nusabali

Sirine Erupsi Dimodifikasi Otomatis

  • www.nusabali.com-sirine-erupsi-dimodifikasi-otomatis

AMLAPURA, NusaBali
Enam sirine erupsi Gunung Agung bantuan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dimodifikasi agar bisa dihidupkan otomatis. Alat ini juga dimodifikasi menjadi tenaga surya.

Begitu ada pemberitahuan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) Kementerian ESDM adanya erupsi, maka sirine itu hidup secara otomatis. Jika sirine ini berbunyi, warga yang tinggal di KRB (kawasan rawan bencana) III wajib mengungsi.

Tahap pertama, teknisi masih pasang remote. Tahap selanjutnya mengubah keperluan tenaga listrik diesel jadi tenaga surya. Modifikasi awal sirine erupsi dilakukan di Kantor BPBD Karangasem, Jalan Nenas Amlapura, Rabu (30/12). Enam sirine erupsi Gunung Agung itu telah masuk aset Pemprov Bali dan dipergunakan sepenuhnya oleh BPBD Karangasem. Bantuan dari BNPB itu diserahkan sejak Gunung Agung erupsi tahun 2017. Selama ini rutin dilakukan pemeliharaan dari BPBD Bali.

Enam sirine itu dipasang di Kantor BPBD Karangasem, Mapolsek Rendang, Koramil Karangasem, Kantor Desa Amerta Bhuana, Pos Polisi Sub Sektor Tianyar Kecamatan Kubu, dan Koramil Abang. Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, mengatakan setelah semua sirine itu dimodifikasi, semuanya ditempatkan di KRB III. Agar warga yang tinggal di KRB III lebih awal mengetahui terjadinya bencana karena paling awal kena dampak bencana erupsi Gunung Agung.

Wilayah yang masuk KRB III yakni Desa Sebudi (Kecamatan Selat), Desa Ban dan Desa Dukuh (Kecamatan Kubu), Desa Bhuana Giri (Kecamatan Bebandem), Desa Besakih (Kecamatan Rendang), dan Desa Jungutan (Kecamatan Bebandem). "Maksud memodifikasi, begitu ada pemberitahuan dari PVMBG terjadi erupsi hebat, maka alat itu dihidupkan menggunakan remote, mengeluarkan suara terdengar hingga menjangkau 2 kilometer, sehingga tidak perlu lagi tekan knop dengan cara mendatangi alat tersebut. Selanjutnya warga yang tinggal di KRB III harus mengungsi dan dievakuasi,” kata Ida Ketut Arimbawa.

Di samping itu, tidak lagi perlu tenaga listrik diesel. Selama ini tiap unit sirine berisi diesel, nantinya menggunakan tenaga surya. "Makanya penempatan alat itu di KRB III posisinya diatur, di lokasi yang mudah ada sinar matahari," kata Ida Ketut Arimbawa. Fungsi sirine telah disosialisasikan terutama kepada masyarakat yang tinggal di KRB III. Pimpinan teknisi Didik Gabriel SA dari PT Harapan Pertiwi Bangun Nusantara, mengatakan, secara teknis tidak ada kendala. “Tahap awal baru pasang remote, pekerjaan selanjutnya tahun 2021. Jika biaya mencukupi, tahun 2021 tuntas melakukan seluruh sirine dimodifikasi," kata Didik Gabriel. *k16

Komentar