nusabali

Restrukturisasi Kredit 2020 Hanya 18 Persen

  • www.nusabali.com-restrukturisasi-kredit-2020-hanya-18-persen

JAKARTA, NusaBali
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan restrukturisasi kredit sepanjang 2020 tercatat hanya 18 persen dari total kredit.

Angka tersebut terbilang cukup rendah mengingat besarnya proyeksi pemerintah terhadap restrukturisasi kredit tahun lalu.

"Restrukturisasi kredit yang kami perkirakan tinggi hanya 18 persen dari total kredit, dan ini semua kami harapkan segera kembali bangkit, membaik," ucapnya dalam Pembukaan Perdagangan BEI 2021, seperti dilansir cnnindonesia.com, Senin (4/1).

Wimboh menuturkan ekonomi Indonesia diperkirakan akan lebih baik pada kuartal IV 2020 berkat kebijakan fiskal dan moneter yang responsif dan akomodatif.

Peraturan OJK nomor 11/POJK.03/2020 yang diperpanjang hingga 2022 juga dinilai cukup membantu dalam proses pemulihan ekonomi.

Bahkan, berkat kebijakan tersebut non performing loan (npl) dapat ditahan hanya 3,18 persen sepanjang 2020 diikuti dengan likuiditas perbankan yang melimpah.

"Dengan sinergi itu menghasilkan luar biasa ekonomi kita meskipun terkoreksi minus 5,32 di kuartal II menjadi 3,49 di kuartal III. Kami harapkan di kuartal IV menjadi lebih baik," imbuhnya.

Tak hanya itu, pasar modal juga telah menunjukkan perbaikan indikator. Terbukti, kata Wimboh, indeks harga saham gabungan (IHSG) telah berada di atas level 6.000 dalam beberapa pekan, bahkan sempat di level tertingginya pada 21 Desember di level 6.165.

"Terkoreksi year to date-nya 5,09 persen, ini tidak terlalu jelek jika dibandingkan negara tetangga di mana terkoreksi lebih besar lagi. Di samping itu yang penting nilai SBN 1 tahun turun, terendah sepanjang sejarah 3,64 persen ini adalah momentum bangkitnya raising fund pasar modal," tandasnya.*

Komentar