nusabali

Permainan Tradisional 'Lawan Corona' Semarakkan Hari Anak Sedunia

  • www.nusabali.com-permainan-tradisional-lawan-corona-semarakkan-hari-anak-sedunia

DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 membuat proses belajar mengajar dilakukan secara daring.

Di sisi lain, pandemi juga membuat anak-anak aktivitas bermainnya pun menjadi terbatas. Menyikapi situasi ini, maestro dongeng Made Taro memperkenalkan permainan tradisional ‘Lawan Corona.’

Permainan tradisional ini memeriahkan peringatan Hari anak Sedunia di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar, Jumat (20/11), yang dihadiri  Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. “Menjaga jarak itu sebetulnya bukan mengurangi pergaulan, itu hanya daya upaya untuk mengalahkan corona,” ujar Made Taro atau dikenal dengan sapaan Pekak Taro ini.

Permainan ‘Lawan Corona’ ini mengajarkan masyarakat mengenai edukasi Covid-19 yang dikemas dalam permainan tradisional anak-anak. Sekilas, permainan ini tampak seperti permainan lempar bola pada umumnya, di mana saat musik gamelan berhenti, anak yang menerima bola diberi ‘hukuman’ tertentu. Namun dalam permainan ini, anak yang menerima bola saat gamelan berhenti ceritanya menjadi orang yang terkena virus tersebut. Juga, seiring berjalannya permainan, bola yang digunakan semakin kecil dan tempo berhentinya musik juga semakin cepat. “Hal ini untuk menunjukkan bahwa Covid-19 merupakan virus yang sifatnya semakin lama semakin cepat menyebar,” kata Pekak Taro.

Dalam lagu yang dinyanyikan dalam permainan ini, juga diselipkan tentang protokol kesehatan. “Saya anjurkan 3M yaitu menutup hidung dan bibir, lalu mencuci tangan dan menjaga jarak,” kata Pekak Taro.

Dalam acara yang berlangsung secara semi virtual, 19-20 November 2020, juga dilakukan launching Video Panca Main yang merupakan hasil kerja sama antara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI). BPIP menyerahkan secara simbolis lima permainan tradisional Panca Main kepada Menteri Bintang. Permainan tersebut di antaranya Panca Gasing, Papancakan, Catur Teuku Umar, Bola Lima, dan Balap Jajar.

Panca Main Indonesia merupakan konsep yang bertujuan untuk membumikan permainan tradisional, yang memiliki beragam manfaat dan juga dinilai memiliki nilai-nilai Pancasila di dalamnya. “Dalam Konvensi Hak Anak itu sudah sangat jelas sekali ada lima klaster substantif yang harus dipenuhi untuk anak-anak yang ada di sebuah negara, termasuk Indonesia,” ujar Lenny Rosalin, Plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA.

“Karena Indonesia sudah meratifikasi, jadi kita harus memenuhi hak-hak anak, memberikan perlindungan khusus bagi anak-anak terutama 15 kategori anak yang memerlukan perlindungan khusus, yang dimanatkan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, jadi semuanya itu di dalam satu tujuan untuk melindungi 79,5 juta anak Indonesia atau sekitar 30,1 persen dari penduduk kita,” lanjutnya.

Beberapa manfaat yang didapatkan dari melakukan permainan tradisional, yakni manfaat kesehatan, di mana dengan bermain anak akan bergerak. Kemudian, bermain bersama teman, anak juga dapat meningkatkan rasa sosialnya dengan bekerja sama. *cr74

Komentar