nusabali

Tak Punya Jaminan Kesehatan, Sempat pulang Paksa dari RSUD Buleleng

Bocah 2 Tahun Tersiram Air Panas di Desa Bondalem, Tejakula, Buleleng

  • www.nusabali.com-tak-punya-jaminan-kesehatan-sempat-pulang-paksa-dari-rsud-buleleng

Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha, mengatakan pasien bocah luka bakar akan tetap mendapatkan perawatan sebaik-baiknya oleh tim medis RSUD Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali
Nasib naas menimpa Kadek Juna Dwipayana bocah berusia dua tahun asal Banjar Dinas Selombo, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Di sejumlah bagian tubuhnya mengalami luka bakar akibat tersiram air panas. Keluarga Kadek Juna yang tak punya biaya dan jaminan kesehatan sempat membawa pulang paksa pasien dari RSUD Buleleng. Namun akhirnya bocah malang ini kembali mendapat perawatan medis di RSUD Buleleng, Sabtu (12/12) setelah mendapat jaminan dari Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna.

Peristiwa apes yang dialami Kadek Juna terjadi pada, Jumat (11/12) sekitar pukul 13.00 Wita. Saat itu dia sedang di rumah bersama ibunya Kadek Devi, 25. Sementara ayahnya I Gede Artha saat itu sedang bekerja sebagai buruh bangunan. Peristiwa itu berawal saat Kadek Devi bermaksud membuat teh panas. Gula, teh dan air panas berhasil dituang dari panci rebusan air mendidih ke dalam gelas. Lalu saat akan mengambil teko berisi air dingin untuk campuran teh panas ternyata Kadek Juna bergerak sendiri dan sudah mendahului mengambil gelas berisi teh panas yang disiapkan ibunya tersebut.

Ayah Kadek Juna, yakni I Gede Artha saat ditemui di RSUD Buleleng, Sabtu siang kemarin menjelaskan dia yang saat itu sedang bekerja sebagai buruh bangunan langsung pulang saat dikabari istrinya perihal anaknya tersiram air panas. "Istri saya nelepon bilang anak saya kena teh panas, saya langsung pulang dan ajak langsung ke Puskesmas Tejakula I," kata Gede Artha.

Namun karena luka Kadek Juna cukup parah tim medis Puskesmas merujuknya ke RSUD Buleleng. Gede Artha dan anaknya Kadek Juna tiba di RSUD Buleleng pada, Jumat (11/12) pukul 16.00 Wita dan langsung mendapat penanganan. Saat anak keduanya itu mengalami luka bakar pada sejumlah bagian tubuh, yakni pipi kanan, dagu, hidung, bahu kanan, serta bagian dada ada kecemasan di benak Gede Artha. Sebab dia tak memegang uang dan jaminan kesehatan.

Saat ditanya ke tim medis, biaya perawatan luka bakarnya cukup mahal, yakni mencapai Rp 20 juta. "Saya bingung karena tidak pegang uang. KIS (Kartu Indonesia Sehat) juga tidak punya. Dulu punya BPJS Kesehatan waktu kerja di Denpasar, tapi sekarang sudah tidak aktif," kata Gede Artha sat ditemui di ruang IGD RSUD Buleleng. Dia pun memutuskan dan mengajak anaknya dalam keadaan luka bakar pulang paksa pada, Sabtu (12/12) pukul 04.00 Wita subuh.

Informasi itu lalu didengar Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna dan meminta Gede Artha kembali mengajak anaknya ke RSUD Buleleng. Keluarga akhirnya menyanggupi dan hingga sore kemarin Kadek Juna masih dirawat di RSUD Buleleng.

Sementara itu Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha, dihubungi terpisah mengatakan pasien akan tetap mendapatkan perawatan sebaik-baiknya oleh tim medis RSUD Buleleng. Saat ini sedang menunggu kajian dokter bedah untuk mengetahui seberapa parah luka Kadek Juna. Jika relatif ringan akan dirawat di RSUD Buleleng saja. Namun jika tergolong parah akan disarankan dirujuk ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif oleh dokter bedah plastik.

"Itupun kalau keluarga mau, kalau tidak kami akan upayakan perawatan semaksimal mungkin," katanya. Dokter spesialis penyakit dalam ini juga menegaskan soal biaya perawatan akan didiskusikan lebih lanjut oleh direksi RSUD Buleleng.

Dirut Arya Nugraha menekankan yang terpenting pasien mendapatkan perawatan. "Jangan sampai karena tidak mampu pasien tidak mendapat perawatan. Skema pembayaran nanti akan ada kebijakan di direksi kalau memang benar-benar tidak mampu," ungkap dokter Arya Nugraha. *k23

Komentar