nusabali

Ekspor Sektor Perikanan Tembus Rp51 T

  • www.nusabali.com-ekspor-sektor-perikanan-tembus-rp51-t

JAKARTA, NusaBali
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo mengatakan ekspor sektor perikanan sepanjang Januari-September 2020 sebesar US$3,67 miliar atau Rp51,8 triliun (kurs Rp14.136 per dolar AS).

Angkanya naik 7,92 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. "Apabila dilihat kinerja ekspor dari perikanan di tengah pandemi covid-19, patut bersyukur nilai ekspor Januari-September naik," ungkap Edhy dalam Jakarta Food Security Summit-5, seperti dilansir cnnindonesia.com, Kamis (19/11).

Edhy menyatakan pangsa pasar utama produk ekspor hasil perikanan hingga September 2020 adalah Amerika Serikat (AS), yakni 40,82 persen dari total ekspor sektor perikanan.

"Kemudian China 15,41 persen, Jepang 11,76 persen, negara ASEAN 11,67 persen, Uni Eropa 5,75 persen," tutur Edhy.

Dari sisi komoditas, Edhy bilang ekspor paling banyak adalah udang yang mencapai 39,78 persen dari total komoditas yang dijual ke luar negeri. Selanjutnya, ada tuna, cakalang, dan tongkol 14.07 persen.

Kemudian ekspor cumi, sotong, dan gurita sebesar 8,8 persen. Lalu ekspor rajungan atau kepiting sebesar 7,13 persen serta rumput laut 5,51 persen.

Meski naik, tapi Edhy mengakui masih ada beberapa tantangan dalam menjual produk perikanan ke luar negeri. Salah satunya, produk dari Indonesia dinilai belum memenuhi standar kualitas pasar Jepang.

"Ini pekerjaan rumah yang harus segera kami tangani," imbuh Edhy. Tantangan lainnya adalah masih tingginya tarif bea masuk untuk produk perikanan ke Jepang dan Uni Eropa hingga kebijakan AS yang memperketat kriteria dan kualitas produk impornya, seperti jaminan keamanan produk perikanan.

Edhy menyatakan Indonesia juga masih memiliki kendala dalam mengekspor produk perikanan ke beberapa negara lain, seperti Afrika, Timur Tengah, Rusia, dan Amerika Latin. Sebab, Indonesia belum memiliki perjanjian dagang bebas berupa comprehensive economic partnership agreement (CEPA), sehingga aksesnya belum terbuka secara maksimal ke negara-negara tersebut.

"Ini saya yakin kami perlu bimbingan Kementerian Luar Negeri untuk mempercepat dalam rangka terobos pasar ini. Saya yakin Indonesia bisa terobos pasar itu," pungkas Edhy. *

Komentar