nusabali

Pelanggaran Social Distancing Dituding Jadi Pemicu

Positif Covid-19 di Denpasar Fluktuatif, Kemarin Tambah 16 kasus

  • www.nusabali.com-pelanggaran-social-distancing-dituding-jadi-pemicu

DENPASAR, NusaBali
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Denpasar sebut pemicu kenapa kasus Covid-19 di Kota Denpasar mengalami fluktuasi, karena belum tertibnya pelaksanaan protokol kesehatan (Prokes), seperti penerapan social distancing (jaga jarak) dengan teman, kerabat, maupun keluarga saat berkumpul lebih dari tiga orang.

Juru Bicara GTPP Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, saat dihubungi, Senin (16/11) mengungkapkan saat ini dari progress razia prokes yang dilakukan tim yustisi sudah cukup menurunkan angka pelanggaran di Kota Denpasar. Khususnya pemakaian masker, ketaatan masyarakat dalam pemakaian masker di Kota Denpasar mencapai 90 persen.

Walaupun sudah mencapai 90 persen, namun ada sebanyak 10 persen yang masih tidak taat tanpa menggunakan masker. Bahkan, tim Yustisi masih menindak 8-10 pelanggar setiap harinya. "Pemakaian masker sih sudah mencapai 90 persen, masih ada 10 persen belum taat dan kedapatan tidak menggunakan masker," jelasnya.

Kendati sudah taat pemakaian masker, namun yang menjadi pemicu fluktuatifnya kasus di Kota Denpasar malah social distancing. Di mana, masyarakat di Kota Denpasar sangat susah tertib dengan satu prokes tersebut. Dari beberapa kali peningkatan kasus, Dewa Rai mengatakan selalu pemicunya adalah upacara adat, libur panjang, dan demonstrasi yang biasanya menjadi kerumunan masyarakat.

Menurut Dewa Rai, selama masyarakat belum menyadari dan belum taat social distancing, kasus di Kota Denpasar bakal terus ada dan fluktuatif. "Ya memang itu kendala kami, masyarakat belum bisa disiplin social distancing. Saat mereka berkumpul dengan teman, kerabat saat libur panjang atau demonstrasi itu merupakan klaster. Karena di dalam kerumunan itu kemungkinan ada penyebaran virus ditambah tanpa masker," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Dewa Rai mengaku tim satgas dan yustisi selain juga melakukan razia juga melakukan sosialisasi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

Sebab, jika mereka tidak disiplin maka kasus akan terus fluktuatif. Apalagi dalam sehari, Senin kemarin kasus di Kota Denpasar bertambah sebanyak 16 kasus dengan jumlah kesembuhan sebanyak 17 orang. Sementara total jumlah kasus di Kota Denpasar sebanyak 3.512 kasus, pasien sembuh sebanyak 3.275 orang (93,25 persen), pasien masih dalam perawatan sebanyak 156 pasien (4,45 persen), dan meninggal sebanyak 81 orang (2,30 persen). *mis

Komentar