nusabali

Cekcok dengan Istri, Suami Gantung Diri

Tinggalkan Surat Wasiat Untuk Anak Semata Wayang

  • www.nusabali.com-cekcok-dengan-istri-suami-gantung-diri

Sepengetahuan keluarga, sebelumnya korban pernah mencoba bunuh diri dengan meminum cairan pembasmi serangga.

GIANYAR, NusaBali

Kejadian gantung diri membuat heboh warga Banjar Tebuana, Desa/Kecamatan Sukawati, Senin (7/12). Korbannya seorang warga etnis Thionghoa, Adi Putra Chandra, 50. Korban diduga nekat gantung diri setelah sempat cekcok dengan istrinya, Ni Putu Indrawati, 45. Dekat jasad korban, ditemukan sepucuk surat wasiat yang ditujukan pada anak semata wayang korban.

Informasi dihimpun, Senin (7/12/2020) pagi sekitar pukul 07.30 Wita, saksi mata atas nama, Vandra Handoko mendengar orang menangis sambil meminta tolong. Ketika didekati, ia melihat tetangganya menangis dan memberitahu bahwa suaminya gantung diri di gudang belakang rumah. Handoko kemudian bergegas menuju gudang dan melihat korban Adi PC, sudah tergantung menggunakan kabel berwarna hitam.

Handoko selanjutnya menurunkan korban karena ingin segera memberikan pertolongan. Namun korban sudah bisa tertolong lagi. Handoko pun menghubungi Kelihan Banjar dan Polsek Sukawati guna memberitahukan kejadian tersebut.

Menurut Kelihan Banjar Tebuana, I Wayan Narayana saat ditemui di lokasi, dirinya mendapat laporan gantung diri dari warga. "Saya ditelepon sekitar pukul 07.30 wita, bahwa ada yang gantung diri," jelasnya. Saat itu, Wayan Narayana langsung melaporkan kejadian tersebut pada Bimas Sukawati. "Saya sempat minta keluarga agar mengamankan TKP. Tapi karena keluarga bermaksud memberi pertolongan, sehingga jasad korban sudah diturunkan," jelasnya.

Saat polisi tiba di TKP, jasad korban sudah dibaringkan. "Kondisi korban gantung diri pertama kali dilihat sama istrinya. Istrinya nangis, warga sekitar heboh datang menengok," jelasnya. Sepengetahuan Wayan Narayana, korban sekeluarga memang tinggal turun temurun di Banjar Tebuana. "Sejak lahir mereka sudah disini," ujarnya.

Sementara menurut salah satu kerabat korban, diduga sehari sebelum kejadian pasutri ini sempat cekcok. Namun dikira wajar-wajar saja sebagai bumbu berumah tangga. "Biasanya mereka berdua keliling membawa jajan tape ke warung-warung sekitar. Tadi pagi tumben istrinya sendirian keliling," ujar kerabat yang enggan namanya dikorankan.

Pasutri ini biasanya keliling mulai pukul 05.00 wita hingga 06.30 wita. "Sampai rumah, istrinya nggak melihat suami. Dicek ke kamar mandi tidak ketemu, di kamar tidak ada. Tahu-tahu gantung diri di gudang tempatnya bekerja," jelasnya. Namun, masalah apa yang dialami pasutri ini pihak keluarga masih belum mengetahui. "Istrinya masih syok, saya tidak berani nanya macem-macem," ungkapnya. Sepengetahuan keluarga, sebelumnya korban pernah mencoba bunuh diri dengan meminum cairan pembasmi serangga. Namun gagal. "Mungkin memang depresi," imbuhnya.

Sementara itu, korban meninggalkan sepucuk surat wasiat. Dalam surat tersebut tertulis, ‘Permohonan maaf saya untuk semua kerabat, teman dan saudara semua tanpa terkecuali. Terutama untuk Finno anak papa. Maafkan papa hanya sampai disini papa bisa menemani Finno baik dalam suka maupun duka. Sekali lagi papa minta maaf, ketika Finno mengalami sakit seperti sekarang ini, papa pergi tanpa pamit terlebih dahulu. Surat tersebut pun berisi tanda tangan korban atas nama papa’.

Seizin Kapolsek Sukawati, AKP Suryadi, Kanit Reskrim Polsek Sukawati, IPTU Anak Agung Alit Sudarma membenarkan kejadian bunuh diri tersebut. Dijelaskannya, setelah menerima laporan dari masyarakat, petugas langsung mendatangi TKP dan melakukan olah TKP. "Dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Sukawati, terdapat luka lebam di leher korban dan diperkirakan meninggal 2 jam sebelum ditemukan," jelas IPTU Sudarma.

Sudarma menambahkan, menurut saksi mata, malam sebelum kejadian, mendengar korban cekcok dengan istrinya namun tidak mengetahui apa permasalahannya. "Istri korban menerima kematian korban dan menganggap ini murni karena gantung diri," katanya. *nov

Komentar