nusabali

Putri Koster Minta Kaum Ibu Jadi Contoh Penerapan 3M Plus

  • www.nusabali.com-putri-koster-minta-kaum-ibu-jadi-contoh-penerapan-3m-plus

DENPASAR,NusaBali
Untuk mempercepat upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Ketua TP (Tim Penggerak) PKK Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster, tak pernah surut mengkampanyekan penerapan 3M, yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak.

Agar hasilnya lebih efektif, Putri Koster bahkan menambahkan ‘M’ yang keempat, yaitu ‘Menerapkan 3M’. Terkait dengan penerapan 3M Plus, itu Putri Koster mengajak kaum ibu untuk menjadi contoh, bukan hanya memberi contoh atau sekedar memberi pesan. Hal itu disampaikannya pada giat pengambilan gambar 'Dialog PKK Tanggap Covid-19' di salah satu stasiun TV di Denpasar, Selasa (1/12). “Saya yakin, jika para ibu menerapkan 3M Plus dengan penuh kasih, itu akan diikuti oleh anak-anak dan yang lainnya,” ujar Putri Koster. Pada kesempatan itu, perempuan yang dikenal sebagai seniman serba bisa ini juga tak bosan mengingatkan bahwa ancaman Covid-19 masih ada dan nyata adanya.

Oleh sebab itu, dia mengajak setiap orang menanamkan prinsip kewaspadaan. “Jangan sebaliknya, sekarang santai dan abai, lalu ketika kena jadi panik hingga menjadi stres dan kemudian menimbulkan penyakit lain. Karenanya, lebih baik kita waspada,” ungkap istri Gubernur Bali, Wayan Koster ini.

Pada bagian lain, Putri Koster juga mengajak semua pihak memberi perhatian secara seimbang pada upaya pencegahan dan penanganan penyakit lain yang sesungguhnya masih menjadi ancaman di masyarakat, seperti HIV/AIDS, diabetes, jantung, kanker dan lainnya. “Kita jangan hanya fokus pada Covid-19 saja, melainkan harus tetap melakukan upaya penanganan dan pencegahan terhadap penyakit lainnya. Jenis penyakit lain yang tergolong cukup mengancam, harus tetap mendapat perhatian," ujar ibu dua putri ini.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya menyampaikan dalam sepekan terakhir kembali terjadi peningkatan kasus positif Covid-19. Berdasarkan analisa yang dilakukan jajarannya, penambahan kasus positif Covid-19 didominasi oleh klaster upacara. “Kita bisa simpulkan demikian, karena dari hasil evaluasi, klaster upacara menjadi 'areal' penularan virus terbesar di Bali," ujar birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ini.

Suarjaya menyebutkan, hari libur cuti bersama pada akhir Oktober lalu yang semula dikhawatirkan akan memicu angka kenaikan kasus positif, ternyata itu tidak terjadi di Bali. Pantauan di lapangan, masyarakat yang berwisata cukup disiplin menerapkan prorokol kesehatan. "Kenaikan justru terjadi pada pekan terakhir bulan November, di saat banyak masyarakat kita menggelar prosesi upacara,” kata Suarjaya.

Menanggapi kecenderungan penambahan kasus positif dari klaster upacara, Putri Koster berpendapat, perlu adanya pengaturan lebih khusus ketika upacara itu dilaksanakan. “Bukan ditiadakan, tapi diatur. Mungkin waktunya bisa diperpanjang, sehingga warga dapat melakukannya secara bergantian,” sebutnya.

Lebih dari itu, yang paling penting diperhatikan dalam prosesi upacara adalah aturan jaga jarak. “Prinsip jaga jarak itu adalah tidak berkerumun. Tak masalah banyak orang kalau tempatnya luas, sehingga setiap orang leluasa untuk saling menjaga jarak antara satu dengan yang lain,” tambahnya. *nat

Komentar