nusabali

Hari Pertama Dibuka, Pabrik Lilin Terbakar

Diduga Korsleting Listrik, Sebelumnya Tutup Imbas Pandemi

  • www.nusabali.com-hari-pertama-dibuka-pabrik-lilin-terbakar

Pabrik ini memproduksi lilin untuk pasokan ke hotel, sejak dihantam Covid-19 permintaan berhenti hingga terpaksa tutup, namun saat buka lagi malah terbakar.

DENPASAR, NusaBali

Apes dialami oleh bos pabrik lilik, I Gusti Agung Alit Arta Wijaya. Pabrik lilin miliknya yang berada di Jalan Gunung Patas, Gang IV Nomor 1, Banjar Tegal Buah, Desa Padangsambian Kelod, Kecamatan Denpasar Barat terbakar di hari pertama dibuka, Sabtu (28/11) pukul 11.30 Wita. Pabrik lilin yang sudah berusia empat tahun ini selama delapan bulan terakhir terpaksa ditutup akibat pandemi Covid-19.

Ditemui di lokasi kejadian kemarin sore, IGA Alit Arta Wijaya mengungkapkan musibah itu terjadi diduga akibat korsleting listrik. Percikan api dari korslet listrik itu disambar cairan metanol. Akibatnya gudang berukuran 0,5 are yang dipenuhi kaleng lilin kardus itu dengan mudah dilalap api.

Untungnya konstruksi bangunan yang beratapkan baja membuat api tidak mudah merembet ke bangunan sekitar. Selain itu pada saat terjadi kebakaran turun hujan deras. Sehingga atap baja bisa menahan panasnya api yang menghanguskan seisi bangunan pabrik.

"Di balik musibah ini ada satu hal yang saya syukuri, yakni rumah tetangga sekitar tidak ada yang terbakar. Meskipun saya mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta. Pada saat terjadi kebakaran saya berteriak minta tetangga untuk meninggalkan rumah," ungkap IGA Alit Arta Wijaya. Dia menceritakan sebelum terjadi kebakaran dia bersama dua orang karyawannya, Made Arnata, 28, dan Nyoman Budiana, 35, melakukan produksi lilin pertama setelah berhenti produksi akhir Januari 2020.

Tiba-tiba terjadi percikan dan semburan api pada sterno yang diproduksi. Api seketika membesar dan membakar seisi gudang pabrik.  Alit Wijaya mengaku pabriknya memproduksi lilin untuk pasokan ke hotel-hotel. Sejak dihantam Covid-19 permintaan dari hotel berhenti. Dia pun memilih untuk menutup sementara produksi selama delapan bulan terakhir. Sayangnya baru hari pertama berproduksi pabrik tersebut keburu terbakar.

"Hari ini kami mulai produksi lilin lagi dalam jumlah sedikit. Karena sisa produksi kami di akhir Januari 2020 lalu tinggal sedikit. Tiba-tiba terjadi musibah ini. Saya menduga ini akibat kurangnya perawatan selama pabrik ini ditutup," ungkapnya.  Sebelum api membesar ungkap Alit Wijaya dia bersama dua karyawan dan warga sekitar melakukan pemadaman secara manual. Selang setengah jam kemudian barulah tim Pemadam Kebakaran Kota Denpasar tiba di lokasi. Sayangnya saat itu api sudah membakar seisi pabrik.

"Ada enam unit mobil pemadam yang datang. Berkat kesigapan mereka juga sehingga tidak ada korban lainnya. Rumah warga sekitar semuanya selamat dari amukan api. Saya tidak tahu bagaimana kalau api itu tidak tertangani dengan baik," ungkapnya.

Terpisah Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi, mengungkapkan api berhasil dipadamkan pukul 12.50 Wita. Barang yang terbakar alat-alat produksi sterno, kompor gas 1 unit, 5 unit drum kosong, tabung gas LPG ukuran 12 kilogram, dan 1 unit sepeda gayung. "Dugaan sementara berdasarkan keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian kebakaran itu terjadi akibat korsleting listrik. Untungnya tidak ada korban luka-luka maupun meninggal dunia," ungkap Iptu Ketut Sukadi. *pol

Komentar