nusabali

Kadek Agung Bangkit Demi Impian

  • www.nusabali.com-kadek-agung-bangkit-demi-impian

MANGUPURA, NusaBali
Selalu ada air mata dan kesedihan dibalik kesuksesan. Itulah setidaknya yang dialami pemain muda Bali United, Kadek Agung Widnyana Putra (22 tahun).

Pemain asal Desa Luwus, Tabanan itu menyimpan kisah pilu dibalik kesuksesan jadi seorang pesepakbola profesional. Menjadi pemain lokal Serdadu Tridatu seperti saat ini tentu tidak mudah bagi pemain Timnas U-23 ini.

Pemain bernomor punggung 18 itu pernah mengalami kecelakaan yang sempat mengganggu kariernya di lapangan hijau saat masih di bangku sekolah menengah atas. Bahkan Kadek Agung butuh waktu satu tahun butuh pemulihan untuk bangkit dari situasi suram.

"Saat itu seleksi Timnas U-21 zaman Coach Indra Sjafri. Awalnya saya seleksi di kabupaten dan lolos. Saat seleksi semua pemain gabungan, saya mengalami kecelakaan saat pulang sekolah. Jarak rumah dengan sekolah saat itu lumayan jauh. Saat dekat rumah tiba-tiba saya sudah tidak ingat lagi dan terbangun sudah di rumah sakit. Waktu sadar sudah banyak jahitan, di tangan ada retak dan di dagu. Semua operasi pada waktu itu," kata Kadek Agung, di laman resmi klub, Rabu (9/12).

"Orangtua waktu itu sudah menangis karena mereka tahu, cita-cita saya ingin menjadi pemain sepak bola. Fokus saya pada waktu itu bisa balik lagi bermain bola. Setahun saya tidak bermain sepakbola. Ternyata tidak menyangka ada kesempatan bisa bergabung dengan Bali United Youth pada waktu itu," kata pemain kelahiran 25 Juni 1998 itu, dengan bangga.

Motivasi bangkit dari situasi terpuruk adalah karena impiannya sejak kecil. Dia dari awal bertekad bulat jadi pemain lapangan hijau yang handal. Rasa takut dan trauma yang dihadapi menjadi solusi untuk ia bisa kembali mengolah kulit bundar.

"Sejak kecil saya belajar sepakbola. Bagi saya sepakbola segalanya. Bapak sering ajak menonton sepakbola dan lingkungan rumah juga olahraga yang populer adalah sepak bola. Hal inilah yang membuat saya suka dengan sepak bola," ujar Kadek Agung. *

Komentar