nusabali

Eks Kapolda Bali 'Terlama' Pimpin BNN

Sudirta Berharap Petrus Golose Mampu Ubah Paradigma BNN

  • www.nusabali.com-eks-kapolda-bali-terlama-pimpin-bnn

Komisi III DPR RI minta Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose berani menindak anak buah yang coba-coba kerja sama dengan bandar narkoba

DENPASAR, NusaBali

Sebulan pasca mengakhiri tugasnya sebagai Kapolda Bali ‘terlama’, Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose, 55, dilantik Presiden Jokowi menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Rabu (23/12). Petrus Golose ikuti jejak Made Mangku Pastika, yang juga diangkat sebagai Kalakhar BNN seusai menjadi Kapolda Bali 2005. Komisi III DPR RI berharap Petrus Golose bisa ubah paradigma BNN dari kerja yang biasa-biasa menjadi luar biasa.

Upacara pelantikan Petrus Golose menjadi Kepala BNN dilakukan Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu kemarin, bersamaan dengan dilantiknya Hartono sebagai Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG). Petrus Golose menggantikan Komjen Pol Heru Winarko, sementara Hartono menggantikan Nazir Foead.

Pada saat bersamaan kemarin, Presiden Jokowi juga melantik 6 menteri baru hasil reshuffle kabinet dan 5 wakil menteri. Walikota Surabaya Tri Rismaharini (politisi PDIP) dilantik sebagai Menteri Sosial, Sandiaga Salahuddin Uno (politisi Gerindra) dilantik jadi Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Budi Gunadi Sadikin dilantik jadi Menteri Kesehatan, Yaqut Cholil Qoumas dilantik jadi Menteri Agama, Wahyu Sakti Trenggono dilantik sebagai Menteri Kelautan & Perikanan, dan Muhammad Luthfi dilantik sebagai Menteri Perdagangan.

Sedangkan 5 wakil menteri (Wamen) yang dilantik Jokowi, masing-masing Letjen TNI Muhammad Herindra (sebagai Wamen Pertahanan), Edward Omar Sharif Hiariej (sebagai Wamenkum HAM), Dante Saksono Harbuwono (sebagai Wamen Kesehatan) Harvick Hasnul Qolbi (sebagai Wamen Pertanian), dan Pahala Nugraha Mansyuri (sebagai Wamen BUMN).

Petrus Reinhard Golose sendiri mengakhiri tugasnya sebagai Kapolda Bali, 20 November 2020, digantikan oleh Irjen Pol Drs Putu Jayan Danu Putra SH MSi. Jenderal Polisi Bintang Dua asal Manado, Sulaswesi Utara ini sebelumnya sandang predikat Kapolda Bali ‘terlama’ yakni 4 tahun, sejak menggantikan Irjen Sugeng Prayitno pada 12 Desember 2016.

Di era kepemimpinan Petrus Golose sebagai Kapolda Bali, banyak terobosan dan kesuksesannya dalam menjaga keamanan Bali. Sejak Polda Bali dipimpin Petrus Golose, aksi premanisme di Bali dibuat tiarap. Di era Petrus Golose pula digerebek Diskotek Akasaka di Denpasar, yang jadi salah satu basis peredaran narkotika.

Nama Petrus Golose tak asing di dunia reserse Tanah Air, khususnya pada bidang pemberantasan tindak pidana terorisme. Lulusan Akademi Kepolisian (Akmil) 1988 ini pernah menjadi penyidik madya Unit Antiteror Bareskrim Polri, Wakil Kepala Detasemen 88 Antiteror Polda Metro Jaya, Direktur Penindakan BNPT, dan Deputi Kerja Sama Internasional BNPT.

Petrus Golose termasuk salah satu perwira Polri yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat melumpuhkan gembong teroris asal Malaysia, Dr Azahari, dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Saat itu, Petrus Golose adalah perwira di Densus 88 Antiteror/Polri. Hingga menjabat Kapolda Bali pun, perwira tinggi kelahiran Manado, 27 November 1965, ini masih dipercaya mengemban tugas khusus di Satgas Antiteror.

Petrus Golose juga berpengalaman di dunia pemberantasan kejahatan narkoba. Perwira tinggi yang punya hobi olahraga menyelam (diving), tenis meja, menem-bak, selain bernyanyi ini pernah menjabat Kepala Kelompok Penyidikan Narkoba Bareskrim Mabes Polri periode 2001-2002.

Empat jabatan terakhir yang dipegang Petrus Golose sebelum dialihkan menjadi kapolda Bali akhir 2016 silam, masing-masing sebagai Kepala Unit Kejahatan Siber Bareskrim Mabes Polri (2006‐2010), Wakil Direktur Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri (2010), Direktur Penindakan Badan Nasional Penang-gulangan Teroris (2010-2015), dan Deputi Kerjasama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Teroris (2015-2016).

Kini, sebulan pasca tinggalkan jabatan Kapolda Bali, Petrus Golose diangkat Presiden Jokowi menjadi Kepala BNN. Pangkatnya pun dipastikan naik menjadi Komjen alias Jenderal Bintang Tiga. Petrus Golose praktis mengikuti jejak Kom-jen Poll (Purn) Dr Made Mangku Pastika, yang diangkat menjadi Kepala Pelak-sana Harian (Kalakhar) BNN setelah purna tugas sebagai Kapolda Bali tahun 2005 silam. Pasca pensdiun dari dinas kepolisian, Pastika kemudian menjadi Gubernur Bali (2008-2013, 2013-2018), lalu anggota DPD RI Dapil Bali 2019-2024.

Di bawah Petrus Golose, BNN diharapkan lebih bertaji dalam pemberantasan narkotika. Terpilihnya Petrus Golose sebagai Kepala BNN pun mendapatkan perhatian dari Komisi III DPR RI---yang membidangi hukum dan HAM, dengan salah satu parner kerjanya adalah kepolisian dan BNN.

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali, I Wayan Sudirta, mengatakan naiknya Petrus Golose diharapkan mampu mengubah paradigma di tubuh BNN dari kerja yang biasa-biasa menjadi luar biasa. Masalahnya, saat ini ada anggapan dari masyarakat Indonesia bahwa BNN dengan anggaran yang disediakan negara cukup besar, tapi hasilnya dinilai masih biasa-biasa dalam pemberantasan narkoba. Indikasinya, kasus narkoba masih banyak.

"Ada anggapan masyarakat Indonesia selama ini kinerja BNN biasa-biasa saja. Tidak ada yang luar biasa, dibandingkan dengan anggaran yang disediakan negara dengan nilai yang cukup besar," ujar Sudirta saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu siang.

Sudirta menyebutkan, salah satu bukti kinerja BNN selama ini biasa-biasa hingga disorot masyarakat adalah jumlah narapidana di seluruh LP se-Indonesia yang mencapai 50 persen lebih merpakan napi narkoba. "Ini bukti bahwa peredaran narkoba, pemakai, dan jaringan pengedar di Indonesia belum maksimal diberantas. Artinya, kinerja BNN masih biasa-biasa, bahkan kesannya upaya pemberantasan jalan di tempat," tegas Sudirta.

Menurut Sudirta, Petrus Golose kini bekerja di level nasional, bukan lagi level provinsi. "Kalau waktu beliau tugas di Bali, lumayanlah bagus pemberantasan narkobanya. Namun, di tingkat nasional harus ada pemahaman bahwa BNN itu mesti bekerja sama dengan stakeholder secara serius,” papar politisi PDIP asal Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem ini.

“Secara teori terkadang mudah, namun prakteknya susah. Untuk menjawab tan-tangan masyarakat soal masih banyaknya peredaran narkoba di Indonesia, harus bekerja dengan komitmen. Kalau bekerja biasa-biasa saja, pengguna narkoba, peredaran narkoba, dengan bandar yang ada bukannya berkurang, tapi malah nambah nanti," lanjut Sudirta yang sempat dua kali periode menjabat Ketua Perancang Undang-undang DPD RI (2004-2009, 2009-2014).

Sudirta pun mendorong Petrus Golose lakukan terobosan besar dalam penanganan narkoba di Indonesia. Salah satunya dan paling penting adalah menjaga integritas jajaran BNN. Pasalnya, menghadapi mafia narkoba di Indonesia cukup berat. Maka, struktur organisasi BNN harus dikuatkan dan dibenahi juga.

“Tempatkan personel yang punya sikap dan komitmen tegas memberantas narkoba. Bila perlu, Petrus Golose harus berani menindak anak buah ketika ada yang coba-coba bekerja sama dengan bandar narkoba. Tak boleh ada ampun dan kompromi terhadap anak buah yang melindungi bandar narkoba," ujar Wakil Ketua Bidang Polhukam DPD PDIP Bali ini.

Sudirta mengingatkan, negara tidak boleh lemah dan kalah dengan mafia narkoba. Pemberantasan narkoba di bawah Petrus Golose harus ada kemajuan. Petrus Golose harus punya program dan target yang sungguh-sungguh. "Kalau perlu ada target dan punya keberanian. Mampu meyakinkan negara bisa maksimal, sehingga negara bisa membantu dari sisi anggaran. Jangan biasa-biasa saja, target harus jelas," pinta Sudirta.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali (yang membidangi ketertiban dan kea-manan), I Nyoman Adnyana, berharap Petrus Golose selaku Kepala BNN tetap perhatikan Bali terkait peredaran narkoba. Pasalnya, sebagai daerah pariwisata, Bali  jadi ladang peredaran narkoba. Bali jadi arena transit dan jualan bagi pengedar.

Adnyana juga berharap ada kemajuan pemberantasan narkoba di era kepemimpinan Petrus Golose selaku Kepala BNN. “Bandar semakin pintar, BNN juga harus lebih pintar. Jangan ada kompromi, apalagi kalah dari pengedar. Karena kita tahu bahwa generasi kita rusak dan bangsa ini akan hancur kalau narkoba merajalela," tandas Adnyana saat dihubungi terpisah, Rabu kemarin.

Menurut Adnyana, Komisi I DPRD Bali akan memberikan dukungan terhadap BNN di daerah dalam memberantas narkoba. "Kami yakin Petrus Golose punya komitmen, karena saat bertugas di Bali sebagai Kapolda, dia berantas narkoba dan premanisme secara tegas," papar politisi senior PDIP asal Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini. *nat,nar

Komentar