nusabali

Desa Les Garap Wisata Edukasi Pengelolaan Sampah Jadi Destinasi Program We Love Bali

  • www.nusabali.com-desa-les-garap-wisata-edukasi-pengelolaan-sampah-jadi-destinasi-program-we-love-bali

SINGARAJA, NusaBali
Berwisata di alam yang asri merupakan hal yang sudah lumrah.

Namun jika berwisata di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) merupakan bukan hal biasa. Seperti di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, yang mengubah tempat pengelolaan sampahnya menjadi objek wisata edukasi.

Perbekel Desa Les, Gede Adi Wistara mengatakan, persoalan sampah justru membawa hal positif untuk desa jika digarap dengan sudut pandang yang berbeda. Tempat pengelolaan sampah di Banjar Dinas Lempedu, Desa Les, disulap menjadi wisata baru yang mengandung nilai edukasi bagi pengunjung.

Kata dia, pihak desa mulai menunjukkan keseriusan dalam menangani persoalan sampah beberapa tahun belakangan. Hal ini dibuktikan dengan mengaktifkan kembali tempat pengelolaan sampah tersebut yang sempat vakum. Sarana dan prasarana yang mendukung dikemas sedemikian rupa menjadi menarik.

Penataan dilakukan sehingga tidak ada lagi kesan bau ataupun kumuh. Sehingga TPST tersebut dijadikan sebagai tempat wisata berbasis edukasi bagi masyarakat, pelajar maupun bagi pendidikan usia dini, dan sering dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara yang tertarik dan ingin belajar pengelolaan sampah.

"Memang TPST ini sering didatangi pengunjung sebelum pandemi Covid-19, sebab sebagian besar dari mereka ingin tahu prosesnya bagaimana ketika sampah sudah diolah dengan berbagai macam proses kemudian menghasilkan suatu barang baik itu seperti marchandise, anyaman ingka, tas, dan gagang kaca," jelas Gede Adi Wistara, Minggu (13/12).

Setiap pengunjung yang datang ke TPST akan didampingi oleh para mentor yang bertugas memberikan penjelasan tentang sampah. Mulai dsri proses pengolahan sampah plastik maupun sampah organik, segala macam mesin yang dipakai dan melihat hasil dari olahan sampah yang sudah memiliki nilai jual.

"Nanti akan ada mentor yang mengajarkan bahwa sampah ini bisa diolah, ada berbagai macam jenis sampah yang bisa diolah, dengan begitu mereka jadi tahu dan tidak menganggap barang yang sebelumnya sampah yang dikenal jorok penuh bau, sekarang bisa olah menjadi sebuah cenderamata dan barang berguna lainnya," bebernya.

Berkat itu pada Oktober lalu TPST Desa Les berhasil masuk menjadi salah satu destinasi tujuan program We Love Bali yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Dalam kunjungan TPST tersebut dijadikan destinasi edukasi pengelolaan sampah yang berbeda dari destinasi wisata lainnya.

Pihak desa tengah merancang wisata edukasi pengelolaan sampah di TPST bisa dipadukan dengan wisata lainnya untuk ditawarkan kepada wisatawan yang datang ke Desa Les. "Ke depan tidak menutup kemungkinan edukasi pengelolaan sampah menjadi alternatif wisata paling berbeda yang disajikan Desa Les," tandasnya.*cr75

Komentar