nusabali

Dibutuhkan Pasar Lokal, Kerajinan Anyaman Bertahan

  • www.nusabali.com-dibutuhkan-pasar-lokal-kerajinan-anyaman-bertahan

DENPASAR,NusaBali
Tak semua sektor kerajinan terpuruk akibat pandemi Covid-19. Kerajinan anyaman bambu, yakni sokasi kepe sok besek nampan nyiru hingga kukusan tetap eksis.

Barang-barang itu memang dibutuhkan pasar lokal atau warga Bali, sehingga kerajinan tersebut relatif tahan dari terpaan pandemi Covid-19.

Ni Komang Sumariani, perajin anyaman bambu di Bangli menyatakan, dirinya masih tetap berproduksi menganyam bambu. “Ini pekerjaan sehari-hari,” ujar Sumariani, di  Dusun Tanggahan Peken Desa Sulahan Kecamatan Susut, Bangli Kamis (16/11).  

Menurut Sumariani, bukan hanya dirinya sendiri menekunu kerajinan anyaman bambu. Namun di Tanggahan Peken, banyak perajin anyaman bambu. Bahan baku tidak ada masalah bagi perajin. Karena di sekitar Tanggahan Peken  masih banyak rumpun bambu tumbuh luas.

Hal senada disampaikan perajin lainnya. “ Ya karena sokasi dan lainnya dibutuhkan. Apalagi menjelang rerahinan lebih ramai pemasarannya,” ujar perajin lain.

Namun untuk ekspor diakui memang berkurang. Hal itu keterbatasan kargo dan pembatasan penerbangan. “Kalau ekspor agak sulit sekarang. Dulu sampai kekurangan barang untuk dikirim,” ujar perajin itu, yang tak ingin namanya masuk koran.

Dari pantauan aktivitas kerajinan anyaman di dua lokasi di Tanggahan Peken dan Kayubihi Kamis siang kemarin menunjukkan aksisnya kerajinan anyaman bamboo tersebut. Aktivitas menganyam  dilakukan banyak warga. Demikian juga bongkar muat produk anyaman bamboo di dua tempat pembuatan anyaman bamboo tersebut. *K17

Komentar