nusabali

Terbakar Tengah Malam, Restoran Tepi Pantai Ludes

Kuda dan Onta Berhasil Diselamatkan dari Amukan Api

  • www.nusabali.com-terbakar-tengah-malam-restoran-tepi-pantai-ludes

DENPASAR, NusaBali
Kebakaran hebat melanda Restoran Dream Island yang berada di pinggir Pantai Mertasari, Jalan Suka Merta, Desa Adat Intaran, Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, pada Selasa (17/11) pukul 21.00 Wita.

Dugaan awal kebakaran itu dipicu korsleting listrik. Staf Desa Adat Intaran yang bertugas memantau lokasi restoran tersebut, Wayan Suta ditemui di lokasi kejadian, Rabu (18/11) pagi mengatakan kebakaran itu pertama kali diketahui oleh salah seorang satpam yang jaga di pantai. Pada saat diketahui terjadi kebakaran api sudah membesar dan sudah membakar atap alang-alang dari bangunan yang berbahan dasar kayu itu.

Peristiwa tersebut dilaporkan oleh pihak Desa Adat Intaran yang merupakan pengelola restoran tepi pantai yang banyak dikunjungi wisatawan tersebut ke pemadam kebakaran Kota Denpasar. Celakanya, saat regu pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian, mobil pemadam tidak bisa mendekati titik api. Mobil hanya bisa berada pada jarak sekitar 50 meter.

Posisi saat itu restoran sudah ditutup dan tidak ada penjaga di lokasi kejadian. Untungnya kebakaran itu cepat ditangani oleh regu pemadam kebakaran Kota Denpasar. Sehingga kandang kuda dan onta yang berada di sebelah selatan restoran itu luput dari amukan api. Seekor kuda dan seekor onta pun selamat.

"Akses masuk untuk mobil menuju ke sini (ke restoran) tidak memadai. Sehingga regu pemadam harus menyambung selang. Berkat kesigapan petugas pemadam meski menghadapi kendala, api tetap bisa ditangani dengan baik," ungkap Wayan Suta.

Akibat amukan api bangunan berusia 3 tahun itu bersama isinya tak tersisa. Hanya beberapa tiang bangunan saja yang tersisa. Tiang kayu itupun sudah tak layak dipakai lagi karena sebagian terbakar. Bahkan hingga siang kemarin masih ada sisa bara api yang membakar puing bangunan tersebut.

Wayan Suta mengatakan selama pandemi Covid-19 restoran itu tidak dibuka maksimal seperti sebelumnya. "Dugaannya kebakaran ini terjadi akibat korsleting listrik. Sesaat sebelum kebakaran terjadi hujan. Dugaannya ada air hujan masuk ke panel listrik," ungkap Wayan Suta.

Wayan Suta mengaku restoran tersebut direncanakan dibuka normal akhir bulan November ini. Selama ini restoran itu tidak dibuka maksimal selain karena Covid-19 juga karena sedang ada pergantian pengurus pengelola. Dikatakan sebelumnya restoran itu dikelola oleh orang luar. Kini langsung dikelola oleh tim dari Desa Adat Intaran yang merupakan kerama setempat.

Persiapan dibuka normal akhir bulan ini, seminggu terakhir mereka sudah melakukan inventarisir barang dan masalah keamanan termasuk soal alat pemadam kebakaran. Sayangnya semua belum terealisasi restoran tersebut keburu terbakar.

"Sejak pergantian pengurus itu sudah tidak ada karyawan. Yang ada adalah tim dari desa. Kami buka pada siang hari. Itupun tidak maksimal. Tujuannya untuk memperkenalkan kepada pengunjung. Baru seminggu belakangan kami inventaris barang persiapan dibuka secara normal akhir bulan ini," tandasnya.

Wayan Suta mengaku belum bisa taksir besaran kerugian akibat peristiwa tersebut. Yang jelas kata dia kejadian itu menghilangkan pemasukan dari Desa Adat Intaran dari usaha restoran di tempat tersebut. "Tantangan kami ke depan adalah bagaiman menata kembali tempat ini menjadi lebih baik. Untungnya yang terbakar hanya bangunan restoran saja. Bangunan lainnya selamat dari amukan api," ungkap Wayan Suta. *pol

Komentar