini tercermin dari  meningkatnya harga bahan makanan seperti cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, harga yang diatur pemerintah seperti tarif angkutan udara serta harga perlengkapan upacara keagamaan canang sari.

Meskipun demikian tekanan harga lebih mendalam tertahan dengan berlanjutnya penurunan harga emas perhiasan dan angkutan antar kota.

Kelompok volatile food mengalami kenaikan harga sebesar 3,18 persen (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatkan harga terlihat untuk komoditas cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, tomat, dan daging babi. Peningkatan harga komoditas hortikultura disebabkan  menurunnya jumlah pasokan menjelang musim tanam di tengah peningkatan permintaan pada libur panjang di akhir tahun 2020.

Peningkatan harga juga disebabkan  rendahnya pasokan daging babi sebagai dampak berkelanjutan dari virus yang menyerang ternak babi di tahun 2020.

Kelompok barang administered price mencatat peningkatan harga sebesar 0,23 persen (mtm). Peningkatan tekanan harga pada kelompok ini disebabkan  naiknya tarif angkutan udara sejalan dengan adanya cuti bersama di akhir tahun 2020. Adapun peningkatan lebih lanjut tertahan oleh turunnya tarif angkutan antar kota.

Kelompok barang  core inflation mencatat peningkatan harga sebesar 0,25 persen (mtm) dibandingkan dengan bulan November.

Naiknya tekanan inflasi ini terjadi terutama pada canang sari, laptop/notebook, dan air kemasan. Harga canang sari meningkat seiring dengan peningkatan kegiatan keagamaan dan pembukaan hotel dan villa di akhir tahun. *K17

Komentar