nusabali

Agus Suradnyana dan Sutjidra Diisukan Retak

Dipicu Perebutan Rekomendasi Calon Bupati di Pilkada Buleleng

  • www.nusabali.com-agus-suradnyana-dan-sutjidra-diisukan-retak

DENPASAR, NusaBali
Meskipun Pilkada Buleleng belum ada kepastian akan digelar tahun 2022, persaingan berebut tiket rekomendasi Calon Bupati (Cabup) sudah menghangat.

Dampaknya, hubungan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana vs Wakil Bupati I Nyoman Sutjidra diisukan renggang. Maklum, Nyoman Sutjidra akan maju tarung sebagai Cabup Buleleng dari PDIP, sementara Agus Suradnyana disebut-sebut siapkan sang istri, I Gusti Ayu Aries Sujati, untuk posisi yang sama.

Bocoran yang diperoleh NusaBali dari kalangan anggota DPRD Bali Dapil Buleleng, Kamis (31/12), Nyoman Sutjidra ingin ‘naik tingkat’ maju sebagai Cabup, karena sudah 2 kali periode menjabat Wakil Bupati Buleleng pendampingi Agus Suradnyana (2012-2017, 2017-2022). Namun, istri Agus Suradnyana, IGA Aries Sujati, yang kini anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, juga akan maju berebut posisi Cabup Buleleng di Pilkada nanti.

“Nyoman Sutjidra cukup berat kalau bersaing dengan Aries Sujati, karena Bupati Agus Suradnyana adalah Ketua DPC PDIP Buleleng. Jadi, ini membuat renggang hubungan Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra," ujar suamber tersebut.

Politisi senior—yang sudah langganan lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng ini mengatakan berat peluang Sutjidra untuk berebut tiket dengan istri Agus Suradnyana. "Kalau Sutjidra gagal mendapatkan tiket Cabup Buleleng di PDIP, parpol-parpol lain akan meliriknya," tegas politisi senior yang mengaku sudah beberapa kali mendengar curhatan hati Sutjidra soal tarung Pilkada Buleleng ketika sama-sama dalam perjalanan ke Jakarta ini.

Benarkah? Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, Agus Suradnyana menyebutkan hubungan dirinya dengan Sutjidra saat ini biasa-biasa saja. Tidak ada kerenggangan lantaran isu tarung Pilkada Buleleng. "Biasa-biasa saja, harmonis kok," tegas Agus Suradnyana.

Agus Suradnyana menyebutkan, kalau Pilkada Buleleng jadi digelar tahun 2022, maka PDIP akan menggelar survei lebih dulu. Dalam perebutan tiket Cabup Buleleng, semua kader dan tokoh masyarakat punya kesempatan. “PDIP kan sangat terbuka. Semua kader dan tokoh masyarakat punya peluang sama, kalau Pilkada Buleleng sudah ada kepastian," katanya.

Menurut Agus Suradnyana, terkait rekomendasi Cabup Buleleng di Pilkada nanti, survei yang menentukan. Kalau Sutjidra mendapatkan rekomendasi berdasarkan survei, semua kader wajib mendukung. "Siapa pun dapat rekomendasi dari partai, kita dukung. Kalau dr Sutjidra dapat, ya saya akan dukung. Di PDIP itu elegan, taat dengan keputusan partai," tandas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng dua kali periode yang sudah menjabat Ketua DPC PDIP Buleleng sejak 2015 ini.

Yang jelas, kata Agus Suradnyana, untuk Pilkada Buleleng yang seharusnya digelar tahun 2022, masih menunggu kepastian dari KPU Buleleng. "Pastinya kan nanti dari KPU. Kayaknya masih jauh ini," kilah mantan Ketua Komisi III DPRD Bali tiga kali periode ini.

Sementara itu, Nyoman Sutjidra mengaku setia menunggu aturan dan keputusan partainya terkait Pilkada Buleleng 2020. Namun, Sutjidra mengaku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan jika PDIP memberikan amanat dan rekomendasi untuk maju sebagai Cabup Buleleng di Pilkada nanti.

“Sebagai kader partai, sudah barang tentu harus mengikuti aturan atau garis partai. Kalau partai memberi amanat untuk maju, saya pasti siap. Semua sudah ada mekanismenya di PDIP, ada aturan-aturannya sudah jelas,” tegas Sutjidra saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja, Jumat kemarin.

Politisi yang juga dokter spesialis kandungan ini mengaku menyerahkan sepenuhnya pada keputusan partai yang akan diambil oleh DPP PDIP, mengingat kini sudah mulai bermunculan kader Banteng Moncong Putih yang digadang-gadang mempersiapkan diri untuk tarung ke Pilkada Buleleng. Kalau toh nanti terpental dari pencalonan di PDIP, Sutjidra mengatakan belum memikirkan alternatif lain, seperti maju tarung melalui jalur independen atau malah naik kendaraan parpol lain.

“Saya belum berpikir ke arah sana (jika tidak dapat rekomendasi partai, Red). Saya masih tegak lurus dengan aturan, karena saya masih kader PDIP,” tandas politisi senior PDIP asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang masih menjabat Wakil Bupati Buleleng 2017-2022 ini.

Sutjidra pun mengklarifikasi isu keretakan hubungannya dengan Bupati Agus Suradnyana akibat Pilkada Buleleng. Menurut Sutjidra, tidak ada keretakan sebagaimana isu yang berkembang. “Tidak ada itu (keretakan). Kami masih solid sampai masa jabatan berakhir. Sesiap-siapnya saya, untuk masyarakat Buleleng, apa pun akan saya lakukan,” katanya.

Sejauh ini, memang belum ditetapkan kapan Pilkada Buleleng akan dilaksanakan. Meski demikian, sejumlah kader elite PDIP sudah digadang-gadang maju memperebutkan posisi Cabup Buleleng. Tiga di antaranya adalah Nyoman Sutjidra, IGA Aries Sujati, dan Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack.

Nyoman Sutjidra adalah politisi senior PDIP asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini masih menjabat Wakil Bupati Buleleng 2017-2022. Politisi yang dokter spesialis kandungan ini sudah dua periode menjadi tandem Bupati Agus Suradnyana.

Sedangkan IGA Aries Sujati adalah Srikandi Politik asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng 2019-2024. Aries Sujati notabene merupakan istri dari Bupati Agus Suradnyana—yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng. Sebaliknya, Dewa Jack adalah politisi asal Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini menjabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali.

Selain itu, muncul juga nama I Ketut Kariyasa Adnyana dan I Ketut Rochineng. Kariyasa Adnyana adalag politisi asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang kini anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali, setelah sempat tiga periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng. Sebaliknya, Ketut Rochineng adalah politisi asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, setelah sempat menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali. *nat, k23

Komentar