nusabali

Gianyar Pertama Cairkan Hibah Pariwisata

  • www.nusabali.com-gianyar-pertama-cairkan-hibah-pariwisata

Penerima dana hibah terbesar Hotel Mandapa A Ritz Carlton di Jalan Raya, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Rp 3.445.042.809.

GIANYAR, NusaBali
Gianyar menjadi kabupaten pertama di Indonesia mencairkan dana hibah pariwisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)

RI. Penyerahan secara simbolis dana hibah ini kepada wajib pajak hotel dan restoran  di Gianyar dilakukan Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra di Rumah Luwih, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Senin (16/11).

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Gianyar I Made Mahayastra juga membuka acara Bimbingan Teknis Program Cleanliness, Healt, Safety, Environmet (CHSE) bagi pelaku usaha hotel dan restoran. Acara ini menghadirkan narasumber dari Kemenparekraf RI Anak Agung Gde Putra.

Usai penyerahan hibah pariwisata, Bupati Mahayastra menjelaskan dari 583 hotel dan restoran yang lolos verifikasi, 160 diantaranya sudah menerima transfer dana hibah. Nilai dana sekitar Rp 40 miliar lebih masuk ke rekening masing-masing hotel. Nominal dana hibah tiap hotel berbeda-beda. Penerima dana hibah terbesar Hotel Mandapa A Ritz Carlton di Jalan Raya, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Rp 3.445.042.809. Sedangkan kategori restoran penerima dana hibah tertinggi Four Seasons Resort di Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Rp 1.400.442.932. “Pencairan dana hibah ini Rp 40 miliar, sudah mendekati 50 persen. Tinggal SPJ dari pihak penerima. Kami akan amprah lagi pencairan tahap kedua. Sehingga tuntas Rp 135 miliar bisa dicairkan pada yang berhak menerima,” jelas Mahayastra.

Bupati Mahayastra berharap, dana hibah pariwisata ini bisa dipergunakan dengan baik. “Bisa dipergunakan untuk biaya operasional usaha. Seperti bayar listrik, gaji pegawai, perbaikan hotel dan lain-lain. Saya yakin hibah akan sangat membantu bagi pengusaha,” ujarnya.

Bupati Mahayastra mengatakan tidak ada skala prioritas dalam pencairan dana hibah. “Yang dapat Rp 1 juta pun, kalau sudah penuhi syarat pasti kami transfer,” ujarnya. Dirinya berharap, dengan dana hibah ini pelaku usaha hotel dan restoran bisa bertahan. “Karena tidak dipungkiri, perusahaan besar dengan jumlah karyawannya di atas 800 akan sulit bertahan dalam situasi sulit. Kami berharap mereka bisa bertahan beberapa bulan lagi. Karena situasi pasti akan normal kembali sehingga bisa eksis kembali,” kata Mahayastra.

Dari 1.850 hotel dan restoran di Gianyar yang diajukan untuk menerima dana hibah pariwisata, baru 583 yang lolos verifikasi. Sisanya, lagi 1.276 hotel dan restoran diberikan waktu sampai 15 Desember 2020 untuk memenuhi persyaratan. Sehingga total dana hibah pariwisata untuk pelaku usaha hotel dan restoran sebesar Rp.94.595.627.000 atau sebesar 70 persen dari Rp 135.136.610.000 bisa segera ditransfer. "Minggu depan harus sudah clear," ujar Mahayastra.

Selesai penyerahan hibah, juga dilaksanakan acara bimbingan teknis dan sosialisasi CHSE. Bimbingan teknis dan sosialisasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pelaku usaha hotel, restoran, dan pengelola obyek wisata tentang Program CHSE.

Program Sertifikasi CHSE atau Sertifikat Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan, merupakan salah satu strategi menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru di sektor usaha hotel dan restoran. Melalui standardisasi CHSE pelaku usaha hotel dan restoran harus meningkatkan protokol kesehatan di lokasi usahanya, dengan demikian dapat memenuhi tuntutan konsumen ketika kegiatan kepariwisata di Bali dibuka kembali.

Pelaku usaha hotel, restoran, dan pengelola obyek wisata yang sudah mendapatkan Sertipikat CHSE berhak menempatkan logo “I Do Care” di tempat usahanya. Logo tersebut akan menjadi media promosi dan peningkatan daya saing serta menjadi penanda bagi konsumen bahwa usaha hotel, restoran dan obyek wisata yang akan dikunjungi sudah menerapkan protokol kesehatan yang ditentukan oleh pemerintah.*nvi

Komentar