nusabali

Remembering Made Wianta, Mengenang Sang Maestro Lewat Pameran Lukisan

  • www.nusabali.com-remembering-made-wianta-mengenang-sang-maestro-lewat-pameran-lukisan

GIANYAR, NusaBali.com
Sebanyak 19 lukisan karya seniman mendiang Made Wianta dipamerkan di Galeri Komaneka at Keramas pada Minggu (20/12). Acara ini dipersembahkan untuk memperingati hari lahir sang maestro ke-71.

Made Wianta yang lahir pada 20 Desember 1949, menempuh pendidikan di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Denpasar, berlanjut ke Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) ‘ASRI’ yang saat ini merupakan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selain belajar gaya klasik wayang pada lukisan Bali di Kamasan, Klungkung, Made Wianta juga memperdalam kemampuan melukisnya di Brussels, Belgia pada sekitar tahun 1970-an.

Lukisan-lukisan Made Wianta yang dipamerkan ini terbagi ke dalam tiga periode yakni, Geometri, Kaligrafi dan Karangasem. Koman Wahyu Suteja selaku pemilik lukisan dan Komaneka sendiri mengakui bahwa Made Wianta merupakan pelukis senior yang karyanya bisa masuk di segala zaman. “Meskipun ini koleksi pribadi kesukaan saya, saya memang kenal dekat juga dengan Pak Wianta sudah 20 tahun. Jadi saya minta izin kepada keluarga untuk membuat acara ini dan disambut baik oleh keluarganya,” ujar Suteja.

Karya-karya Wianta yang legendaris telah dipajang di Galeri Seni Rupa Komaneka, Ubud selama bertahun-tahun bersama dengan seniman legendaris lainnya. Sang maestro Wianta selalu tampil dengan ide-ide segar dan inovatif, sesuai dengan filosofi Galeri Komaneka yang selalu berusaha menampilkan karya yang fresh dan uptodate dari masa ke masa.

Pameran ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof Dr I Wayan Kun Adnyana, seniman Agung Rai, Prof I Made Bandem, yang merupakan sahabat dekat Made Wianta semasa hidupnya, serta keluarga Made Wianta sendiri. Kepergian Made Wianta pada 13 November 2020 lalu memang meninggalkan kekosongan besar pada seni Bali, namun warisan karya seninya akan selamanya menginspirasi para seniman Bali.

Prof Dr I Wayan Kun Adnyana menilai dan mengapresiasi acara ini dapat menggali semangat kesenian dari berbagai lapis generasi. “Totalitas kesenian Pak Wianta menjadi contoh yang sangat tepat jika ada yang memilih berkarir dalam bidang seni. Made Wianta tidak hanya intens dalam satu bidang seni, tetapi juga mengeksplorasi berbagai media seni lainnya,” tuturnya menanggapi acara ini. Ia juga menyatakan ini menjadi sinergi yang baik untuk membangkitkan optimisme para seniman dan budayawan Bali secara khusus.

Sementara itu, istri almarhum Made Wianta, Inten Kirana, terlihat hadir. Begitu juga kedua putrinya, Buratwangi dan Sanjiwani, menantu serta cucunya turut hadir dalam acara ini. Acara yang dimulai sejak pukul 11.00 Wita hingga 16.00 Wita juga dimeriahkan dengan kesan-kesan dari sahabat-sahabat terdekat Made Wianta yang ditutup dengan acara tiup lilin dan pemotongan kue ulang tahun.


“Luar biasa. Saya respect, kagum dan berterima kasih kepada Ibu Mansri dan Bapak Komaneka serta keluarga besar yang mengapresiasi karya Made Wianta,” ujar Inten menyebut nama pasangan pemilik galeri Komaneka.

Inten juga menyambut baik semua kegiatan yang diadakan untuk memperingati Made Wianta. “Apalagi jika itu positif dan bisa membantu banyak orang serta membangkitkan semangat berkarya generasi muda,” tutup Inten.*cla

Komentar