nusabali

Masih ABG 14 Tahun, Pelaku Ternyata Tetangga Korban

Pembunuh Pegawai Bank Mandiri Ditangkap di Terminal Penarukan Singaraja

  • www.nusabali.com-masih-abg-14-tahun-pelaku-ternyata-tetangga-korban

Tersangka Putu AHP nekat membunuh korban Ni Putu Widiastuti dengan menikamkan pisau secara membabibuta, setelah kepergok saat hendak mencuri di rumah pegawai Bank Mandiri tersebut

DENPASAR, NusaBali

Kasus pembunuhan sadis yang menimpa pegawai Bank Mandiri Cabang Kuta, Badung, Ni Putu Widiastuti, 24, akhirnya berhasil diungkap Tim Gabungan Resmob Dit Reskrimum Polda Bali, Sat Reskrim Polresta Denpasar, dan Polsek Denpasar Barat, dibantu Resmob Polres Buleleng. Pelakunya adalah anak baru gede (ABG) berusia 14 tahun berinisial Putu AHP, yang notabene merupakan tetangga korban di Jalan Kerta Negara Gang Widura II Nomor 40 Denpasar kawasan Dusun Poh Ga-ding, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.

Tersangka Putu AHP ditangkap polisi di Terminal Penarukan Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kamis (31/12) dinihari pukul 00.40 Wita, berselang empat hari pasca pembuhuhan. Saat disergap polisi, tersangka sedang bersama temannya sepulang dari Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng. Selanjutnya, tersangka dibawa ke Denpasar untuk diamankan dan diproses di Mapolresta Denpasar.

Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara, ternyata tersangka Putu AHP sudah beberapa hari sebelum kejadian memiliki niat untuk mencuri di rumah korban. Yang mengejutkan, aksi pembunuhan itu terjadi Minggu (27/12) sore pukul 16.00 Wita. Artinya, korban Putu Widiastuti sempat selama 12 jam berada dalam kondisi sekarat di kamarnya pasca dibantai tersangka, sebelum akhirnya menghembuskan napas terkahir, Senin (28-/12) dinihari pukul 04.00 Wita. Perkiraan ini sesuai dengan hasil visum Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, yang menyimpulkan korban tewas sekitar 8 jam sebelum divisum, Senin siang pukul 12.00 Wita.

Antara korban Putu Widiastuti dan tersangka Putu AHP masih bertetangga. Tersangka tinggal di kos-kosan yang berjarak 25 meter di belakang (arah timur) rumah korban. Sebelum mengeksekusi sang pegawai bank, tersangka Putu AHP yang tinggal bersama orangtuanya di salah satu kamar kos di belakang rumah korban, lebih dulu melakukan survei lokasi. Tersangka sempat mengelilingi kompleks untuk mencari cara masuk ke dalam pekarangan rumah korban, agar tidak diketahui orang.

"Akhirnya, pada Minggu sore pukul 16.00 Wita, pelaku memanjat tembok dari belakang rumah korban. Setelah pelaku berhasil masuk ke dalam pekarangan rumah, korban posisinya di Lantai I. Tak lama berselang, korban naik menuju kamarnya di Lantai II," ungkap Kombes Jansen saat rilis perkara di Mapolresta Denpasar, Kamis sore.

Melihat korban naik ke Lantai II, tersangka yang sudah mempersenjatai diri dengan sebilah pisau dapur, langsung membuntuti. Korban Putu Widiastuti sendiri melepas bajunya, lalu duduk di teras kamar dengan hanya mengenakan bra dan celana pendek warna coklat sambil main HP. Kemudian, korban yang bekerja di bagian Teller Bank Mandiri Cabang Kuta, melihat tersangka hingga berteriak ‘maling’ sebanyak 5 kali. Maka, tersangka yang awalnya berniat hanya mencuri, langsung menyerang korban menggunakan pisau dapur sepanjang 10 cm.

“Korban berusaha melawan dan sempat berhasil merebut pisau dari tangan pelaku. Pada saat pergumulan itu, pelaku mengalami luka di lengan kiri dan telapak tangan kiri. Namun, pelaku kembali berhasil merebut kembali pisaunya dan menikam korban secara membabi buta," ungkap Kombes Jansen.

Setelah korban terkapar bersimbah darah, tersangka Putu AHP yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan, langsung kabur membawa sepeda motor korban yakni Honda Scoopy DK 3114 KAR. Selanjutnya, tersangka Putu AHP yang kelahiran Singaraja, 30 Juni 2006, langsung pulang ke Buleleng.

Sementara, kematian tragis korban Putu Widiastuti baru diketahui, Senin, 28 Desember 2020 pagi pukul 09.00 Wita, setelah pacarnya datang ke rumahnya. Jenazah korban asal Banjar Pekuwedan, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar yang tinggal sendirian di rumahnya di Desa Ubung Kaja itu kemudian dibawa ke RSUP Sanglah untuk divisum siang itu pukul 12.00 Wita.

Menurut Kombes Jansen, pada tubuh korban ditemukan 8 luka tusukan, terdiri dari 2 tusukan di dada sebelah kiri, 2 tusukan di dada sebelah kanan, 2 tusukan di leher, dan 2 tusukan di perut kanan. Selain 8 luka tusukan itu, juga ditemukan 13 luka terbuka, teramsuk di punggung (6 luka), serta 4 luka lecet.

Kombes Jansen menyebutkan, dalam catatan kepolisian, tersangka Putu AHP pernah melakukan pencurian sesari di salah satu pura kawasan Buleleng. Karena masih ABG, tersangka akan diproses sesuai dengan peradilan anak. “Tersangka dijerat Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 35 ayat 3 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara," tandas Kombes Jansen.

Sementara itu, kasus pembunuhan pegawai bank ini berdampak terhadap orangtua tersangka. Selain menanggung malu akibat ulah tersangka, mereka juga diusir oleh tuan kosnya. Mereka pun meninggalkan kos tersebut dan pulang ke Buleleng, Jumat (1/1) pagi.

Ibu tiri tersangka, Tri Handayani, 25, menceritakan setelah menikah dengan Gede RC, 35, ayah dari tersangka Putu AHP, mereka merantau ke Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Sedangkan Putu AHP tinggal bersama neneknya (ibu dari sang ayah) di Buleleng. Entah kenapa, Putu AHP berhenti sekolah saat duduk di Kelas IV SD. Kemudian, tersaanagka jadi buruh bangunan.

Menurut Handayani, Minggu (27/12) sore pukul 15.00 Wita, anak tirinya itu terlihat nongkrong di teras kos. Tapi, tak lama berselang sudah tak ada. Dia mengira yang bersangkutan pulang kampung ke Buleleng, karena hingga keesokan harinya tak kunjung pulang ke kos di Desa Ubung Kaja.

"Anak itu (tersangka) salah bergaul. Tiga bulan lalu dia terlibat pencurian sesari di Buleleng. Karena masalah itu, bapaknya bawa dia ke sini tinggal bareng. Di sini kami hidup setengah mati. Suami saya tidak bekerja. Bayar kos Rp 500.000 sebulan," tutur perempuan yang hanya dapat gaji Rp 1,5 juta sebagai pegawai laundry untuk menghidupi keluarganya, saat ditemui NusaBali, Kamis sore. *pol

Komentar