nusabali

Panwas Dalami Laporan Dugaan Money Politics

  • www.nusabali.com-panwas-dalami-laporan-dugaan-money-politics

Panitia Pengawas (Panwas) Pemilihan Kabupaten Buleleng terus mendalami kasus dugaan money politics dalam verifikasi factual ulang dukungan pasangan calon Independen, Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), yang dilaporkan pihak menerima uang, Rabu (9/11) malam.

150 Dukungannya Dinyatakan Valid, Paket Surya di Ambang Lolos Pilkada


SINGARAJA, NusaBali
Dalam penanganan kasus dugaan bagi-bagi uang ini, Panwas libatkan Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu). Kasus dugaan bagi-bagi uang sebesar Rp 200.000 per orang untuk pendukung Paket Surya ini sebelumnya dilaporkan ke Kantor Panwas, Jalan Pramuka Singaraja, Rabu malam pukul 21.30 Wita. Laporan dilakukan I Wayan Suparta dan I Wayan Sudiasa, dua warga Lingkungan Kalibaru, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng, yang mengaku terima uang masing-masing Rp 200.000. Malam itu juga, kedua pelapor diperiksa Panwas.

Setelah memeriksa saksi Wayan Suparta dan Wayan Sudiasa, Kamis (10/11) Panwas kemabali memeriksa dua warga Kalibaru, Kelurahan Banjar Jawa, yang disebut ikut terima duit masing-masing Rp 200.000. Mereka adalah I Gede Arsana dan Luh Sukreni.

Dalam pemeriksaan Kamis kemarin, terungkap saksi I Gede Arsana dan Luh Sukreni juga mendapat uang masing-masing sebesar Rp 200.000, setelah mereka memberi dukungan terhadap Paket Surya saat verifikasi factual ulang hari pertama di Kantor KPU Buleleng, Jalan Ahmad Yani Singaraja, Rabu lalu. Hanya saja, saksi Luh Sukreni mengaku tidak melihat langsung Wayan Suparta diberikan uang. Sedangkan saksi Gede Arsana mengaku melihat Wayan Suparta menerima uang dari Komang Dita alias Silut, yang juga warga asal Lingkungan Kalibaru, Kelurahan Banjar Jawa.

“Saksi menyebutkan, begitu keluar dari KPU, diberikan uang. Tapi, saya belum dalami apakah uang itu sebagai kompensasi setelah memberikan dukungan ke KPU Buleleng atau tidak. Nah, ini tentu kita harus dalami lagi dengan keterangan saksi-saksi. Karena keterangan satu saksi harus dikuatkan dengan keterangan saksi yang lain,” jelas anggota Panwas Buleleng, I Putu Sugi Ardana, seusai memeriksa saksi Luh Sukreni dan Gede Arsana, Kamis kemarin.

Sugi Ardana mengakui pihaknya segera akan berkoordinasi dengan Sentra Gakkumdu terkait penanganan dugaan money politics ini. Koordinasi tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti laporan dugaan bagi-bagi uang saat verifikasi factual ulang dukungan Paket Surya di hari pertama.

“Kalau nanti Sentra Gakkumdu memang merekomendasikan perlu pendalaman saksi lagi, kita akan klarifikasi dengan saksi lainnya. Tapi, kalau dipandang sudah cukup, kita tidak perlu lagi klarifikasi. Kita tunggu hasil rapatnya dengan Sentra Gakkumdu,” tandas Sugi Ardana.

Sementara itu, kubu Paket Surya belum ada yang bisa dimintai tanggapan terkait dengan laporan dugaan bagi-bagi uang dalam verifikasi factual ulang dukungannya di 5 desa/kelurahan tersebut. Saat dibubungi NusaBali per telepon, Kamis kemarin, Dewa Nyoman Sukrawan---yang menempati posisi Calon Bupati Buleleng dalam Paket Surya---tidak mengangkat ponselnya, meski terdengar nada sambung.

Konon, pihak Paket Surya juga merasa dirugikan dalam verifikasi factual ulang tersebut. Masalahnya, Paket Surya merasa ada upaya intimidasi terhadap pendukungnya, bahkan juga tim penghubung mereka. Namun, hingga Kamis sore belum ada laporan dari Paket Surya ke Panwas terkait upaya intimidasi tersebut.

Sekretaris Tim Advokasi Paket Surya, Nyoman Sunarta, mengungkapkan salah satu dugaan intimidasi menimpa tim penghubung di Kelurahan Banjar Jawa dan Desa Gerokgak (Kecamatan Gerokgak). Ada pula laporan politik uang di mana warga diberikan sejumlah duit agar tidak keluar rumah atau tak menyampaikan dukungan kepada Paket Surya saat verifikasi factual.

“Beberapa laporan sudah masuk kepada kami. Ada banyak intimidasi dengan berbagai bentuk. Ada juga yang diberi uang agar tidak beri dukungan. Akhirnya, banyak warga yang ketakutan. Ada beberapa pengaduan yang masuk ke Tim Advokasi Paket Surya,” ungkap Sunarta saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin.

Hanya saja, Sunarta mengakui Tim Advokasi Paket Surya belum ada rencana melaporkan dugaan intimidasi ini ke Panwas Buleleng. Pihaknya masih mempelajari pengaduan itu, selain mengumpulkan saksi dan data. “Semua sedang kami siapkan. Kalau kami lapor ke Panwas, tentu artinya kami sudah paham teknis. Kami masih mendata,” tegas Sunarta.

Sementara itu, data hasil verifikasi factual hari kedua dukungan Paket Surya, Kamis kemarin, masih simpang siur. Data sementara, total dukungan Paket Surya yang memenuhi syarat dari 5 desa/kelurahan yang diverifikasi factual ulang, sudah mencapai 150 dukungan. Rinciannya, 66 dukungan dari Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan), 59 dukungan dari Kelurahan Banjar Jawa (Kecamatan Buleleng), 16 dukungan dari Desa Mengening (Kecamatan Kubutambahan), 14 dukungan dari Desa Gerokgak (Kecamatan Gerokgak), dan 1 dukungan dari Desa Pelapuan (Kecamatan Busungbiu).

Itu artnya, Paket Surya tinggal membutuhkan tambahan 85 dukungan valid untuk lolos ke pilkada Buleleng 2017, guna tarung head to head melawan pasangan Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji), incumbent yang diusung PDIP bersama NasDem-Hanura-Gerindra-PPP-PKB-PAN. Pasalnya, Paket Surya hanya kekuaragan 235 dukungan valid dari total syarat minimal 40.283 dukungan yang disyaratkan KPU. k19

Komentar