nusabali

Desa Berembeng Kembangkan Sereh Wangi, Dijadikan Minyak Herbal

  • www.nusabali.com-desa-berembeng-kembangkan-sereh-wangi-dijadikan-minyak-herbal

TABANAN, NusaBali
Jangan biarkan lahan tidur di desa tidak termanfaatkan, karena potensi nilai keekonomiannya masih ada.

Begitulah yang dilakukan oleh warga Desa Berembang, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. Puluhan hektare lahan yang belum termanfaatkan kini ditanami bibit sereh wangi dan bibit tanaman lainnya untuk dijadikan bahan obat herbal.  “Selama ini lahan non produktif ditanami tanaman keras seperti sawo dan mangga, sekarang ditambah lagi dengan sereh wangi,” ungkap Camat Selemadeg I Putu Gede Wirawan, Selasa (17/11).

Dijelaskan oleh Gede Wirawan, lahan subak persawahan di Desa Berembeng mencapai 400 hektare, dan 50 hektare di antaranya termasuk kategori lahan tidur atau non produktif.  “Penanaman bibit sereh wangi ini dalam rangka memanfaatkan lahan tidur dan memberdayakan petani,” tambah Gede Wirawan.

Bagusnya, budidaya itu pun langsung diserap oleh pasar menyusul keterlibatan PT Usadha Bhakti Buana, selaku produsen organic herbal healing oil Minyak Belog,

Menandai kerjasama tersebut, founder Minyak Belog, Jero Mangku Belog menyerahkan 6.000 bibit sereh wangi dan 20.000 bibit tanaman lainnya kepada Camat Selemadeg I Putu Gede Wirawan dan Perbekel Desa Berembeng Nyoman Widastra  pada Selasa (17/11).

Kerjasama ini dinilai akan mampu memberikan sumber pendapatan baru bagi petani dan membantu kesejahteraan petani di tengah pandemi. “Kelemahan petani selama ini adalah hanya bisa menanam dan mengolah sawah saja tetapi tak punya kemampuan menjual hasil panennya,” kata Gede Wirawan..

Sementara itu  Perbekel Desa Berembeng I Nyoman Widastra menyatakan sebelumnya telah mengajak para petani membudidayakan 20.000 batang sereh wangi secara swadaya  dan mampu tumbuh dengan baik.

“Tahun depan kami wajib ikut lomba desa dengan program unggulan budidaya sereh wangi,” kata Widastra.

Sereh Wangi menurutnya juga bisa ditanam sebagai tabulampot di setiap pekarangan rumah untuk mengusir nyamuk. “Karena setiap tahun di sini ada wabah demam berdarah, maka dengan menanam sereh wangi juga bisa mengusir nyamuk,” imbuh Widastra.

Hasil panen petani sereh wangi nantinya akan diambil , diolah dan dipasarkan sebagai Minyak Belog ke kabupaten/kota di Bali bahkan hingga ke seluruh Indonesia. Sentra sereh wangi di Desa Berembeng itu pun punya potensi menjadi objek agrowisata. Rancangannya, di desa ini juga akan didirikan mesin penyulingan sereh wangi sehingga menjadi sebuah destinasi menarik bagi pelajar, mahasiswa dan wisatawan. “Ya, mereka bisa diajak tur keliling desa untuk melihat kebunnya. Bila pihak desa nanti mampu memproduksi sendiri minyaknya, kami akan bantu mencarikan buyer atau pembelinya,” kata Jro Mangku Belog.

Lulusan IPB Bogor yang bernama asli Drh I Made Haribhawa ini memaparkan filosofi Belog dalah kembali kepada alam dan kesadaran, ”Belog itu singkatan dari, be life zero to greatness. Kembali ke nol, nol bukanlah kosong, tetapi kembali ke hakekat mendasar. Kembali ke alam, kembali ke Ibu, kembali ke bumi dan kembali kepada kesadaran, sesadar-sadarnya. Back to nature, natural healthy mankind (umat manusia sehat alami),” tutur Jro Mangku Belog.

Minyak Belog disebutkan memiliki khasiat ampuh untuk menjaga kesehatan dan penyembuhan berbagai macam penyakit. Selain itu meningkatkan energi dan daya tahan tubuh manusia. “Proses pembuatan Minyak Belog ini merupakan perwujudan pemeliharaan dan melanjutkan tradisi warisan luhur budaya Usadha Bali Kuno yang merupakan bagian dari Ayurvedic dan mempunyai khasiat penyembuhan penyakit dari unsur sekala lan niskala dari komposisi ramuan herbal di dalam proses pembuatannya,” terang Jero Mangku Belog.

Untuk diketahui komposisi Minyak Belog antara lain minyak kelapa (Cocos nucifera), cengkeh (Syzygium aromaticum), sereh wangi (Cymbopogan nardus), pule pandak (Rauwalfia serpentine), nagasari (Mesua ferrea), legundi (Vitex trifolia) dan berbagai ramuan herbal lainnya.

Sementara itu Dewan Komisaris PT Usadha Bhakti Buana Dewa Putu Anom Putra menyatakan penanaman sereh wangi di Berembeng sejalan dengan visi misi perusahaan yang bukan hanya meningkatkan kesehatan, melainkan kesejahteraan masyarakat juga.

Sedangkan Dewan Komisaris lainnya, Made Sukarma menambahkan, konsep ramah lingkungan juga diterapkan. “Kami berusaha meniadakan bahan dari plastik dan menggunakan botol kaca,” kata Sukarma yang sebelumnya dikenal mengembangkan resto vegetarian Tri Hita ini.*mao

Komentar