nusabali

SDN 2 Benoa Sebar Angket Pendapat Sekolah Tatap Muka

  • www.nusabali.com-sdn-2-benoa-sebar-angket-pendapat-sekolah-tatap-muka

MANGUPURA, NusaBali
Pihak Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, meminta orangtua murid untuk mengisi angket pendapat, terkait rencana pelaksanaan proses belajar mengajar tatap muka langsung di sekolah.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengetahui secara pasti respons orangtua mengenai pemberlakuan sekolah tatap muka.

Kepala SD No 2 Kelurahan Benoa Ketut Kadiasa, menerangkan pengisian angket pendapatan terkait setuju atau tidak setuju rencana pelaksanaan proses pembelajaran tatap muka langsung di sekolah itu, merupakan petunjuk dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Badung. Respons orangtua sangat penting didapat, karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi dinas. “Jika hal itu tidak dibuat, maka ketika terjadi sesuatu nantinya saat proses belajar mengajar langsung, maka yang disalahkan adalah pihak sekolah,” ujar Kadiasa, Kamis (10/12).

Menurut dia, pihaknya bersama orangtua murid sebenarnya berharap agar proses belajar mengajar secara tatap muka bisa dilaksanakan kembali. Dalam pelaksanaanya nanti, tentu harus mengacu pada standar protokol kesehatan (prokes). Dimana total siswa sebanyak 232 orang nantinya akan dibagi dan diatur jadwal pembelajarannya secara bergilir. Masing-masing kelas nantinya hanya akan diisi 14 orang dengan waktu pembelajaran selama 2 jam penuh, mereka juga diberikan pembatasan jarak minimal 1,5 meter antarsiswa di dalam ruangan. Selain itu mereka juga wajib menggunakan masker, mencuci tangan, melaksanakan pengukuran suhu tubuh.

“Fasilitas sudah kami siapkan. Kami juga sudah membentuk tim protokol kesehatan yang bertugas nantinya, selama proses pembelajaran tatap muka dilaksanakan. Ketika nanti pembelajaran tatap muka diizinkan, maka kami akan segera merancang simulasi proses pembelajaran tersebut,” tutur Kadiasa.

Menurut Kadiasa, proses pembelajaran secara daring (online) memang bagus untuk mengajarkan siswa mengenai pemanfaatan teknologi. Namun selama pemantauannya di lapangan, terkadang dalam proses tersebut terjadi kendala yang dihadapi. Seperti tingkat konsentrasi siswa yang kurang fokus, kebosanan karena cukup lama belajar online, maupun tugas yang diberikan itu tidak dikerjakan oleh siswa yang bersangkutan sendiri. Belum lagi ditambah kendala fasilitas, kuota internet dan sinyal yang mendukung sistem pembelajaran tersebut.

“Kalau belajar langsung itu kami rasa lebih mudah memberikan pemahaman kepada siswa, karena penjelasan langsung itu sangat bagus dalam melatih fokus. Tapi itu tentu kembali tergantung dari dinas nantinya. Apakah ini disetujui atau tidak, itu juga tergantung zona wilayah. Besok data ini akan kami kumpulkan ke dinas kabupaten, untuk nantinya disampaikan kepada Satgas. Nanti Satgas yang memutuskan bersama dinas,” ungkap Kadiasa.

Sementara Kepala Lingkungan Banjar Sawangan Wayan Jabut, menjelaskan bahwa pandemic Covid-19 telah menimbulkan kebosanan peserta didik melakukan pembelajar di rumah, sehingga membuat proses belajar mengajar berjalan tidak sesuai dengan harapan bersama. Karena itu rencana pemerintah untuk membuka kembali proses belajar mengajar melalui tatap muka langsung di sekolah didukung. Tentunya hal itu harus dilakukan dengan mengadopsi ketentuan yang berlaku, menyangkut standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Kami sangat berharap jangan sampai saat proses belajar tatap muka langsung di sekolah ini dibuka, ini menjadi suatu permasalahan baru terkait klaster penyebaran Covid-19. Tentu standar protokol kesehatan harus diimplementasikan dengan baik, agar apa yang ditakutkan itu tidak sampai terjadi nantinya,” harap Wayan Jabut. *dar

Komentar